Acara Hajat Lembur Kampung Babakan Jawa di Rancaekek, Jawa Barat, Sabtu (29/7)/Ist
Hilangnya budaya leluhur di era modern sungguh disayangkan. Terlebih bagi anak-anak muda atau Gen Z saat ini lebih condong mengadopsi budaya luar dibandingkan budaya Nusantara.
Koordinator Nawasena, Wulandari Sawitri Candra Wila mengatakan, kondisi tersebut menjadi sebuah tantangan besar bagi Pemerintah yang akan menatap Indonesia Emas tahun 2045.
Padahal, kata Wulandari, budaya leluhur perlu dilestarikan mulai dari tingkat desa dan terus bergerak hingga seluruh Indonesia. Karena desa mempunyai banyak aspek sehingga peninggalan nenek moyang masih tetap terjaga.
"Berawal dari desa budaya itu dilestarikan, saya masih ingat pernyataan Presiden Joko Widodo, DNA kita ada seni dan budaya. Sebanyak 714 suku dengan ciri khas masing-masing," ujar Wulandari dalam acara Hajat Lembur Kampung Babakan Jawa di Rancaekek, Jawa Barat, Sabtu (29/7).
Wulandari menyampaikan, pelaksanaan Hajat Lembur mulai tanggal 27-29 Juli 2024, cukup membuktikan jika Gen Z perlu diberikan edukasi terkait budaya leluhur.
"Ini terobosan (Hajat Lembur), dalam acara tersebut diselipkan juga budaya sungkem pada orang tua yang dilakukan oleh Gen Z. Luar biasa, antara ibu dan anak akhirnya ada komunikasi batin," katanya.
Sementara Direktur Jenderal Kebudayaan Kemendikbud, Hilmar Farid menyebutkan, budaya Nusantara harus menjadi pondasi dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.
"Di kami sering menyebut dengan olah rasa. Pelestarian Budaya leluhur dengan melibatkan semua kalangan hingga tingkat warga, RT, RW, dan desa akan bisa saling menguatkan dan generasi muda harus ikut nimbrung," pungkasnya.