Berita

Puing-puing di kamp Jabalia di Kota Gaza pada 11 Oktober 2023 saat perang Hamas-Israel berkobar/Net

Bisnis

Semakin Banyak Negara Terlibat Perang Israel-Hamas, Ekonomi Dunia Terancam Bahaya

JUMAT, 13 OKTOBER 2023 | 11:53 WIB | LAPORAN: RENI ERINA

Perang Hamas-Israel telah menimbulkan banyak korban jiwa di kedua belah pihak. Kemerosotan ekonomi global kemungkinan tidak dapat dihindari jika meningkatnya konflik menyebabkan harga minyak dunia melonjak.

Seperti perang Timur Tengah di masa lalu, konflik antara Israel dan Hamas yang terjadi sepekan terakhir berpotensi mengganggu perekonomian dunia, dan bahkan mungkin menyebabkan resesi seandainya lebih banyak negara ikut terlibat.

Risiko ini nyata, ketika muncul kekhawatiran bahwa milisi di Lebanon dan Suriah yang mendukung Hamas akan bergabung dalam pertempuran tersebut.

Eskalasi yang lebih tajam juga dapat membawa Israel ke dalam konflik langsung dengan Iran; pemasok senjata dan uang Hamas, yang oleh AS dan Uni Eropa telah ditetapkan sebagai kelompok teroris.  

Dalam skenario tersebut, Bloomberg Economics memperkirakan harga minyak bisa melonjak hingga 150 dolar AS per barel dan pertumbuhan global turun menjadi 1,7 persen, sebuah resesi yang akan mengurangi produksi dunia sebesar 1 triliun dolar AS.

Meskipun konflik langsung antara Iran dan Israel adalah skenario yang kemungkinannya kecil, namun itu tetap berbahaya. Dan hal ini bisa menjadi pemicu resesi global.

Hasan Alhasan, peneliti di Institut Internasional untuk Studi Strategis, mengatakan bahwa tidak ada yang menginginkan perang.

“Tak seorang pun di kawasan ini, bahkan Iran, ingin melihat konflik Hamas-Israel meningkat menjadi perang regional yang besar-besaran,” katanya.

Namun menurutnya, ini bukan sesuatu yang mustahil, apalagi dengan emosi yang memuncak.  

“Kemungkinan salah perhitungan besar,” kata Alhasan.

Israel telah lama memandang ambisi nuklir Iran sebagai ancaman nyata. Tindakan Teheran untuk membangun aliansi militer dengan Rusia, memulihkan hubungan diplomatik dengan Arab Saudi, dan memperlancar hubungan dengan AS, menambah kegelisahan.

Konflik di Timur Tengah dapat menimbulkan guncangan di seluruh dunia karena kawasan ini merupakan pemasok energi yang penting dan jalur pelayaran utama.  

Perang Arab-Israel pada tahun 1973, yang menyebabkan embargo minyak dan stagflasi ekonomi industri selama bertahun-tahun, adalah contoh paling jelas. Konflik-konflik lain mempunyai dampak yang lebih kecil, meskipun jumlah korban jiwa cukup tinggi.

Bloomberg Economics telah mengkaji kemungkinan dampak eskalasi saat ini terhadap pertumbuhan global dan inflasi dalam tiga skenario.

Pertama, permusuhan sebagian besar masih terbatas di Gaza dan Israel.

Kedua, konflik meluas ke negara-negara tetangga seperti Lebanon dan Suriah yang menjadi tuan rumah bagi milisi kuat yang didukung Teheran – yang pada dasarnya mengubahnya menjadi perang proksi antara Israel dan Iran.

Ketiga, melibatkan eskalasi ke dalam pertukaran militer langsung antara dua musuh regional tersebut.

Dalam semua kasus ini, arahnya sama, harga minyak lebih mahal, inflasi lebih tinggi, dan pertumbuhan lebih lambat, namun besarannya berbeda.  

"Semakin luas konflik menyebar, semakin besar dampaknya yang bersifat global dibandingkan regional," menurut Bloomberg.

Ketegangan juga bisa meningkat di wilayah yang lebih luas. Mesir, Lebanon, dan Tunisia yang semuanya terperosok dalam stagnasi ekonomi dan politik.  

Populer

Menkeu: Inggris Bangkrut, Kondisi Keuangan Hancur

Minggu, 28 Juli 2024 | 17:54

Inilah 3 Kandidat Kepala Badan Penerimaan Negara

Jumat, 02 Agustus 2024 | 16:13

Identitas Tersangka Korupsi Rp3,451 Triliun: Enam Petinggi LPEI, Satu Swasta

Kamis, 01 Agustus 2024 | 10:11

GMPH Desak KPK Usut Dugaan Penyalahgunaan Kekuasaan Cak Imin

Senin, 29 Juli 2024 | 12:54

60 Pegawai Main Judol, Pimpinan KPK: Cuma Iseng

Jumat, 02 Agustus 2024 | 08:23

Edi Slamet Irianto, Kandidat Kepala BPN Berjuluk Hand of Midas

Sabtu, 03 Agustus 2024 | 11:32

Putra Putri TNI-Polri Minta Polisi Tangkap Alvin Lim

Sabtu, 03 Agustus 2024 | 02:24

UPDATE

China Bersiap Habisi Starlink Elon Musk, IHSG-Rupiah Semoga Positif

Rabu, 07 Agustus 2024 | 14:05

Pak Prabowo, Jangan Pilih Menteri Titipan Oligarki

Rabu, 07 Agustus 2024 | 13:57

Volume Produksi Batubara Adaro Minerals Indonesia Naik 17 Persen di Semester I 2024

Rabu, 07 Agustus 2024 | 13:54

Hasina Diisukan Cari Perlindungan ke Inggris, Begini Regulasinya

Rabu, 07 Agustus 2024 | 13:53

Asyik Nongkrong Saat Pj Gubernur Lampung Kunker, Sejumlah Camat di Tubaba Tuai Kecaman

Rabu, 07 Agustus 2024 | 13:42

Bonus Setengah Miliar Rupiah Jadi Vitamin Atlet PON Jakarta

Rabu, 07 Agustus 2024 | 13:42

Aburizal Bakrie Tegaskan Munas Golkar Digelar Sesuai Jadwal

Rabu, 07 Agustus 2024 | 13:32

Heru Budi Hargai Emas PON Aceh-Sumut Rp500 Juta

Rabu, 07 Agustus 2024 | 13:29

Minta PKS Konsisten Dukung Anies, Warga Beri Hadiah Ayam Jago

Rabu, 07 Agustus 2024 | 13:27

Baznas-Poroz Berhasil Perkuat Kolaborasi Dampak Zakat

Rabu, 07 Agustus 2024 | 13:21

Selengkapnya