Berita

Ilustrasi/Net

Suara Mahasiswa

Willow Project: Seberapa Penting Pengeboran Minyak di Alaska?

OLEH: ROSYAD SUBAGJA*
SELASA, 04 JULI 2023 | 14:17 WIB

ISU perubahan iklim maupun lingkungan masih menjadi pembahasan yang sangat hangat saat ini. Negara-negara di dunia saling merespons dan melakukan kerja sama dalam menghadapi isu lingkungan secara bilateral maupun multilateral di berbagai event atau pertemuan besar antarnegara di dunia.

Baru-baru ini, G20 identik menjadi wadah bagi negara-negara dunia dalam melakukan dan menciptakan kerja sama ekonomi. Namun, pentingnya membahas krisis perubahan iklim juga tidak luput dalam pembahasan di dalamnya.

Negara-negara di dunia telah menyepakati dan mendukung untuk menghadapi perubahan iklim tanpa terkecuali negara besar atau super power seperti Amerika Serikat. AS dalam hal ini mendukung setiap kerja sama di berbagai aspek, termasuk menghadapi krisis perubahan iklim atau lingkungan.

Namun, dalam beberapa bulan yang lalu, AS dikabarkan tengah meresmikan dan melaksanakan proyek pengeboran minyak atau Willow Project di Alaska.

Apa itu Willow Project?

Willow Project merupakan proyek pengeboran minyak berskala besar di wilayah Alaska yang diprakarsai oleh Amerika Serikat. Proyek ini sudah disetujui dan mulai dilaksanakan pada 13 Maret 2023 oleh Presiden Amerika Serikat, Joe Biden.

Proyek ini sendiri akan dijalankan oleh ConocoPhillips yang merupakan salah satu perusahaan energi terintegrasi terbesar di Amerika Serikat dan diperkirakan akan menghasilkan 600 juta barel minyak per tahunnya.

Proyek ini mendapat perhatian khusus bagi dunia internasional karena banyaknya pro dan kontra dalam pelaksanaannya. Dilihat dalam lingkup geografi, proyek ini memang dilakukan di sebuah wilayah Alaska milik pemerintah federal Amerika Serikat. Akan tetapi, wilayah ini juga menjadi surga dari fauna dan termasuk wilayah gletser terluas di dunia yang pengaruhnya besar terhadap dunia.

Mengapa Amerika Serikat Tetap Lakukan Proyek ini?

Jadi, mengapa Amerika Serikat menyetujui dan melaksanakan proyek pengeboran minyak ini?

Kebergantungan akan kebutuhan energi minyak dunia terus meningkat seiring negara-negara di dunia mulai bangkit dari permasalahan seperti Covid-19 tahun lalu. Hal inilah yang dimanfaatkan oleh Amerika Serikat untuk memenuhi kebutuhan minyak negaranya dan juga mereka merasa bertanggung jawab dalam kestabilan pasar minyak dunia.

Dibatasinya pergerakan manusia secara langsung mengakibatkan penurunan permintaan terhadap BBM. Covid-19 ini sangat berdampak pada penurunan harga maupun produksi minyak dan gas bumi, termasuk pengurangan dan penghentian kegiatan pengilangan (refinery) yang mana negara-negara dunia memfokuskan pada pemulihan kesehatan.

Selain itu, konflik antara Rusia dan Ukraina memberikan dampak signifikan bagi dunia internasional. Konflik Rusia-Ukraina berkepanjangan hingga membuat dunia internasional menyoroti hal tersebut.

Konflik yang sampai saat ini masih terjadi membuat kebutuhan energi minyak meningkat dan juga langka, termasuk kebutuhan Amerika Serikat yang memang bergantung terhadap energi Ukraina. Hal ini juga yang menjadikan naiknya pasar energi minyak dunia.

Selain itu, dalam sebuah event besar perkumpulan para anggota negara-negara penghasil minyak dunia atau OPEC+ yang dipimpin oleh Arab Saudi, melalui perdana menteri Pangeran Salman bin Muhammad membuat kebijakan yang mengurangi kuota produksi minyak dunia sekitar 40 persen dan 3,5 juta barel per hari.

Kebijakan yang dilakukan OPEC+ dipimpin oleh Arab Saudi ini bertujuan untuk menstabilkan kembali harga pasar minyak dunia.

Hal tersebut menimbulkan kekecewaan dan kekhawatiran bagi Amerika Serikat yang kemungkinan berpengaruh terhadap pasar minyak dunia. Akan tetapi, ada juga yang berpendapat jika kebijakan OPEC+ ini akan mengurangi pengaruh Amerika Serikat terhadap pasar dunia, khususnya dalam hal energi minyak ke depannya.

Maka dari itu, Willow Project ini sangat menguntungkan bagi Amerika Serikat dalam hal royalti atau pajak negara dan dapat mengurangi ketergantungan energi minyak kepada negara lain.

Dampak yang akan Dirasakan dari Adanya Proyek Ini

Namun, proyek yang dilaksanakan oleh pemerintah Amerika Serikat ini sangat ditentang oleh dunia internasional termasuk organisasi atau para aktivis lingkungan dunia. Organisasi lingkungan seperti Greenpeace atau lainnya melakukan protes keras dan bahkan telah membuat petisi penolakan pengeboran minyak Willow Project di Alaska ini.

