Berita

Moch Eksan/Net

Publika

Anies dan Pendirian Pusat Studi ASEAN

OLEH: MOCH EKSAN*
SENIN, 16 JANUARI 2023 | 15:17 WIB

ANIES Rasyid Baswedan adalah orang pertama Indonesia yang menjadi dewan pendiri dan pengarah dari The Institute ASEAN Studies di Oxford University. Sebuah perguruan tinggi berbahasa Inggris tertua di negeri Raja Charles III.

Universitas Oxford bertempat di Kota Oxford yang merupakan distrik non metropolitan yang berjarak 80 km dari Kota London. Waktu tempuh antara dua kota ini 1,17 jam perjalanan darat. Kota ini kota kecil yang luas wilayahnya 45 km dan dengan jumlah penduduk 134 ribu jiwa.

Kampus ini menyelenggarakan kuliah perdana pada 1096 M. Sehingga usianya kini sudah mencapai 927 tahun. Banyak tokoh besar ditempa di kampus ini. Bahkan, 58 penerima Hadiah Nobel pernah belajar di Universitas Oxford. Mahasiswa yang tercatat sekarang sejumlah 24 ribu orang.

Kontribusi nyata dari Universitas Oxford bagi dunia adalah Kamus Bahasa Inggris Oxford Dictionary yang terdiri dari 20 volume dan 21 ribu halaman. Kamus ini dikutip  tak kurang dari 2,4 juta penggunaan dalam percakapan maupun catatan kaki.

Karena itu, pengangkatan Anies sebagai Dewan Pendiri dan Pengarah di kampus ternama di Britania Raya, merupakan bentuk pengakuan dari reputasi intelektual sebagai seorang akademisi dan praktisi. Ia dipandang memiliki kapasitas dan kapabilitas dalam memajukan peran Asean.

Pengalaman mengelola daerah plus pengetahuan dalam kebijakan publik, menempatkan Anies sebagai tokoh yang paling lengkap dari segi keilmuan dan pengalaman.

Anies adalah aset Indonesia yang sedikit banyak membawa nama besar Indonesia. Apalagi, bila ia terpilih menjadi presiden ke-8. Posisi negara ini dalam diplomasi global, pasti akan semakin kuat dalam mewujudkan perdamaian dunia.

Smith Alhadar, seorang pakar luar negeri, menyatakan bahwa tidak ada capres yang bisa saingi Anies dalam kemampuan diplomasi di kancah dunia.

Dalam darah Anies, mengalir darah diplomat ulung Indonesia, AR Baswedan berhasil meyakinkan negara-negara Timur Tengah untuk mengakui kedaulatan Indonesia di awal proklamasi. Bahkan, negara seperti Maroko sampai menyebut Bung Karno sebagai pahlawan kemerdekaan dunia Islam, tak lepas dari hasil ikhtiar dari kakek Anies tersebut.

Anies bertekat, kesediaan menerima permintaan sebagai dewan pendiri dan pembina The Institute For Asean Studies, untuk membawa pengalaman Indonesia dan Asean ke gelanggan dunia.

Barangtentu, pengalaman Anies sendiri dalam menurunkan emisi karbon di Jakarta melalui kebijakan Jaklingko. Ini dalam rangka perubahan iklim, pengembangan energi biru, ekonomi biru dan pembangunan berkelanjutan. Ia benar-benar memanfaatkan keberadaannya di London dalam konteks hal-hal dimaksud.

Memang, studi Asean bukan hal baru. Studi semisal juga ada di berbagai universitas dunia. Di Indonesia, Studi ASEAN justru terdapat pada 69 perguruan tinggi yang mempunyai pusat Studi ASEAN.

BJ Habibie Center menegaskan bahwa Studi ASEAN tujuannya tak semata untuk penelitian dan diskusi para ilmuwan dan pemerintah, tapi juga peningkatan kesadaran dan penguatan jaringan masyarakat di kawasan.

