Berita

Petugas sedang mengurusi proyek tol Semarang-Demak/Ist

Dahlan Iskan

Tol Demak

KAMIS, 22 JUNI 2023 | 04:34 WIB | OLEH: DAHLAN ISKAN

SAYA mondar-mandir Semarang-Demak. Kemarin. Salah satunya ke pusat riset stem cell dan kanker di Semarang. Baru. Hebat. Yang dipimpin salah satu dari tiga "dewa" stem cell Indonesia: Prof. Dr. Agung Putra itu.

Sudah lama saya ingin lewat tol Semarang-Demak. Tapi belum juga jadi. Yang sudah beroperasi baru satu ruas: Sayung-Demak. Sepanjang 16 km. Sedang yang Sayung-Semarang belum jadi. Maka setelah sampai Sayung saya harus kembali ke jalan lama. Yang ruwet itu. Yang macet itu. Yang menguji kesabaran itu.

Malam itu saya tiba di Demak sudah malam. Saya harus makan malam dulu di warung teman lama: Anne Avanti. Sebelum itu saya harus ke makam Mbah Genuk di pusat kota Semarang. Kelak saya harus bikin cerita soal keramatnya lokasi strategis itu.

Saya sangat maklum mengapa ruas tol Sayung-Semarang (Kaligawe) belum juga selesai. Inilah ruas jalan tol yang paling sulit se Indonesia. Uang saja tidak bisa menyelesaikan –apalagi kalau tidak ada banyak uang.

Khususnya yang 6 km. Yang seperti kolam tambak. Yang dalamnya seperti tak terukur. Yang tanahnya bercampur air. Yang airnya bercampur tanah.

Ruas Kaligawe-Sayung ini panjangnya 10 km. Berarti yang 4 km tidak ada masalah. Yakni dari Kaligawe ke batas "kolam" itu. Dengan dana Rp 2 triliun yang 4 km itu bisa diselesaikan.

Tapi yang 6 km itu, menantang semua ahli konstruksi jalan tol. Tidak mungkin dilakukan pengurukan. Tanah uruk akan langsung ditelan bumi. Berapa pun banyaknya.

Sambil menikmati kemacetan Sayung-Semarang saya menghubungi banyak orang. Saya ingin tahu apakah sudah ada jalan keluar. Apakah kesulitan itu sudah dilewati. Dan yang penting apakah sudah mulai dikerjakan.

Saya membayangkan betapa sulit perencanaannya. Alangkah berat pembuatan desain konstruksinya.

"Semua perencanaan, tender, dan penunjukan sudah selesai," ujar Pramusinto, direktur PT PPSD  (Pembangunan Perumahan Tol Semarang Demak). Ia biasa dipanggil Ito. Kantornya di Sayung. Saya diminta mampir. Untuk diajak berperahu keliling lokasi proyek.

Saya menyesal tidak bisa memenuhi tawaran itu. Berperahu di senja seperti kemarin pasti asyik: asyiknya orang pusing memikirkan bagaimana membangun jalan tol di lahan seperti itu.

Ito lulusan akuntansi Universitas Islam Indonesia (UII), Yogyakarta. Lalu mengambil S-2 sumber daya manusia di Universitas Andalas. Tapi SMA-nya di SMAN 8 Yogyakarta. Satu angkatan dengan kapolri sekarang.

Meski jarang ke Demak, saya sangat gembira mendengar keterangan Ito itu. Ini kabar gembira bagi orang Demak. Juga bagi orang Jepara, Kudus, Pati, sampai Rembang. Ada harapan jelas siksaan lalu-lintas di kawasan itu segera berakhir.

Sebenarnya Ito menawarkan rute berperahu yang menarik: melihat kuburan apung. Yakni kuburan di tengah lautan air. Dulunya kuburan itu di tengah perkampungan. Kian tahun air rob dari laut kian tinggi. Perumahan di situ tenggelam. Penduduk mengungsi. Yang mati ditinggal di situ. Kalau air lagi surut kuburannya terlihat. Seperti kuburan yang mengapung. Hanya di saat seperti itulah ada yang berperahu berziarah kubur ke situ.

