India baru-baru ini melaporkan penemuan besar cadangan litium pertamanya di Salal-Haimana, wilayah Jammu dan Kashmir. Penemuan ini terjadi bertepatan dengan rencana negara tersebut untuk mengalihkan fokusnya ke industri kendaraan listrik (EV).
Kementerian Pertambangan India dalam cuitannya mengatakan bahwa Survei Geologi India (GSI) telah menemukan 5,9 juta ton sumber daya tereka (G3) litium, yang digunakan untuk membuat baterai kendaraan listrik (EV), seperti dikutip dari ANI News.
Lithium adalah salah satu bahan penting baterai isi ulang, yang memberi daya pada banyak perangkat seperti mobil listrik, laptop, dan telepon pintar. Dengan penemuan ini, jelas menjadi kabar baik dan prestasi untuk GSI yang akan membantu perekonomian India.
Kementerian mengatakan, 51 blok mineral yang ditemukan itu termasuk lithium dan emas. Lima blok berkaitan dengan emas dan blok lainnya berkaitan dengan komoditas seperti kalium, molibdenum, logam dasar, dan lain-lain. Semuanya itu tersebar di 11 negara bagian Jammu dan Kashmir (UT). Kementerian kemudian menyerahkan 51 blok mineral itu kepada negara bagian masing-masing.
Blok disiapkan berdasarkan pekerjaan yang dilakukan oleh GSI dari musim lapangan 2018-19 hingga saat ini.
Pemerintah pusat telah meluncurkan insentif setidaknya 3,4 miliar dolar AS untuk mempercepat pengadopsian EV yang tertinggal menyusul keputusan Perdana Menteri Narendra Modi untuk mencapai nol bersih pada tahun 2070.
GSI telah merumuskan 115 proyek mineral strategis dan kritis dan 16 proyek mineral pupuk.
Didirikan pada 1851, GSI dimaksudkan untuk menemukan deposit batubara untuk Kereta Api. Selama bertahun-tahun, GSI tidak hanya tumbuh menjadi gudang informasi ilmu kebumian yang dibutuhkan di berbagai bidang, tetapi juga telah mencapai status organisasi ilmu kebumian bereputasi internasional.