Berita

Ilustrasi/Net

Dunia

Ini Asal Mula Konflik Armenia dan Azerbaijan Berkobar di Nagorno-Karabakh

RABU, 27 SEPTEMBER 2023 | 17:53 WIB | LAPORAN: ALIFIA DWI RAMANDHITA

Wilayah Nagorno-Karabakh yang terletak di perbatasan Armenia dan Azerbaijan telah menjadi tempat konflik yang berkepanjangan antara kedua negara itu sejak 1980-an.

Konflik tersebut baru-baru ini berkobar kembali setelah pasukan Azerbaijan melakukan operasi kilatnya ke wilayah yang ditinggali oleh sebagian besar etnis Armenia untuk memerangi pasukan separatis di wilayah yang disengketakan itu.

Konflik telah menelan ribuan korban jiwa dan menyebabkan kerusakan yang signifikan, seperti yang pernah terjadi sebelumnya pada puluhan tahun lalu.


Berikut ringkasan terkait sejarah konflik Nagorno-Karabakh yang telah dirangkum oleh redaksi Kantor Berita Politik RMOL:

Latar Belakang Konflik

Pada 1923 Uni Soviet mendirikan Nagorno-Karabakh sebagai sebuah wilayah otonom di dalam Republik Sosialis Soviet Azerbaijan meskipun mayoritas penduduknya adalah etnis Armenia.

Kemudian pada 1988, warga etnis Armenia di Nagorno-Karabakh mulai menuntut agar kawasan itu diperintah oleh orang Armenia yang mulai memicu ketegangan antaretnis.

Pada 1991, ketika wilayah tersebut secara resmi menyatakan kemerdekaannya, perang mulai pecah antara Armenia dan Azerbaijan, di mana saat itu Armenia berhasil menguasai Nagorno-Karabakh dan banyak wilayah lain di sekitarnya di Baku. Perang telah mengakibatkan sekitar 30.000 korban jiwa dan ratusan ribu orang lainnya mengungsi, dengan konflik yang terus berlangsung hingga 1994.

Gencatan Senjata 1994

Setelah konflik berkobar, kedua pihak sepakat melakukan gencatan senjata yang disepakati bersama Moskow pada 1994 untuk mengakhiri pertempuran, dengan Nagorno-Karabakh tetap berada di bawah kendali de facto Armenia.

Pasca gencatan senjata tersebut, situasi masih terus menegang. Perjanjian damai sulit dicapai di wilayah yang secara de facto diperintah oleh otoritas etnis Armenia, tetapi secara resmi diakui sebagai wilayah Azerbaijan oleh komunitas internasional.

Kembali Bertempur


Pada 2020 lalu, konflik tersebut kemudian meletus kembali, yang menyebabkan ratusan korban meninggal dunia dan membawa kerusakan yang signifikan di wilayah yang disengketakan tersebut.

Pada perang kali ini, pasukan Baku yang didukung Turkiye berhasil merebut kendali penuhnya atas sebagian besar wilayah Nagorno-Karabakh.

Setelah perebutan wilayah itu, pada November 2020, Armenia, Azerbaijan kembali mencapai kesepakatan gencatan senjata yang ditengahi lagi oleh Rusia untuk mengakhiri pertempuran yang berlarut-larut, dengan Armenia menarik pasukannya di sana, dan hampir 2000 penjaga perdamaian Moskow dikerahkan di wilayah tersebut.

Dalam periode ini, kedua pemimpin negara telah bertemu beberapa kali untuk menuntaskan perjanjian damai, tetapi usaha itu tetap tidak berhasil sampai saat ini.

Situasi Saat Ini

Pada 20 September 2023 kemarin, pasukan Azerbaijan kembali meluncurkan serangannya, yang diklaim oleh pihak berwenang untuk memberantas kegiatan anti-terorisme lokal, dan menekan provokasi skala besar yang dianggap telah dilakukan pihak Armenia di wilayah tersebut.

Konflik terbaru kali ini disebut sebagai upaya untuk membersihkan etnis Armenia, yang sebagian besar masih berada di wilayah tersebut.

Dalam pertempuran terbaru itu, pejuang separatis Armenia telah dikalahkan oleh pasukan Azerbaijan yang kembali mengambil kendali penuh atas daerah kantong tersebut, yang memicu eksodus besar-besaran warga Nagorno-Karabakh ke Armenia.

Seperti dimuat Asia One, Rabu (27/9), per Selasa kemarin, sejauh ini jumlah pengungsi yang memasuki Armenia dari Nagorno-Karabakh tercatat telah melebihi 28.000 orang, dari 120.000 etnis Armenia yang berada di wilayah tersebut.

“Pembersihan etnis warga Armenia di Nagorno-Karabakh sedang berlangsung, dan itu baru saja terjadi,”  kata Perdana Menteri Armenia Nikol Pashinyan baru-baru ini setelah pejuangnya dikalahkan.

Serangan terbaru ini telah memicu kecaman dari masyarakat internasional, termasuk Amerika Serikat, Rusia, hingga negara-negara Barat yang menyerukan Azerbaijan untuk menghentikan serangannya ke wilayah tersebut.

Populer

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

Kajari Bekasi Eddy Sumarman yang Dikaitkan OTT KPK Tak Punya Rumah dan Kendaraan

Sabtu, 20 Desember 2025 | 14:07

Kejagung Ancam Tak Perpanjang Tugas Jaksa di KPK

Sabtu, 20 Desember 2025 | 16:35

UPDATE

Trump Serang Demokrat dalam Pesan Malam Natal

Kamis, 25 Desember 2025 | 16:04

BUMN Target 500 Rumah Korban Banjir Rampung dalam Seminggu

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:20

Mantan Wamenaker Noel Ebenezer Rayakan Natal Bersama Istri di Rutan KPK

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:01

Gibran Minta Pendeta dan Romo Terus Menjaga Toleransi

Kamis, 25 Desember 2025 | 14:40

BGN Sebut Tak Paksa Siswa Datang ke Sekolah Ambil MBG, Nanik: Bisa Diwakilkan Orang Tua

Kamis, 25 Desember 2025 | 14:39

Posko Pengungsian Sumut Disulap jadi Gereja demi Rayakan Natal

Kamis, 25 Desember 2025 | 14:20

Banyak Kepala Daerah Diciduk KPK, Kardinal Suharyo Ingatkan Pejabat Harus Tobat

Kamis, 25 Desember 2025 | 14:15

Arsitektur Nalar, Menata Ulang Nurani Pendidikan

Kamis, 25 Desember 2025 | 14:13

Kepala BUMN Temui Seskab di Malam Natal, Bahas Apa?

Kamis, 25 Desember 2025 | 14:03

Harga Bitcoin Naik Terdorong Faktor El Salvador-Musk

Kamis, 25 Desember 2025 | 13:58

Selengkapnya