Berita

Salah satu sampul buku karya Djabarrudin Djohan, berjudul "Perkoperasian"/Net

Nusantara

Tokoh Koperasi Djabarrudin Djohan Berpulang, Teriring Berbagai karya dan Ilmu Bermanfaat

SABTU, 04 NOVEMBER 2023 | 02:18 WIB | LAPORAN: ADITYO NUGROHO

Tokoh koperasi Indonesia, Djabarrudin Djohan pada Jumat (3/11) telah berpulang ke Rahmatullah. Pria kelahiran Yogyakarta, 11 November 1939 telah menorehkan tinta emas berupa karya dan ilmu tentang perkoperasian.

Ketua Asosiasi Kader Sosio-Ekonomi Strategis (Akses) sekaligus CEO Induk Koperasi Usaha Rakyat (INKUR), Suroto membeberkan berbagai karya almarhum yang bertebaran di berbagai media dan buku sejak era Orde Baru.

“Pak Djabar, menurut saya adalah perekam terbaik perjalanan sejarah gerakan koperasi Indonesia. Buku yang dapat dikatakan sebagai magnum opus-nya adalah (buku) "Setengah Abad Pasang Surut Gerakan Koperasi Indonesia", yang diterbitkan oleh Dewan Koperasi Indonesia (DEKOPIN) tahun 1997. Dari buku ini kita disajikan rekaman seluruh perjalanan gerakan koperasi Indonesia dari sejak zaman kolonial hingga Orde Baru,” ucap Suroto dalam keterangannya, Jumat (3/11)

Di tangan almarhum, Suroto mengungkapkan buku-buku penting perkoperasian telah diterjemahkan. Di antaranya yang ditulis oleh Profesor Sven Ake Book, sebuah riset penting tentang nilai-nilai koperasi dalam era globalisasi, buku Profesor Peter Davis tentang Keunggulan Koperasi, dan buku Jatidiri Koperasi karya Prof Ian Macpherson.

“Beliau juga menulis beberapa kisah sukses koperasi dunia yang dirilis oleh International Cooperative Alliance (ICA),” tambahnya.  

Latar belakang Djabar sebagai jurnalis dan pendiri beberapa media seperti PIP (Pusat Informasi Koperasi), membuat tulisan-tulisannya sangat tajam. Bahkan bisa membuat merah telinga bagi yang dikritiknya.

“Sebagai pembela koperasi sejati, analisa tulisannya selalu didasarkan pada nilai nilai dan prinsip koperasi. Namun, hobi menulis Pak Djabar memang sudah ada dari sejak muda. Dia menulis beberapa buku anak anak dan sebelumnya ketika tahun 1962-1963 sempat mengajar di SMA di Pasaman Sumatra Barat dan Sarjana Strata-1 STIA - LAN Administrasi Negara dan sempat melanjutkan kuliah di Rusia,” ungkap Suroto.

Tak hanya dalam karya jurnalistik, sambungnya, Djabar yang berlatar belakang pendidikan sebagai Pegawai Negeri Sipil ditugaskan ke Induk Koperasi Angkatan Laut (INKOPAL). Di sana, Djabar bertanggung jawab untuk mengembangkan dua hal, yaitu jurnalistik dan koperasi.

“Beliau sempat menjadi pengurus dari koperasi ini,” tuturnya.

Masih kata Suroto, pergaulannya yang luas di kalangan organisasi masyarakat sipil ( LSM) bersama pimpinan LP3ES, LSP, Bina Swadaya, Pekerti dan lain telah mendirikan FORMASI atau Forum Kerja Sama Pengembangan Koperasi dan pernah jadi ketuanya (periode 1993-1996), serta turut mendirikan Asian Women Cooperative Federation (AWCF) di Manila 1994.

“Setelah itu, sejak pensiun, tahun 1997, bersama tokoh tokoh koperasi lainya seperti Ibnoe Soedjono, Robby Tulus, M Taufiq, Andi Wahyu, Isminarti Tarigan dll mengembangkan Lembaga Studi Pengembangan Perkoperasian Indonesia ( LSP2I). Di lembaga inilah Pak Djabar menjadi semakin produktif menulis dan sebelum saya sempat menjadi ketua LSP2I, Pak Djabar menjadi pemimpin dari lembaga ini. Berbagai prosiding yang berisi tentang pembangunan koperasi di berbagai sektor lahir dari tangan dia di lembaga ini,” ungkapnya lagi.

