Berita

Ilustrasi/Net

Dunia

Vietnam Kembangkan Proyek Satu Juta Hektar Beras Kualitas Tinggi dan Rendah Emisi

RABU, 29 MARET 2023 | 14:33 WIB | LAPORAN: RENI ERINA

Pemerintah Vietnam saat ini sedang mengembangkan sebuah proyek baru untuk membentuk area bahan baku yang stabil dan berskala besar di Delta Cuu Long (Mekong). Menurut rencana, proyek ini akan secara berkelanjutan mengembangkan satu juta hektar beras berkualitas tinggi dengan pertumbuhan hijau.

Wakil Menteri Pertanian dan Pembangunan Pedesaan Tran Thanh Nam mengungkap hal itu saat berbicara pada lokakarya tentang "Solusi teknologi untuk mengubah beras berkualitas tinggi dan beremisi rendah untuk Vietnam" di Hanoi, Selasa (28/3).

"Delta Cuu Long adalah lumbung negara," kata Tran, seperti dikutip dari Vietnam News, Rabu (29/3).

Laporan menunjukkan bahwa produksi beras di delta tersebut dalam beberapa tahun terakhir tetap stabil pada kisaran 24-25 juta ton, menyumbang lebih dari 50 persen produksi beras dan lebih dari 90 persen ekspor beras Vietnam.

Ini menciptakan lapangan kerja dan pendapatan bagi lebih dari 1,5 juta rumah tangga pertanian, memberikan kontribusi besar untuk memastikan ketahanan pangan nasional, dan mempromosikan industri pengolahan dan ekspor beras.

Namun demikian, produksi beras di delta tersebut masih menghadapi kesulitan dan potensi risiko, seperti rendahnya hasil dan pendapatan petani beras, rendahnya kualitas dan daya saing beras ekspor, serta luas areal produksi beras yang mungkin menyempit akibat perubahan iklim.

Proyek terbaru diharapkan dapat memenuhi berbagai tujuan termasuk meningkatkan nilai rantai beras dan pendapatan masyarakat, memastikan ketahanan pangan dan melayani ekspor beras, mengurangi emisi gas rumah kaca dan beradaptasi dengan perubahan iklim.

Menurut Katherine Nelson, ilmuwan perubahan iklim dari International Rice Research Institute (IRRI), pertanian padi secara global merupakan sumber emisi gas rumah kaca bebas karbon dioksida terbesar ketiga di bidang pertanian, setelah peternakan dan lahan subur.

Hal ini terutama disebabkan oleh metode pertanian padi tradisional, di mana sawah yang tergenang air melepaskan metana dan gas rumah kaca lainnya.

"Satu hektar padi mengeluarkan sekitar 6-12 ton karbon dioksida per tahun, dibandingkan dengan rumah tangga AS yang mengeluarkan sekitar 8,5 ton karbon dioksida per tahun," kata Nelson.

"Dengan teknik pertanian rendah emisi, tingkat pengurangan maksimum adalah 65 persen, yang setara dengan 5-9 ton karbon dioksida per tahun per hektar," katanya.

Perubahan iklim telah menyebabkan kekeringan dan salinitas, dan mempengaruhi produksi beras. Di sisi lain, produksi beras memperburuk perubahan iklim.

"Karena itu, pelaksanaan proyek semacam itu perlu," kata Nelson.

Populer

Pendapatan Telkom Rp9 T dari "Telepon Tidur" Patut Dicurigai

Rabu, 24 April 2024 | 02:12

Polemik Jam Buka Toko Kelontong Madura di Bali

Sabtu, 27 April 2024 | 17:17

Pj Gubernur Ingin Sumedang Kembali jadi Paradijs van Java

Selasa, 23 April 2024 | 12:42

Jurus Anies dan Prabowo Mengunci Kelicikan Jokowi

Rabu, 24 April 2024 | 19:46

Tim Hukum PDIP Minta Penetapan Prabowo-Gibran Ditunda

Selasa, 23 April 2024 | 19:52

Pj Gubernur Jabar Minta Pemkab Garut Perbaiki Rumah Rusak Terdampak Gempa

Senin, 29 April 2024 | 01:56

Bey Pastikan Kesiapan Pelaksanaan Haji Jawa Barat

Rabu, 01 Mei 2024 | 08:43

UPDATE

Hadiri Halal Bihalal Ansor, Kapolda Jateng Tegaskan Punya Darah NU

Jumat, 03 Mei 2024 | 06:19

Bursa Bacalon Wali Kota Palembang Diramaikan Pengusaha Cantik

Jumat, 03 Mei 2024 | 06:04

KPU Medan Tunda Penetapan Calon Terpilih Pileg 2024

Jumat, 03 Mei 2024 | 05:50

Pensiunan PNS di Lubuklinggau Bingung Statusnya Berubah jadi Warga Negara Malaysia

Jumat, 03 Mei 2024 | 05:35

Partai KIM di Kota Bogor Kembali Rapatkan Barisan Jelang Pilkada

Jumat, 03 Mei 2024 | 05:17

PAN Jaring 17 Kandidat Bakal Calon Wali Kota dan Wakil Wali Kota Bengkulu

Jumat, 03 Mei 2024 | 04:58

Benny Raharjo Tegaskan Golkar Utamakan Kader untuk Pilkada Lamsel

Jumat, 03 Mei 2024 | 04:41

Pria di Aceh Nekat Langsir 300 Kg Ganja Demi Upah Rp50 Ribu

Jumat, 03 Mei 2024 | 04:21

Alasan Gerindra Pagar Alam Tak Buka Pendaftaran Bacawako

Jumat, 03 Mei 2024 | 03:57

KPU Tubaba Tegaskan Caleg Terpilih Tidak Dilantik Tanpa Serahkan LHKPN

Jumat, 03 Mei 2024 | 03:26

Selengkapnya