Calon wakil Presiden nomor urut 3, Mahfud MD/Net
Platform media sosial TikTok dan Instagram dimanfaatkan calon wakil Presiden nomor urut 3, Mahfud MD, untuk berinteraksi dengan masyarakat. Melalui siaran langsung, Mahfud membahas sosok Bung Hatta yang sangat anti korupsi.
Dikatakan Mahfud, penting untuk mengenang kembali semangat kepemimpinan yang sangat anti korupsi dari Bung Hatta. Bahkan, Bung Hatta tidak mampu membeli sepatu Bally yang diinginkan walau sudah menabung.
"Bung Hatta ketika jadi Wakil Presiden ingin membeli sepatu Bally, dia mengambil gambar sepatu Bally di koran, dia letakkan di mejanya suatu saat saya akan membeli sepatu mahal ini," cerita Mahfud MD dikutip, Rabu (3/1).
"Dia menyimpan uang dari gajinya setiap bulan menyimpan, tapi sampai wafat beliau tidak mampu membeli sepatu Bally itu," sambungnya.
Suatu saat, Mahfud menyampaikan, Bung Hatta tahu akan ada devaluasi rupiah atau perubahan kurs rupiah dengan Dollar. Jadi, begitu diumumkan nilai rupiah yang tadinya seribu menjadi satu. Mahfud menekankan, kalau mau tentu Bung Hatta bisa korupsi.
Sebelum diumumkan jam 12 malam, Hatta bisa menukar uang yang miliki ke Dollar atau membeli barang-barang bagus. Tapi, Hatta menyimpan uang itu sampai jam 00.00 dan diumumkan, sehingga uang yang tadinya Rp1.000 hanya menjadi Rp1.
"Bung Hatta tidak. Itu yang dilakukan, sehingga beliau tidak mampu membeli sepatu, membelikan baju untuk istrinya yang Ibu Wapres, Ibu Rachmi Hatta. Itu yang kita kenal dari Bung Hatta," ujar Mahfud.
Bersama Bung Karno, kata Mahfud lagi, Bung Hatta merupakan tokoh pendiri Indonesia. Sebab, mereka menandatangani Proklamasi 17 Agustus 1945 dan mengatasnamakan bangsa Indonesia yang disetujui Founding Father lainnya.
"Saudara, ada banyak, Bung Karno sudah sering saya ceritakan, mari sekarang, khususnya bagi Gen Z dan Milenial, ini penting karena Anda akan jadi pewaris," kata Mahfud.
Mahfud menyampaikan, saat itu Bung Karno memang terus mempelopori perjuangan di dalam negeri. Tapi, Bung Hatta yang sekolah di Belanda terus menghimpun mahasiswa dan pelajar untuk meneriakkan perjuangan.
Begitu pulang, Bung Hatta terus melanjutkan perjuangan sampai pernah di penjara, dan pada akhirnya menjadi proklamator bersama Bung Karno. Soal sosoknya, Mahfud menilai, Bung Hatta merupakan pemimpin yang visioner.
"Bung Hatta sosok pemimpin yang visioner, dia memandang Indonesia ke depan itu seperti apa, yaitu Indonesia yang demokratis, berkeadaban, adil dan makmur," pungkasnya.