Berita

Ilustrasi/Net

Bisnis

Dibutuhkan sebagai Alternatif, Penjualan Pasir Buatan di Vietnam Tetap Lemah

JUMAT, 27 OKTOBER 2023 | 11:18 WIB | LAPORAN: RENI ERINA

Vietnam menghadapi kekurangan pasokan pasir yang parah dan mencoba memproduksi pasir buatan sebagai alternatif. Sayangnya, penjualan pasir buatan tidak semulus yang dibayangkan.
 
Kementerian Konstruksi Vietnam memperkirakan jumlah pasir buatan akan mencapai sekitar 15-20 juta ton setiap tahun antara saat ini hingga tahun 2030, jauh lebih rendah dibandingkan permintaan pasir alam di pasar bahan konstruksi.

Orang dalam industri mengatakan, angka yang tidak memuaskan ini sebagian disebabkan oleh kurangnya pasokan pasir buatan dan rendahnya tingkat penggunaan pasir buatan dalam proyek konstruksi lokal.

Vo Van Thang, Direktur Koperasi Xuan Long, yang merupakan salah satu dari dua produsen pasir buatan terkemuka di Provinsi Thua Thien-Hue, mengatakan bahwa konsumsi pasir buatan tetap lesu meskipun ada manfaatnya.

"Kapasitas produksi pasir buatan koperasinya mencapai lebih dari 250.000 meter kubik per tahun, namun konsumsinya hanya sekitar 10.000-15.000 meter kubik per tahun," kata Than, seperti dikutip dari Vietnam News, Kamis (26/10).

Sementara itu, Ha Huy Anh, manajer proyek Pengelolaan Pasir Berkelanjutan di Delta Mekong dari World Wide Fund for Nature di Vietnam, produksi pasir buatan negara itu masih terbatas karena cadangan bahan yang digunakan untuk memproduksi pasir buatan, meskipun tercatat, sebagian besar dalam bentuk teoritis, yang dikumpulkan dari laporan lokal.

"Data aktual yang akan digunakan untuk mengevaluasi efektivitas dan biaya setiap bahan yang digunakan untuk memproduksi pasir buatan, tidak spesifik, sehingga mengakibatkan ketidakjelasan orientasi dan dukungan produksi," katanya.

Ketua Asosiasi Semen Vietnam Nguyen Quang Cung mengatakan kekurangan pasir alami tidak dapat dihindari, sehingga pasir buatan mungkin merupakan alternatif yang tepat. Namun, dalam lima atau sepuluh tahun ke depan, kekurangan pasir masih akan terjadi jika tidak ada solusi yang spesifik.

Pasir buatan dihancurkan dari batuan alam seperti batu kapur, laterit, granit dan kerikil dengan partikel modular yang setara dengan pasir alam.

Karena pasir buatan dihancurkan dari bebatuan, permukaan dan tepinya sangat tajam dan tidak bulat seperti pasir alam. Oleh karena itu, penggunaan pasir buatan dalam pekerjaan konstruksi akan membutuhkan lebih banyak semen.

"Pada saat yang sama, pasir buatan lebih berat dibandingkan produk alami, sehingga mudah mengikis jaringan pipa sehingga memerlukan pemompaan bertekanan lebih tinggi," jelas Cung.

Cung menekankan pentingnya memiliki sumber bahan masukan yang stabil dan teknologi penggilingan modern untuk menjamin kualitas proyek konstruksi dan secara bertahap mengurangi penggunaan pasir alam.

"Kebijakan yang mendukung juga akan dibuat untuk mendorong perusahaan memasang jalur produksi pasir buatan baru," kata Cung.

Vietnam bertujuan untuk secara bertahap membatasi penggunaan pasir alam dan memperkuat pengembangan produk pasir buatan untuk memenuhi permintaan hingga tahun 2030, mengikuti strategi pengembangan bahan konstruksi mulai saat ini hingga tahun 2030 dengan visi hingga tahun 2050.

Negara ini berupaya untuk mengganti setidaknya 40 persen pasir alam yang digunakan dalam pekerjaan konstruksi dengan pasir buatan, seperti pasir yang terbuat dari batu dan pasir yang didaur ulang dari limbah industri dan konstruksi, pada tahun 2030.

Kementerian Konstruksi juga mendorong dan memberikan panduan mengenai produksi dan penggunaan pasir buatan sebagai pengganti pasir alam untuk pekerjaan konstruksi.

Populer

Pemuda Katolik Tolak Program Transmigrasi di Papua

Rabu, 30 Oktober 2024 | 07:45

Akbar Faizal Sindir Makelar Kasus: Nikmati Breakfast Sebelum Namamu Muncul ke Publik

Senin, 28 Oktober 2024 | 07:30

Pilkada Jateng dan Sumut Memanas Buntut Perseteruan PDIP Vs Jokowi

Minggu, 03 November 2024 | 13:16

Ketum PITI Sayangkan Haikal Hasan Bikin Gaduh soal Kewajiban Sertifikasi Halal

Kamis, 31 Oktober 2024 | 20:01

Inilah Susunan Dewan Komisaris IPC TPK Baru

Jumat, 01 November 2024 | 01:59

Komandan IRGC: Serangan Balasan Iran Melampaui Ekspektasi Israel

Jumat, 01 November 2024 | 12:04

Hizbullah Bombardir Pangkalan Militer Israel Pakai Rudal, Sirine Berdengung Kencang

Sabtu, 02 November 2024 | 18:04

UPDATE

Komisi IV DPR Dukung Penuh Swasembada Pangan, Tapi Ingatkan soal Evaluasi

Selasa, 05 November 2024 | 23:52

Menkomdigi Diminta Dalami Modus Judol Pakai Pulsa

Selasa, 05 November 2024 | 23:16

Jerat Judol Pegawai Komdigi, Hardjuno: Bukti Penyimpangan Serius dan Kental Budaya Koruptif

Selasa, 05 November 2024 | 23:13

Pro dan Kontra Sistem Pemungutan Suara AS

Selasa, 05 November 2024 | 23:12

Dukung Swasembada Pangan, Legislator PKB Ini Wanti-Wanti Prabowo

Selasa, 05 November 2024 | 23:04

Tak Lagi Menghuni Senayan, Ini Seruan Kader Senior PPP

Selasa, 05 November 2024 | 23:01

Di Hadapan Dewa Siwa, Warga India Doakan Kemenangan Kamala Harris

Selasa, 05 November 2024 | 22:47

Biden Pantau Pertarungan Trump Vs Harris di Gedung Putih

Selasa, 05 November 2024 | 22:25

Pilpres AS: Warga Berduyun-duyun ke TPS Sejak Jam 6 Pagi

Selasa, 05 November 2024 | 22:16

Bertemu KPK, Maruarar Sirait Minta Aset Koruptor Diinventarisir untuk Perumahan Rakyat

Selasa, 05 November 2024 | 22:15

Selengkapnya