Berita

Ilustrasi/Net

Dunia

Nasib Perusahaan Asing di China Semakin Tidak Pasti

SABTU, 06 JANUARI 2024 | 07:20 WIB | LAPORAN: HANI FATUNNISA

Sepanjang tahun 2023, perusahaan-perusahaan asing multinasional yang berdiri di China menghadapi dilema dan ketidakpastian seiring dengan perkembangan politik luar negeri.

Mengutip laporan VOA pada Jumat (5/1), China disebut melakukan peningkatan pengawasan terhadap perusahaan Barat, yang membuat investor internasional semakin khawatir.

Direktur Program Urusan Korporat China di Eurasia Group, Anna Ashton, mengatakan bahwa ketegangan geopolitik dengan Amerika Serikat menyebabkan China mengubah beberapa aturan bisnisnya.


Perubahan itu membuat lingkungan bisnis bagi perusahaan global menjadi semakin tidak pasti.

“Respon China terhadap tantangan keamanan nasional dan geopolitik mengakibatkan lingkungan menjadi kurang aman bagi perusahaan asing,” jelas Ashton, seperti dikutip dari ANI News pada Jumat (5/1).

Aston menyebut kondisi ekonomi China yang melemah setelah pandemi Covid-19 juga menjadi pendorong utama yang mempersulit lingkungan bisnis bagi perusahaan asing.

"Lemahnya perekonomian Tiongkok mungkin juga membuat para pengusaha asing waspada," tambahnya.

Pada 14 Desember, Bank Dunia memperkirakan tingkat pertumbuhan  China sebesar 5,2 persen tahun ini akan melambat menjadi 4,5 persen pada tahun 2024, turun dari 4,8 persen yang diperkirakan pada bulan April dan 4,3 persen pada tahun 2025.

Selain itu, penerapan amandemen Undang-Undang Kontra-Spionase China yang diterapkan sejak 1 Juli lalu, turut membuat bisnis internasional gusar.

Pasalnya, apa yang dianggap sebagai aktivitas bisnis normal oleh perusahaan, seperti riset pasar, bisa menjadi aktivitas kriminal oleh pemerintah China.

Tantangan tersebut membuat beberapa perusahaan multinasional di China kembali mempertimbangkan untuk pindah dari pasar di negara itu.

Misalnya perusahaan konsultan teknologi, Forrester Research, memutuskan untuk menutup kantornya di China Mei tahun lalu.

Kemudian di bulan Juni, Grup Gerson Lehrman yang awalnya berencana memperluas operasinya di China, saat ini mulai melakukan PHK.

Pada November 2023, raksasa manajemen aset AS Vanguard Group dan firma jajak pendapat konsultan manajemen Gallup mengumumkan bahwa mereka akan menutup operasi mereka dan menarik diri dari China.

Bahkan perusahaan-perusahaan yang sangat bergantung pada sektor manufaktur China, seperti Apple, memindahkan sebagian jalur produksi mereka ke negara-negara seperti India dan Vietnam.

Populer

Mahfud MD soal Bencana Sumatera: Menyuruh Pejabat Mundur Tidak Relevan

Rabu, 10 Desember 2025 | 05:53

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

OTT Beruntun! Giliran Jaksa di Bekasi Ditangkap KPK

Kamis, 18 Desember 2025 | 20:29

Tamparan bagi Negara: WNA China Ilegal Berani Serang Prajurit TNI di Ketapang

Sabtu, 20 Desember 2025 | 09:26

Tunjuk Ara di Depan Luhut

Senin, 15 Desember 2025 | 21:49

UPDATE

Polres Tangsel Diduga Gelapkan Barbuk Sabu 20 Kg

Minggu, 21 Desember 2025 | 02:07

Pemberhentian Ijeck Demi Amankan Bobby Nasution

Minggu, 21 Desember 2025 | 01:42

Indonesia, Negeri Dalam Nalar Korupsi

Minggu, 21 Desember 2025 | 01:05

GAMKI Dukung Toba Pulp Lestari Ditutup

Minggu, 21 Desember 2025 | 01:00

Bergelantungan Demi Listrik Nyala

Minggu, 21 Desember 2025 | 00:45

Komisi Percepatan Reformasi Polri Usul Polwan Dikasih Jabatan Strategis

Minggu, 21 Desember 2025 | 00:19

Putin Tak Serang Negara Lain Asal Rusia Dihormati

Minggu, 21 Desember 2025 | 00:05

Ditemani Kepala BIN, Presiden Prabowo Pastikan Percepatan Pemulihan Sumatera

Sabtu, 20 Desember 2025 | 23:38

Pemecatan Ijeck Pesanan Jokowi

Sabtu, 20 Desember 2025 | 23:21

Kartel, Babat Saja

Sabtu, 20 Desember 2025 | 23:03

Selengkapnya