"Meski masih awal, proyek Sayung-Semarang sudah dimulai," ujar Ito. Berarti tinggal pekerjaan di lapangan. Keruwetan persiapannya sudah berlalu. "Sekarang memang baru mencapai 3 persen, tapi sudah dimulai," ujarnya.

Saya juga menghubungi Ir Andi Kurnia Kartawiria dari ITB. Andi lah yang merancang konstruksi khusus untuk mengatasi kesulitan di situ: pakai cerucuk bambu. Di atas cerucuk itu dihampar rakit bambu. Di atas rakit itu diberi tanah. Lalu diberi rakit bambu lagi. Tanah lagi. Rakit lagi. Sampai lebih 10 lapisan.

Berarti jalan tol Sayung-Semarang nanti akan seperti mengapung di atas rakit bambu.

"Alhamdulillah proses trial embankment skala penuh sudah selesai," ujar Andi kemarin sore. Itu untuk mengetahui performa sistem matras bambu di tol Semarang Demak tersebut. "Hasil percobaannya sangat baik," ujar Andi.

Andi akan menjadikan ilmu konstruksi jalan tol Sayung-Semarang ini sebagai disertasi. Ia lagi menempuh S-3 di Malaysia. Andi lulus S-1 dan S-2 di ITB.

Berarti benar-benar tidak ada masalah dari aspek teknologinya.

"Sudah final. Sudah diuji 12 profesor," ujar Ito menimpali.

Alangkah leganya kalau tol Sayung-Semarang ini selesai. Saya usul: peresmiannya kelak harus dirayakan oleh para ilmuwan. Presiden Jokowi pasti terharu bisa menyelesaikan ini di akhir masa jabatannya.

Populer

Menag Masih Pelajari Kasus Pelarangan Ibadah di Bandung

Senin, 10 Maret 2025 | 20:00

Duit Sitaan Korupsi di Kejagung Tak Pernah Utuh Kembali ke Rakyat

Senin, 10 Maret 2025 | 12:58

Polda Metro Didesak Segera Periksa Pemilik MNC Asia Holding Hary Tanoe

Minggu, 09 Maret 2025 | 18:30

Digugat CMNP, Hary Tanoe dan MNC Holding Terancam Bangkrut?

Selasa, 04 Maret 2025 | 01:51

Nyanyian Riza Chalid Penting Mengungkap Pejabat Serakah

Minggu, 09 Maret 2025 | 20:58

CMNP Minta Pengadilan Sita Jaminan Harta Hary Tanoe

Selasa, 04 Maret 2025 | 03:55

Usia Pensiun TNI Bakal Diperpanjang, Ketum PEPABRI: Kalau 58 Tahun Kan Masih Lucu-Lucunya

Senin, 10 Maret 2025 | 19:58

UPDATE

CASN jadi Korban Ketidakpastian Menteri PANRB

Kamis, 13 Maret 2025 | 09:33

Sore Ini Prabowo Gelar Diskusi Panel Bareng Pimpinan Perguruan Tinggi

Kamis, 13 Maret 2025 | 09:28

Pasar Masih Tegang, Yen dan Euro Tertekan oleh Dolar AS

Kamis, 13 Maret 2025 | 09:21

Hendrik PH, Teman Seangkatan Teddy Masih Berpangkat Kapten

Kamis, 13 Maret 2025 | 09:14

Emas Spot Berkilau di Tengah Ketidakpastian Tarif

Kamis, 13 Maret 2025 | 09:07

Kegiatan di Vihara Kencana Langgar SKB Dua Menteri dan Perda Tibum

Kamis, 13 Maret 2025 | 08:56

Bamus Betawi dan Bamus Suku Betawi Sama-sama Terima Hibah Rp8 Miliar

Kamis, 13 Maret 2025 | 08:28

Febri Diansyah Harus Jaga Etika saat Bela Hasto

Kamis, 13 Maret 2025 | 08:10

Kapolri Mutasi 1.255 Pati-Pamen, 10 Polwan Jabat Kapolres

Kamis, 13 Maret 2025 | 07:59

10 Kapolda Diganti, Siapa Saja?

Kamis, 13 Maret 2025 | 07:47

Selengkapnya