Berita

Menko PMK Muhadjir Effendy saat menjadi pembicara kunci dalam diskusi "Afternoon Coffee ke-6/Ist

Politik

Hadapi Bonus Demografi Menko Muhadjir Genjot Kualitas Kompetensi Pemuda

KAMIS, 08 JUNI 2023 | 18:51 WIB | LAPORAN: AHMAD ALFIAN

Peran pemuda harus dioptimalkan dalam menghadapi bonus demografi. Atas dasar itu perlu dibekali dengan peningkatan kualitas kompetensi yang tinggi termasuk kemampuan berbahasa inggris dan penguasaan IT.

Pernyataan itu disampaikan Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendy saat menjadi pembicara kunci dalam diskusi  "Afternoon Coffee ke-6" pada rangkaian agenda Kompas Collaboration Forum-City Leaders Community Apeksi (Asosiasi Pemerintah Kota Seluruh Indonesia). Acara ini diikuti oleh 47 wali kota se-Indonesia.

Berdasar data Susenas Tahun 2022 menunjukkan persentase pemuda di perkotaan lebih besar daripada di pedesaan atau 57,40 perdesaan berbanding 42,60 persen. Artinya pemuda yang tinggal di area perkotaan memiliki peran penting dalam ikut mengembangkan potensi wilayah yang ada.


Akses terhadap segala lini yang relatif lebih mudah, menjadikan generasi muda yang ada di kota memiliki potensi berkembang lebih besar, baik dalam memajukan wilayahnya maupun mengeksplorasi kemampuannya.

Bonus demografi yang dimaksud adalah masa ketika penduduk usia produktif (15-64 tahun) akan lebih besar dibanding usia nonproduktif (65 tahun ke atas) dengan proporsi lebih dari 60 persen dari total jumlah penduduk Indonesia.

“Pada fase usia produktif ini, manusia memasuki dunia kerja, sehingga perlu dibekali dengan peningkatan kualitas kompetensi yang tinggi termasuk kemampuan berbahasa inggris dan penguasaan IT,” katanya seperti dikutip Kantor Berita Politik RMOL, Kamis (8/6).

Muhadjir juga menjelaskan bahwa Pemerintah kota juga perlu mendorong berbagai intervensi ketika generasi kita sudah beranjak remaja. Yakni, mencegah perkawinan anak di daerahnya.

Menurut pria yang juga Ketua PP Muhammadiyah ini, para pelaku pernikahan dini akan terampas perjalanan hidupnya. Sehingga, perlu ada sinergi dan kolaborasi bersama mencegah perkawinan anak.

Teknisnya, melibatkan semua pihak termasuk tokoh agama dan masyarakat. Dengan demikian, saat masuk pada fase usia produktif, mereka dapat memaksimalkan potensi yang dimiliki.

Populer

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

Kajari Bekasi Eddy Sumarman yang Dikaitkan OTT KPK Tak Punya Rumah dan Kendaraan

Sabtu, 20 Desember 2025 | 14:07

Terlibat TPPU, Gus Yazid Ditangkap dan Ditahan Kejati Jawa Tengah

Rabu, 24 Desember 2025 | 14:13

UPDATE

Kepala Daerah Dipilih DPRD Bikin Lemah Legitimasi Kepemimpinan

Jumat, 26 Desember 2025 | 01:59

Jalan Terjal Distribusi BBM

Jumat, 26 Desember 2025 | 01:39

Usulan Tanam Sawit Skala Besar di Papua Abaikan Hak Masyarakat Adat

Jumat, 26 Desember 2025 | 01:16

Peraih Adhyaksa Award 2025 Didapuk jadi Kajari Tanah Datar

Jumat, 26 Desember 2025 | 00:55

Pengesahan RUU Pengelolaan Perubahan Iklim Sangat Mendesak

Jumat, 26 Desember 2025 | 00:36

Konser Jazz Natal Dibatalkan Gegara Pemasangan Nama Trump

Jumat, 26 Desember 2025 | 00:16

ALFI Sulselbar Protes Penerbitan KBLI 2025 yang Sulitkan Pengusaha JPT

Kamis, 25 Desember 2025 | 23:58

Pengendali Pertahanan Laut di Tarakan Kini Diemban Peraih Adhi Makayasa

Kamis, 25 Desember 2025 | 23:32

Teknologi Arsinum BRIN Bantu Kebutuhan Air Bersih Korban Bencana

Kamis, 25 Desember 2025 | 23:15

35 Kajari Dimutasi, 17 Kajari hanya Pindah Wilayah

Kamis, 25 Desember 2025 | 22:52

Selengkapnya