Berita

Cawapres nomor urut 2 Gibran Rakabuming Raka debat cawapres yang berlangsung di Jakarta Convention Center (JCC), Jakarta Pusat, pada Jumat malam (22/12)/Ist

Publika

Kirain Belimbing Sayur

OLEH: ANDRE VINCENT WENAS
MINGGU, 24 DESEMBER 2023 | 05:37 WIB

MELONGO terkaget-kaget. Nggak nyangka, kirain belimbing sayur, nggak tahunya durian musang king!

Begitu komentar penonton debat cawapres yang berlangsung di Jakarta Convention Center (JCC), Jakarta Pusat, pada Jumat malam (22/12).

Debat cawapres kemarin tampaknya lebih berbobot dibanding debat capres sebelumnya. Lagi-lagi komentar teman-teman yang lebih senior dan tentu jauh lebih pandai dari saya. Saya pun manggut-manggut menyimak para cerdik pandai berdiskusi.


Slepetnomics dari Cak Imin yang hanya ramai di kulit tanpa ada isinya. Apa-apa mau dislepet. Ah sudahlah. Sementara Prof Mahfud MD yang berpengalaman itu banyak bercerita tentang laporan-laporan yang masuk ke meja kerjanya.

Betapa susah dan rumitnya permasalahan hukum yang mesti Prof Mahfud hadapi di lapangan. Deskriptif dan sangat bagus untuk studi kasus di fakultas hukum. Urus negara memang nggak gampang. Masih banyak PR yang mesti diselesaikannya sebagai Menkopolhukam.

Sementara si belimbing sayur dengan lincah dan enteng berbicara tentang apa saja yang jadi harapan anak-anak muda (dan orang tua dari anak-anak muda itu).

Terasa betul proksimitas dari narasi tentang harapan Gibran dengan ekspektasi anak-anak muda, dan -- sekali lagi -- dengan kegelisahan orang tua dari anak-anak muda itu.

Soal program cyber security, pinjol, dan digitalisasi serta isu lingkungan. Gibran memaparkan apa yang sudah dilakukannya di Solo Technopark. Itu bisa jadi referensi. Dan untung saja Gibran tidak mengeluhkan hambatan yang sedang dialami bangsa ini gegara korupsi BTS yang triliunan itu.

Entah Cak Imin mesti ngomong apa soal Nasdem dan Johny Plate? Dan Prof Mahfud harus membela Puan Maharani gegara perusahan suaminya terlibat dan sudah terbukti bersalah. Sekali lagi, sudah terbukti bersalah di pengadilan, dan dirutnya pun sudah masuk penjara.  

Soal menaikkan rasio pajak (tax ratio) yang tentu saja beda dengan soal menaikkan pajak. Ya ini sebetulnya agak menggelikan, lantaran ditanyakan di sebuah forum debat tingkat tinggi.

Sementara menanggapi soal IKN, jawaban Gibran pamungkas. IKN ini bukan hanya membangun bangunan pemerintah. Tapi juga sebagai simbol pemerataan pembangunan. Simbol transformasi pembangunan di Indonesia. Pembangunan yang Indonesia sentris, bukan Jakarta sentris.

Akhirnya ada yang mengaku, dikira cupu ternyata suhu. Dikira planga-plongo, tapi sekalinya nge-rush langsung MVP (most valuable player).  Harus kita akui Gibran berhasil mendominasi debat cawapres. Ia mewakili generasi muda Indonesia yang punya visi dan misi yang konkret untuk membangun bangsa. Bukan sekedar jargon dan pintar memainkan kata tapi kosong makna.

Gibran jadi trending topik di X (dulu Twitter) lantaran performanya yang cerdas dan memukau. Survei medsosnya Metro TV menunjukkan keunggulan performanya. Dengan pertanyaan, Siapa cawapres yang paling anda pahami penjelasannya? Muhaimin Iskandar 18%, Gibran Rakabuming Raka 75%, Mahfud MD 7%.

Lalu pertanyaan berikutnya, gagasan dalam bidang ekonomi siapa yang paling realistis untuk diterapkan untuk kesejahteraan rakyat Indonesia? Muhaimin Iskandar 7%, Gibran Rakabuming Raka 92%, Mahfud MD 1%.

Siapa cawapres yang paling terkontrol emosinya? Muhaimin Iskandar 4%, Gibran Rakabuming Raka 90%, Mahfud MD 1%. Begitu hasil monitoring Metro TV milik Surya Paloh, Ketua Umum Partai Nasdem.

Untuk menuju Indonesia Emas memang dibutuhkan Generasi Emas, kita butuh future talents yang menguasai future skills. Tentu butuh dana (anggaran), maka Gibran bicara soal pembentukan Badan Penerimaan Negara yang dikomandoi oleh presiden.

Debat cawapres malam itu begitu singkatnya, tapi Gibran telah memantik beberapa ide progresif yang perlu kita dalami lebih lanjut.

Penulis adalah Direktur Eksekutif Lembaga Kajian Strategis Perspektif (LKSP) Jakarta




Populer

Bobby dan Raja Juli Paling Bertanggung Jawab terhadap Bencana di Sumut

Senin, 01 Desember 2025 | 02:29

NU dan Muhammadiyah Dikutuk Tambang

Minggu, 30 November 2025 | 02:12

Padang Diterjang Banjir Bandang

Jumat, 28 November 2025 | 00:32

Sergap Kapal Nikel

Kamis, 27 November 2025 | 05:59

Peluncuran Tiga Pusat Studi Baru

Jumat, 28 November 2025 | 02:08

Bersihkan Sisa Bencana

Jumat, 28 November 2025 | 04:14

Evakuasi Banjir Tapsel

Kamis, 27 November 2025 | 03:45

UPDATE

Tragedi Nasional dari Sumatra dan Suara yang Terlambat Kita Dengarkan

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:44

Produktivitas Masih di Bawah ASEAN, Pemerintah Susun Langkah Percepatan

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:41

Lewat Pantun Cak Imin Serukan Perbaiki Alam Bukan Cari Keributan

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:38

Bank Mandiri Sabet 5 Penghargaan BI

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:27

Liga Muslim Dunia Siap Lobi MBS untuk Permudah Pembangunan Kampung Haji Indonesia

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:18

Banjir Rob di Pesisir Jakarta Berangsur Surut

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:13

RI–Timor Leste Sepakat Majukan Koperasi

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:08

Revisi UU Cipta Kerja Mendesak di Tengah Kerusakan Hutan Sumatera

Jumat, 05 Desember 2025 | 14:57

Bahlil Telusuri Dugaan Keterkaitan Tambang Martabe dengan Banjir Sumut

Jumat, 05 Desember 2025 | 14:48

BI: Cadangan Devisa RI Rp2.499 Triliun per Akhir November 2025

Jumat, 05 Desember 2025 | 14:39

Selengkapnya