Berita

Presiden Laos Thongloun Sisoulith dan President Korea Utara, Xi Jinping/Net

Dunia

Jika Gagal Bayar Utang, Aset-aset Berharga Laos Bisa Disita China

SENIN, 13 NOVEMBER 2023 | 19:30 WIB | LAPORAN: HANI FATUNNISA

Stabilitas perekonomian Laos semakin terancam setelah negara yang bergulat dengan krisis utang itu meningkatkan jumlah pinjaman ke China.

Mengutip Pardafas pada Senin (13/11), Laos dikhawatirkan tidak mampu memenuhi kewajibannya untuk membayar utang dan itu akan berdampak pada kondisi keuangan negara tersebut.

Sejak akhir tahun 2013, China muncul sebagai investor asing terbesar di Laos. Melalui program Belt and Road Initiative (BRI), pinjaman Viantiane kepada Presiden Xi Jinping semakin menumpuk untuk membiayai proyek-proyek penting seperti kereta api, jalan raya, bendungan, hingga pembangkit listrik tenaga air.

"Pinjaman besar-besaran ini telah melambungkan utang publik Laos hingga lebih dari 100 persen PDB-nya," ungkap laporan tersebut.

Dana Moneter Internasional (IMF) memperkirakan utang publik Laos akan mencapai 122 persen PDB pada tahun ini, mayoritas sumber utang berasal dari kesepakatan BRI.

Tantangan perekonomian yang semakin parah adalah Laos menghadapi inflasi yang melonjak dan krisis mata uang.

Mata uang Laos bernama "Kip" telah mengalami depresiasi yang signifikan terhadap dolar AS, sehingga memicu kekhawatiran terhadap stabilitas perekonomian negara secara keseluruhan.

Pemerintah Laos telah menerapkan berbagai langkah sebagai respons, termasuk kenaikan suku bunga, penerbitan obligasi, dan kolaborasi dengan Bank Pembangunan Asia dalam praktik pengelolaan utang.

Namun, upaya-upaya ini mungkin hanya memberikan keringanan jangka pendek tanpa adanya perjanjian pengurangan utang yang pasti dengan China, para analis memperingatkan.

Seorang Profesor di Universitas Tokyo, Toshiro Nishizawa menyarankan agar Laos menegosiasikan regulasi pembayaraan utang dengan China sebelum mengajukan pinjaman.

"Hal ini dapat mencakup pengurangan utang berdasarkan nilai bersih sekarang, perpanjangan periode pembayaran, penurunan suku bunga, atau bahkan pendekatan inovatif seperti pertukaran utang untuk iklim," ungkapnya.

Meski China telah memberikan keringanan, tetapi menurut peneliti senior di Pusat Pembangunan Indo-Pasifik Lowy Institute, Mariza Cooray, kekhawatiran tentang jebakan uang China tetap ada.

"China bisa menyita aset-aset berharga di Laos jika negara itu gagal membayar utang," ujarnya.

Ekonomi senior World Bank Laos, Pedro Martins menggarisbawahi pentingnya keberhasilan renegosiasi utang dengan semua kreditor, tidak hanya China.

"Hasil negosiasi yang sedang berlangsung di Laos, baik dengan China maupun kreditur lainnya, akan memainkan peran penting dalam menentukan arah perekonomian negara tersebut," paparnya.

Populer

Besar Kemungkinan Bahlil Diperintah Jokowi Larang Pengecer Jual LPG 3 Kg

Selasa, 04 Februari 2025 | 15:41

Viral, Kurs Dolar Anjlok ke Rp8.170, Prabowo Effect?

Sabtu, 01 Februari 2025 | 18:05

Prabowo Harus Pecat Bahlil Imbas Bikin Gaduh LPG 3 Kg

Senin, 03 Februari 2025 | 15:45

Bahlil Gembosi Wibawa Prabowo Lewat Kebijakan LPG

Senin, 03 Februari 2025 | 13:49

Pengamat: Bahlil Sengaja Bikin Skenario agar Rakyat Benci Prabowo

Selasa, 04 Februari 2025 | 14:20

PDIP: Pemecatan Ubedilah adalah Upaya Pembungkaman KKN Jokowi

Jumat, 31 Januari 2025 | 10:11

Pria Tanpa Identitas Bunuh Diri Usai Terjun Bebas dari Lantai 5 Mal Ciputra

Selasa, 28 Januari 2025 | 22:33

UPDATE

Polri Bungkam soal Isu AKBP Hendy Halangi Penangkapan Harun Masiku

Sabtu, 08 Februari 2025 | 01:10

Pesta Rakyat Bertabur Artis Ramaikan Malam Puncak HUT ke-17 Gerindra

Sabtu, 08 Februari 2025 | 00:55

Gak Ikut DPR, Polri Tegaskan yang Bisa Copot Kapolri Hanya Presiden

Sabtu, 08 Februari 2025 | 00:32

Saatnya Presiden Prabowo Sikat Menteri-menteri Keblinger

Sabtu, 08 Februari 2025 | 00:09

Resmi Berbadan Hukum, Iwakum Diharapkan Jadi Social Control Negara

Jumat, 07 Februari 2025 | 23:51

Terbukti Langgar Etik, AKBP Bintoro Dipecat Tidak Hormat

Jumat, 07 Februari 2025 | 23:31

Bawaslu RI dan Provinsi Ikut Diadukan ke DKPP soal Pilgub Papua

Jumat, 07 Februari 2025 | 23:11

Dorong Pertumbuhan Ekonomi Inklusif dan Berkelanjutan, BRI Terapkan Strategi Pengelolaan Piramida

Jumat, 07 Februari 2025 | 23:06

Kabar Duka, Menteri ESDM Era SBY Meninggal Dunia

Jumat, 07 Februari 2025 | 22:22

Aliansi Pemuda dan Mahasiswa Demo di Mapolda Sumut, Minta Jokowi Ditangkap

Jumat, 07 Februari 2025 | 22:14

Selengkapnya