Virus Marburg yang melanda Guinea Khatulistiwa selama hampir empat bulan ditetapkan berakhir oleh WHO pada Kamis (8/6).
Keputusan itu dikeluarkan WHO menyusul tidak adanya laporan kasus baru yang tercatat selama 42 hari terakhir.
"Wabah Penyakit Virus Marburg di Guinea Khatulistiwa berakhir hari ini tanpa ada kasus baru," kata WHO dalam sebuah pernyataan, seperti dimuat
African News.WHO mengapresiasi petugas kesehatan setempat dan organisasi mitra atas kerja kerasnya dalam menekan penyebaran penyakit.
Wabah virus yang memiliki hubungan erat dengan Ebola tersebut diumumkan di Guinea Khatulistiwa sejak 13 Februari lalu.
Tercatat 35 pasien meninggal karena virus tersebut, sementara empat orang pulih dan tengah menerima pendampingan psikologis pasca pemulihan.
Wabah pertama Marburg di Afrika tercatat di Afrika Selatan pada tahun 1975.
Virus ini mengambil namanya dari kota Marburg di Jerman, tempat pertama kali diidentifikasi pada tahun 1967, di laboratorium tempat para pekerja melakukan kontak dengan monyet hijau yang terinfeksi yang diimpor dari Uganda.
Tahun ini, wabah Marburg telah dilaporkan di negara-negara Angola, Ghana, Guinea, Republik Demokratik Kongo dan Uganda, serta Guinea Khatulistiwa dan Tanzania.
Marburg diduga berasal dari kelelawar buah Afrika yang membawa patogen tetapi tidak jatuh sakit karenanya.
Tingkat kematian dalam kasus yang dikonfirmasi berkisar antara 24 persen hingga 88 persen, tergantung pada jenis virus dan manajemen kasus.
Saat ini tidak ada vaksin atau perawatan antiviral untuk Marburg, tetapi perawatan potensial, termasuk produk darah, terapi imun dan terapi obat, serta calon vaksin awal, sedang dievaluasi.