Berita

Presiden Joko Widodo/Ist

Publika

Presiden Jokowi, Menepuk Air di Dulang, Terpercik Muka Sendiri

OLEH: SIRRA PRAYUNA
SENIN, 13 NOVEMBER 2023 | 09:21 WIB

PRESIDEN Joko Widodo dalam sambutan perayaan hari ulang tahun ke-59 Partai Golkar pada 6 November 2023, mengatakan, "Yang saya lihat akhir-akhir ini adalah terlalu banyak dramanya, terlalu banyak sinetronnya, sinetron yang kita lihat".

Jokowi kemudian melanjutkan bahwa mestinya pertarungan Pilpres 2024 berisi gagasan, pertarungan ide, bukan pertarungan perasaan.

"Kalau yang terjadi pertarungan perasaan repot semua kita,"  tegas Jokowi.

Pidato Presiden Jokowi itu seperti  peribahasa menepuk air di dulang terpercik muka sendiri.

Pernyataan Presiden adalah kalimat yang merefleksikan sebuah keresahan tehadap gonjang-ganjing situasi politik menjelang Pemilu 2024.  

Pernyataan tersebut sesungguhnya diarahkan untuk siapa? Tentunya publik akan menduga bahwa diarahkan ke PDI Perjuangan. Karena PDI Perjuangan dengan tegas telah menarik garis demarkasi, "Yang dulunya kawan, sekarang menjadi lawan".

Gestur Presiden Jokowi dalam pidatonya adalah gestur kegalauan, kekecewaan dan kemarahan. Jika kita telisik, bukankah gonjang-ganjing bangsa ini lahir dari adanya persekongkolan lingkaran Istana.

Publik akan selalu ingat dan tak bisa melupakannya. Presiden Jokowi acap kali mengumbar pernyataan di berbagai kesempatan, seperti terkait soal cawe-cawe.

Presiden Jokowi mengatakan, "Tidak ikut cawe-cawe dalam urusan pilpres, bukan urusan saya, tetapi urusan partai politik atau gabungan partai politik".

Demikian halnya dengan sang putra mahkota, Gibran Rakabuming Raka. Saat ditanya awak media soal wacana Gibran akan maju sebagai cawapres, Presiden Jokowi tegas menjawab, "Yang benar saja, baru dua tahun jadi walikota, nggak logis".

Pernyataan tersebut menjadi sebuah gambaran awal keresahan gonjang- ganjing politik menjelang pemilu karena diciptakan Presiden Jokowi sendiri.

Jadi keresahan tersebut adalah keresahan dirinya sendiri dan bukan merupakan keresahan yang mewakili perasaan anak bangsa rakyat Indonesia.

Keresahan pergulatan batinnya yang tidak menduga akan reaksi kemarahan rakyat atas perilaku politiknya yang anti demokrasi, menginjak-injak konstitusi, merusak bagunan sistem bernegara serta merontokkan Mahkamah Konstitusi sebagai benteng penjaga konstitusi.

Ungkapan mengedepankan pertarungan gagasan yang disampaikan oleh Presiden Jokowi, justru dinamika diskursus ide dan gagasan tidak kita temukan.

Pertarungan gagasan kebangsaan semestinya dilandasi oleh moral dan etika serta hukum yang adil berdasarkan Pancasila dan UUD 1945.

Bukankah pergulatan ide dan gagasan kebangsaan yang paling mendasar berada di dalam konstitusi kita.

Tak perlu jauh-jauh mencarinya, karena konstitusi adalah suatu norma yang merumuskan arah dan haluan bernegara bangsa, mengatur kelembagaan dan kekuasaan presiden, mengatur tentang demokrasi dan nilai nilai sistem hukum bernegara yang adil.

Jika fundamental normanya tidak dipedomani, bagaimana mau berdialektika kebangsaan yang sehat dan demokratis serta taat asas berlandaskan moral dan etika.

Presiden hanya pandai mengurai kata-kata, akan tapi tidak cakap dalam mewujudkan kata-kata dalam suatu perbuatan.

Kebenaran tidak dapat dimonopoli kekuasaan, karena sumber kebenaran paling autentik dan hakiki adalah kebenaran yang lahir dari suara rakyat.

Presiden Jokowi lupa atau sengaja melupakan sebuah pepatah menepuk air di dulang, terpercik muka sendiri.



Penulis adalah Advokat/ Wakil Ketua Umum Front Kebangsaan

Populer

Besar Kemungkinan Bahlil Diperintah Jokowi Larang Pengecer Jual LPG 3 Kg

Selasa, 04 Februari 2025 | 15:41

Viral, Kurs Dolar Anjlok ke Rp8.170, Prabowo Effect?

Sabtu, 01 Februari 2025 | 18:05

Prabowo Harus Pecat Bahlil Imbas Bikin Gaduh LPG 3 Kg

Senin, 03 Februari 2025 | 15:45

Bahlil Gembosi Wibawa Prabowo Lewat Kebijakan LPG

Senin, 03 Februari 2025 | 13:49

Jokowi Kena Karma Mengolok-olok SBY-Hambalang

Jumat, 07 Februari 2025 | 16:45

Pengamat: Bahlil Sengaja Bikin Skenario agar Rakyat Benci Prabowo

Selasa, 04 Februari 2025 | 14:20

Alfiansyah Komeng Harus Dipecat

Jumat, 07 Februari 2025 | 18:05

UPDATE

Dirjen Anggaran Kemenkeu Isa Rachmatarwata Punya Harta Rp38 Miliar

Sabtu, 08 Februari 2025 | 11:26

Harga Minyak Melonjak, Sanksi AS ke Iran Picu Gejolak Pasar Global

Sabtu, 08 Februari 2025 | 11:01

Ditetapkan Jadi Tersangka, Ini Peran Dirjen Kemenkeu Isa di Kasus Korupsi Jiwasraya

Sabtu, 08 Februari 2025 | 10:44

Hujan Deras Sabtu Dini Hari, 16 RT dan 4 Ruas Jalan di Jakbar Terendam Banjir

Sabtu, 08 Februari 2025 | 10:20

Harga Emas Antam Dibanderol Rp1,66 Juta per Gram Hari Ini

Sabtu, 08 Februari 2025 | 10:11

Rocky Gerung: Bahlil Bersalah Membuat Dua Orang Meninggal Dunia

Sabtu, 08 Februari 2025 | 09:51

PHK Massal Dimulai Senin, Ribuan Karyawan Meta Bakal Terima Paket Pesangon

Sabtu, 08 Februari 2025 | 09:38

Partai Golkar Hari Ini Gelar Rakernas, Dibuka Bahlil

Sabtu, 08 Februari 2025 | 09:36

Permintaan Aset Safe-Haven Meningkat, Harga Emas Terdongkrak

Sabtu, 08 Februari 2025 | 09:28

Bahlil Kalkulasi Subsidi LPG 3 Kg Tak Tepat Sasaran hingga Rp 26 Triliun

Sabtu, 08 Februari 2025 | 09:17

Selengkapnya