Berita

Presiden China Xi Jinping/Net

Dunia

Ekonomi China Melemah, Xi Jinping Makin Banyak Dikritik

KAMIS, 07 SEPTEMBER 2023 | 11:40 WIB | LAPORAN: SARAH MEILIANA GUNAWAN

Melemahnya ekonomi China mengancam Presiden Xi Jinping. Sejak berkuasa pada tahun 2008, Xi telah membawa China menjadi kekuatan ekonomi dunia. Namun tampaknya keberhasilan Xi mulai pudar.

Laporan The Washington Post baru-baru ini menyebut Xi mendapatkan kecaman, bukan hanya dari luar tetapi juga dalam negeri.

Lambatnya perekonomian China mempersulit kehidupan penduduk negeri tirai bambu. Di sisi lain, populasi China juga kian menyusut dan menua, menyebabkan kurangnya angkatan kerja.

Melemahnya China terlihat dari data makroekonomi serta memudarnya optimisme generasi muda yang hanya mengetahui masa-masa booming.

China masih belum pulih dari luka selama lockdown yang ketat akibat pandemi, dan sekarang sektor real estate satu per satu mulai runtuh.

Cengkeraman otoriter Xi yang semakin ketat terhadap hampir semua aspek kehidupan di Chinak bisa dibilang memperburuk situasi.

“Upaya pemerintah untuk melakukan kontrol total telah menempatkan negara ini pada jalur pertumbuhan yang lebih lambat dan menciptakan banyak kantong ketidakpuasan,” tulis pengamat China, Ian Johnson.

Kebijakan Beijing juga berdampak pada hubungannya dengan negara-negara asing.

Baru-baru ini, Menteri Perdagangan Amerika Serikat Gina Raimondo mengunjungi China dan memperingatkan bahwa ketidakpastian yang ada, yang juga dipicu oleh tindakan keras yang diambil oleh pemerintah Beijing terhadap perusahaan asing, membuat China bukan lagi target investor AS.

“China perlu menyadari bahwa mereka tidak dapat lagi mengandalkan pasar mereka yang besar untuk menarik investasi asing semacam itu,” kata wakil presiden kebijakan Asia, Naomi Wilson.

“Bahkan di antara perusahaan China, ada upaya untuk melakukan relokasi ke luar China,” tambahnya.

Survei opini publik global baru-baru ini menemukan sebagian besar pandangan negatif terhadap pengaruh China dalam urusan internasional, termasuk di beberapa negara berpenghasilan menengah di luar negara-negara Barat.

Populer

KPK Usut Keterlibatan Rachland Nashidik dalam Kasus Suap MA

Jumat, 25 Oktober 2024 | 23:11

Pemuda Katolik Tolak Program Transmigrasi di Papua

Rabu, 30 Oktober 2024 | 07:45

Akbar Faizal Sindir Makelar Kasus: Nikmati Breakfast Sebelum Namamu Muncul ke Publik

Senin, 28 Oktober 2024 | 07:30

Pilkada Jateng dan Sumut Memanas Buntut Perseteruan PDIP Vs Jokowi

Minggu, 03 November 2024 | 13:16

Ketum PITI Sayangkan Haikal Hasan Bikin Gaduh soal Kewajiban Sertifikasi Halal

Kamis, 31 Oktober 2024 | 20:01

Inilah Susunan Dewan Komisaris IPC TPK Baru

Jumat, 01 November 2024 | 01:59

Komandan IRGC: Serangan Balasan Iran Melampaui Ekspektasi Israel

Jumat, 01 November 2024 | 12:04

UPDATE

3 Komisioner Bawaslu Kota Blitar Dilaporkan ke DKPP

Selasa, 05 November 2024 | 03:58

Menteri Hukum Tegaskan Jakarta Masih Ibukota Negara

Selasa, 05 November 2024 | 03:40

Catalunya Gantikan Valencia Gelar Seri Pamungkas MotoGP 2024

Selasa, 05 November 2024 | 03:22

Demokrat Bentuk Satgas untuk Amankan Pilkada di Jakarta, Jabar, hingga Banten

Selasa, 05 November 2024 | 02:57

MAKI: Debat Harusnya untuk Jual Program, Bukan Saling Menyerang

Selasa, 05 November 2024 | 02:22

Dubes Mohamed Trabelsi: Hatem El Mekki Bukti Kedekatan Hubungan Indonesia dan Tunisia

Selasa, 05 November 2024 | 02:09

Polisi Gelar Makan Siang Gratis untuk Siswa Berkebutuhan Khusus

Selasa, 05 November 2024 | 01:54

Ancelotti Minta LaLiga Dihentikan

Selasa, 05 November 2024 | 01:36

Pelajar yang Hanyut di Sungai Citanduy Ditemukan Warga Tersangkut di Batu

Selasa, 05 November 2024 | 01:21

Pendidikan Berkualitas Kunci Pengentasan Kemiskinan

Selasa, 05 November 2024 | 00:59

Selengkapnya