Dia menambahkan bahwa Djabarrudin di masa-masa akhir hidupnya mulai rajin menulis tentang biografi keluarga dan juga buku-buku spiritual.

“Dia katakan pada saya ‘Anda kan suka menulis, jadi mestinya tulisan anda itu dibukukan. Supaya orang-orang membaca pemikiran anda lebih luas. Sekarang ini saya lihat sangat kurang orang yang mau menulis tentang koperasi’, demikian kata Pak Djabaruddin Djohan terakhir memotivasi saya ketika kami bertemu di kediamanya di daerah Condet. Buku antologi tulisan saya yang saya kemas dalam judul "Koperasi Lawan Tanding Kapitalisme" baru selesai draftnya, tapi beliau sudah meninggalkan kita semua,” kenang Suroto.

Djabarrudin Djohan meninggalkan seorang istri yang merupakan pelukis pastel terkenal Titis Djabarudin, dan tiga orang anak. Yaitu Ario yang bekerja di perusahaan swasta, Esti seorang pelukis dan Elan Satriawan yang merupakan tokoh Himpunan Mahasiswa Indonesia ( HMI), sekarang sebagai dosen UGM dan sebagai Staf Ahli Menteri Keuangan Republik Indonesia.

“Selamat jalan Pak. Kami akan teruskan perjuangan koperasi seperti yang sudah anda tulis. Semoga gerakan koperasi dan demokrasi ekonomi dapat terwujud segera di republik ini. Damailah di surga,” tutup Suroto.

Populer

Bangun PIK 2, ASG Setor Pajak 50 Triliun dan Serap 200 Ribu Tenaga Kerja

Senin, 27 Januari 2025 | 02:16

Gara-gara Tertawa di Samping Gus Miftah, KH Usman Ali Kehilangan 40 Job Ceramah

Minggu, 26 Januari 2025 | 10:03

Viral, Kurs Dolar Anjlok ke Rp8.170, Prabowo Effect?

Sabtu, 01 Februari 2025 | 18:05

KPK Akan Digugat Buntut Mandeknya Penanganan Dugaan Korupsi Jampidsus Febrie Adriansyah

Kamis, 23 Januari 2025 | 20:17

Prabowo Harus Ganti Bahlil hingga Satryo Brodjonegoro

Minggu, 26 Januari 2025 | 09:14

Datangi Bareskrim, Petrus Selestinus Minta Kliennya Segera Dibebaskan

Jumat, 24 Januari 2025 | 16:21

Masyarakat Baru Sadar Jokowi Wariskan Kerusakan Bangsa

Senin, 27 Januari 2025 | 14:00

UPDATE

Karyawan Umbar Kesombongan Ejek Pasien BPJS, PT Timah Minta Maaf

Minggu, 02 Februari 2025 | 15:37

Sugiat Santoso Apresiasi Sikap Tegas Menteri Imipas Pecat Pelaku Pungli WN China

Minggu, 02 Februari 2025 | 15:30

KPK Pastikan Tidak Ada Benturan dengan Kortastipikor Polri dalam Penanganan Korupsi LPEI

Minggu, 02 Februari 2025 | 15:27

Tabung Gas 3 Kg Langka, DPR Kehilangan Suara?

Minggu, 02 Februari 2025 | 15:10

Ken Martin Terpilih Jadi Ketum Partai Demokrat, Siap Lawan Trump

Minggu, 02 Februari 2025 | 14:46

Bukan Main, Indonesia Punya Dua Ibukota Langganan Banjir

Minggu, 02 Februari 2025 | 14:45

Larangan LPG di Pengecer Kebijakan Sangat Tidak Populis

Minggu, 02 Februari 2025 | 14:19

Smart City IKN Selesai di Laptop Mulyono

Minggu, 02 Februari 2025 | 13:59

Salah Memutus Status Lahan Berisiko Besar Buat Rakyat

Minggu, 02 Februari 2025 | 13:45

Hamas Sebut Rencana Relokasi Trump Absurd dan Tidak Penting

Minggu, 02 Februari 2025 | 13:26

Selengkapnya