Willow Project akan menjadi salah satu permasalahan dalam perubahan iklim yang sangat berdampak bagi dunia. Pemanasan global saat ini sedang terjadi dan pengeboran minyak Willow Project Alaska ini merupakan bentuk dari "mempercepat proses bencana bagi dunia". Karena dengan alasan proyek ini dilakukan di Alaska dan berlangsungnya proyek ini akan membuat perubahan iklim di sekitar proyek, bahkan dunia akan terdampak dengan naiknya suhu global.

Di samping itu, adanya Paris Agreement merupakan bentuk nyata betapa pentingnya menjaga ekosistem lingkungan dari bahaya perubahan iklim. Dalam Paris Agreement berkomitmen untuk tidak melebihi 1,5 °C dan sekitar 195 negara telah menyepakati Paris Agreement dalam mengurangi emisi karbon atau menghadapi perubahan iklim.

Hal inilah yang sangat bertentangan dari adanya Willow Project yang dilaksanakan pemerintah Amerika Serikat. Dalam perjanjian ini, Amerika Serikat pernah menarik diri pada tahun 2017 pada pemerintahan Donald Trump.

Pada tahun 2021 lalu, Amerika Serikat kembali masuk dan mendukung Paris Agreement pada pemerintahan Joe Biden. Namun, hal tersebut yang menjadikan masyarakat dan para aktivis lingkungan menganggap tidak konsistennya Amerika Serikat dalam menghadapi krisis lingkungan atau perubahan iklim yang terjadi di dunia saat ini.

Selain itu, di sekitar proyek ini terdapat beberapa kelompok masyarakat atau desa dan surga bagi flora maupun fauna. Jika proyek ini tetap dilakukan, masyarakat Alaska maupun makhluk hidup di sekitarnya akan mengalami dampaknya, seperti masalah kesehatan dan juga hilangnya ekosistem lingkungan yang dapat berpengaruh bagi iklim dunia.

Terlepas dari pentingnya kebutuhan minyak terhadap meningkatkan perekonomian dunia, kita juga harus tahu batasan akibat dari berlangsungnya proyek pengeboran minyak, khususnya Willow Project di Alaska terhadap perubahan iklim dan keberlangsungan makhluk hidup di dunia kedepannya.

Jadi, Bagaimana kalian melihat proyek ini? Apakah proyek ini layak untuk tetap dilaksanakan atau harus dihentikan?

*Mahasiswa Hubungan Internasional Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta

Populer

Besar Kemungkinan Bahlil Diperintah Jokowi Larang Pengecer Jual LPG 3 Kg

Selasa, 04 Februari 2025 | 15:41

Viral, Kurs Dolar Anjlok ke Rp8.170, Prabowo Effect?

Sabtu, 01 Februari 2025 | 18:05

Jokowi Kena Karma Mengolok-olok SBY-Hambalang

Jumat, 07 Februari 2025 | 16:45

Prabowo Harus Pecat Bahlil Imbas Bikin Gaduh LPG 3 Kg

Senin, 03 Februari 2025 | 15:45

Alfiansyah Komeng Harus Dipecat

Jumat, 07 Februari 2025 | 18:05

Bahlil Gembosi Wibawa Prabowo Lewat Kebijakan LPG

Senin, 03 Februari 2025 | 13:49

Pengamat: Bahlil Sengaja Bikin Skenario agar Rakyat Benci Prabowo

Selasa, 04 Februari 2025 | 14:20

UPDATE

Dirjen Anggaran Kemenkeu Jadi Tersangka, Kejagung Didesak Periksa Tan Kian

Sabtu, 08 Februari 2025 | 21:31

Kawal Kesejahteraan Rakyat, AHY Pede Demokrat Bangkit di 2029

Sabtu, 08 Februari 2025 | 20:55

Rocky Gerung: Bahlil Bisa Bikin Kabinet Prabowo Pecah

Sabtu, 08 Februari 2025 | 20:53

Era Jokowi Meninggalkan Warisan Utang dan Persoalan Hukum

Sabtu, 08 Februari 2025 | 20:01

Tepis Dasco, Bahlil Klaim Satu Frame dengan Prabowo soal LPG 3 Kg

Sabtu, 08 Februari 2025 | 19:50

Dominus Litis Revisi UU Kejaksaan, Bisa Rugikan Hak Korban dan tersangka

Sabtu, 08 Februari 2025 | 19:28

Tarik Tunai Pakai EDC BCA Resmi Kena Biaya Admin Rp4 Ribu

Sabtu, 08 Februari 2025 | 19:16

Ekspor Perdana, Pertamina Bawa UMKM Tempe Sukabumi Mendunia

Sabtu, 08 Februari 2025 | 18:41

TNI AL Bersama Tim Gabungan Temukan Jenazah Jurnalis Sahril Helmi

Sabtu, 08 Februari 2025 | 18:22

Penasehat Hukum Ungkap Dugaan KPK Langgar Hukum di Balik Status Tersangka Sekjen PDIP

Sabtu, 08 Februari 2025 | 17:42

Selengkapnya