Presiden Rusia, Vladimir Putin/Net
Jelang pergantian tahun 2024, Presiden Rusia Vladimir Putin mengaku siap berbicara tentang nasib perang Ukraina jika lawannya itu juga setuju untuk melakukannya.
Dalam pidatonya pada Selasa (19/12), Putin menyampaikan kesiapan Rusia untuk menggelar dialog damai dengan Ukraina beserta sekutu Barat-nya, termasuk Amerika Serikat.
Kendati demikian dia ragu apakah Ukraina setuju untuk menempuh jalan damai. Sebab, kata Putin, Rusia akan tetap memperjuangkan kepentingannya dalam negosiasi tersebut.
"Dengan sikap agresif yang ditunjukkan Ukraina bersama sekutu Eropa dan Amerika Serikat-nya, apakah mereka menginginkan negosiasi? Biarkan saja. Rusia akan tetap melakukannya berdasarkan kepentingan kami," tegasnya, seperti dimuat
Reuters.
Pernyataan itu dikemukakan Putin selama berbicara pada pertemuan Kementerian Pertahanan Rusia yang dihadiri oleh petinggi militer, termasuk Menteri Pertahanan Sergei Shoigu dan Jenderal Valery Gerasimov, kepala staf umum, serta Direktur Dinas Keamanan Federal (FSB) Alexander Bortnikov.
Dalam kesempatan itu, Menhan Rusia melaporkan peningkatan produksi pertahanan sejak perang Ukraina meletus Februari 2022. Di mana produk tank naik 5,6 kali lipat, drone 16,8 kali lipat, dan peluru artileri sebesar 17,5 kali lipat.
Shoighu menambahkan, pihaknya telah merekrut 490.000 tentara kontrak dan sukarelawan pada tahun 2023.
"Tahun depan, Rusia akan mencoba meningkatkan jumlah tentara kontrak tersebut menjadi 745.000 orang," pungkasnya.