Berita

Anggota Exco PSSI periode 2003-2011, Subardi/Net

Sepak Bola

Indonesia Batal Gelar Piala Dunia U-20, Mantan Exco PSSI: Sangat Memalukan!

KAMIS, 30 MARET 2023 | 15:31 WIB | LAPORAN: RAIZA ANDINI

Keputusan FIFA mencoret Indonesia sebagai tuan rumah Piala Dunia U-2o tidak hanya merugikan sepak bola tanah air. Akibat putusan FIFA, nama baik Indonesia di mata dunia pun tercoreng. Bahkan, PSSI berpotensi mendapat sanksi dari FIFA.

"Kita menanggung malu di mata dunia. Kita juga bersiap menerima sanksi dari FIFA. Ini sangat memalukan," kata anggota Exco PSSI periode 2003-2011, Subardi, di Jakarta, Kamis (30/3).

Subardi menilai sikap Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo dan Gubernur Bali I Wayan Koster yang menolak keras Tim Israel bermain di wilayahnya merupakan bentuk diskriminasi dan intervensi kekuasaan.

Sikap yang bermuatan politik tersebut, tutur Subardi, bertentangan dengan peraturan FIFA yang diratifikasi PSSI, khususnya di Pasal 7. Pada Ayat (2) disebutkan, PSSI harus menjaga independensi dan netralitas serta menghindari segala campur tangan politik.

Sedangkan Ayat (4) menegaskan, segala bentuk diskriminasi terhadap suatu negara, kelompok, ras, bahasa, agama, dan lainnya sangat dilarang dan dapat disanksi oleh FIFA.

“Kalau bicara sepak bola ya hukumnya sepak bola. Jangan campurkan dengan kekuasaan politik. Pelarangan Israel itu bentuk diskriminasi dalam aturan FIFA. Israel anggota FIFA, maka harus diberlakukan sama. Tidak boleh ada intervensi, penolakan, dan lain-lain. Lihat dalam Pasal 7 Statuta,” paparnya.

Subardi yang pernah menjabat Ketua Komite Kompetisi PSSI 2007-2011 itu juga menegaskan, sikap dua kepala daerah tersebut berakibat fatal. Sebab, FIFA akhirnya mencoret Indonesia sebagai tuan rumah. Dalam keterangan resminya, FIFA menyebut alasan mencabut status tuan rumah karena "situasi terkini".

Menurut Subardi, intervensi tersebut bisa terjadi karena banyak yang tidak paham aturan di sepak bola. Dalih menolak Israel untuk faktor kemanusiaan, hal ini justru membuka ruang diskriminasi. Justru dalam sepak bola, semua ras, suku, agama, bahasa mendapat kesempatan yang sama untuk bermain.

"Ada prinsip independen dan kesetaraan sebagaimana dimuat dalam Statuta. Sepak bola itu beda dengan politik. Jangan dibenturkan,” demikian Subardi.

Populer

Bangun PIK 2, ASG Setor Pajak 50 Triliun dan Serap 200 Ribu Tenaga Kerja

Senin, 27 Januari 2025 | 02:16

Gara-gara Tertawa di Samping Gus Miftah, KH Usman Ali Kehilangan 40 Job Ceramah

Minggu, 26 Januari 2025 | 10:03

Viral, Kurs Dolar Anjlok ke Rp8.170, Prabowo Effect?

Sabtu, 01 Februari 2025 | 18:05

KPK Akan Digugat Buntut Mandeknya Penanganan Dugaan Korupsi Jampidsus Febrie Adriansyah

Kamis, 23 Januari 2025 | 20:17

Prabowo Harus Ganti Bahlil hingga Satryo Brodjonegoro

Minggu, 26 Januari 2025 | 09:14

Datangi Bareskrim, Petrus Selestinus Minta Kliennya Segera Dibebaskan

Jumat, 24 Januari 2025 | 16:21

Masyarakat Baru Sadar Jokowi Wariskan Kerusakan Bangsa

Senin, 27 Januari 2025 | 14:00

UPDATE

Karyawan Umbar Kesombongan Ejek Pasien BPJS, PT Timah Minta Maaf

Minggu, 02 Februari 2025 | 15:37

Sugiat Santoso Apresiasi Sikap Tegas Menteri Imipas Pecat Pelaku Pungli WN China

Minggu, 02 Februari 2025 | 15:30

KPK Pastikan Tidak Ada Benturan dengan Kortastipikor Polri dalam Penanganan Korupsi LPEI

Minggu, 02 Februari 2025 | 15:27

Tabung Gas 3 Kg Langka, DPR Kehilangan Suara?

Minggu, 02 Februari 2025 | 15:10

Ken Martin Terpilih Jadi Ketum Partai Demokrat, Siap Lawan Trump

Minggu, 02 Februari 2025 | 14:46

Bukan Main, Indonesia Punya Dua Ibukota Langganan Banjir

Minggu, 02 Februari 2025 | 14:45

Larangan LPG di Pengecer Kebijakan Sangat Tidak Populis

Minggu, 02 Februari 2025 | 14:19

Smart City IKN Selesai di Laptop Mulyono

Minggu, 02 Februari 2025 | 13:59

Salah Memutus Status Lahan Berisiko Besar Buat Rakyat

Minggu, 02 Februari 2025 | 13:45

Hamas Sebut Rencana Relokasi Trump Absurd dan Tidak Penting

Minggu, 02 Februari 2025 | 13:26

Selengkapnya