Negara-negara Asean membentuk ASEAN dengan misi yang baik bagi kawasan maupun luar kawasan. Semua pemerintah yang berkuasa ingin agar kawasan Asia Tenggara ini menjadi wilayah yang damai, aman, stabil dan sejahtera.

Oleh karena itu, peningkatan kerjasama di antara negara-negara anggota dan negara-negara lain, sama-sama penting. Terutama dalam menjaga dan memelihara stabilitas kawasan. Sehingga, kerjasama ekonomi, sosial, budaya, ilmu pengetahuan dan teknologi dapat berjalan dengan baik.

Saya meyakini, keterlibatan Anies dalam Dewan Pendiri dan Pengarah Studi ASEAN kampus bergengsi di Inggris ini, tak melulu bertujuan akademis, tapi juga politis untuk meningkatkan peran kawasan dalam mengatasi konflik militer dan perdagangan dunia.

Sesungguhnya, jalan diplomasi Anies dimulai jauh sebelum ia belum menjadi apa-apa dan menjadi siapa-siapa. Namun, jalan tersebut semakin terang setelah ia dicapreskan oleh Partai Nasdem. Tinggal, bagaimana ia mengawal ambang batas pencalonan presiden sekaligus memenangkan hati rakyat.

*Penulis adalah Pendiri Eksan Institute dan Wakil Ketua DPW Nasdem Jawa Timur

Populer

Bangun PIK 2, ASG Setor Pajak 50 Triliun dan Serap 200 Ribu Tenaga Kerja

Senin, 27 Januari 2025 | 02:16

Gara-gara Tertawa di Samping Gus Miftah, KH Usman Ali Kehilangan 40 Job Ceramah

Minggu, 26 Januari 2025 | 10:03

Viral, Kurs Dolar Anjlok ke Rp8.170, Prabowo Effect?

Sabtu, 01 Februari 2025 | 18:05

Besar Kemungkinan Bahlil Diperintah Jokowi Larang Pengecer Jual LPG 3 Kg

Selasa, 04 Februari 2025 | 15:41

Prabowo Harus Ganti Bahlil hingga Satryo Brodjonegoro

Minggu, 26 Januari 2025 | 09:14

Prabowo Harus Pecat Bahlil Imbas Bikin Gaduh LPG 3 Kg

Senin, 03 Februari 2025 | 15:45

Bahlil Gembosi Wibawa Prabowo Lewat Kebijakan LPG

Senin, 03 Februari 2025 | 13:49

UPDATE

Cuma Rebut 1 Gelar dari 4 Turnamen, Ini Catatan PBSI

Rabu, 05 Februari 2025 | 13:37

Anggaran Dipangkas Belasan Triliun, Menag: Jangan Takut!

Rabu, 05 Februari 2025 | 13:31

Ekonomi Indonesia Tumbuh 5,03 Persen Sepanjang 2024

Rabu, 05 Februari 2025 | 13:23

Aset Raib ID Food Ancam Asta Cita Prabowo

Rabu, 05 Februari 2025 | 13:13

Persoalkan Penetapan Tersangka, Tim Hukum Hasto Ungkap Sprindik Bocor

Rabu, 05 Februari 2025 | 13:10

Setelah Identifikasi, Jasa Raharja Pastikan Salurkan Santunan Kecelakaan GTO Ciawi

Rabu, 05 Februari 2025 | 12:59

Truk Pengangkut Galon Kecelakaan, Saham Induk Aqua Anjlok Merosot 1,65 Persen

Rabu, 05 Februari 2025 | 12:57

Komisi V DPR Minta Polisi Investigasi Perusahaan Aqua

Rabu, 05 Februari 2025 | 12:51

Partai Buruh Geruduk Kantor Bahlil Protes LPG 3 Kg Langka

Rabu, 05 Februari 2025 | 12:41

DPR Siap Bikin Panja Imbas Laka Maut Truk Galon Aqua

Rabu, 05 Februari 2025 | 12:30

Selengkapnya