Berita

Bank BTN/Net

Bisnis

Moncer, Laba Bersih BTN Bulan November 2022 Dekati Konsensus Laba Akhir Tahun

RABU, 14 DESEMBER 2022 | 19:35 WIB | LAPORAN: IDHAM ANHARI

PT Bank Tabungan Negara Tbk (BTN) meraih laba bersih Rp 2,79 triliun untuk kinerja Januari hingga November 2022. Laba tahun berjalan tersebut meningkat 41,51 persen dibandingkan setahun sebelumnya yang tercatat Rp 1,97 triliun.

Pencapaian kinerja hingga November ini sudah mendekati angka konsensus laba sepanjang tahun 2022 (full year) yang diestimasikan bakal menyentuh Rp 2,89 triliun. Sementara manajemen Bank BTN optimistis laba bersih hingga akhir tahun ini bisa menembus angka Rp 3 triliun atau melebihi konsensus para analis.

Kinerja moncer ini ditopang oleh perbaikan struktur biaya dana dengan peningkatan signifikan pada produk giro. Berdasarkan laporan keuangan bulanan November 2022, BTN mencatatkan pertumbuhan produk tabungan dan giro (current account saving account/CASA) sebesar 25,9 persen menjadi Rp 153,74 triliun pada akhir November 2022.

Dana murah ini didominasi oleh produk giro yang menembus Rp 115,49 triliun, meningkat 57,4 persen dibandingkan setahun sebelumnya yang tercatat Rp 73,38 triliun. Di sisi lain, deposito yang tergolong dana mahal turun 5,36 persen menjadi Rp 168,1 triliun dibandingkan sebelumnya yang tercatat Rp 177,6 triliun.

Secara keseluruhan, Dana Pihak Ketiga (DPK) dari Bank spesialis pembiayaan perumahan ini meningkat 7,38 persen menjadi Rp 321,83 triliun. Perbaikan struktur DPK tersebut berhasil menurunkan beban bunga sebesar 19 persen, dari Rp 11,72 triliun pada November 2021 menjadi Rp 9,48 pada November 2022.

Sementara itu, pendapatan bunga BTN terus meningkat sebesar 3,87 persen menjadi Rp 23,33 triliun pada akhir November 2022. Hal ini ditopang oleh peningkatan kredit dan pembiayaan syariah sebesar 8,09 persen menjadi Rp 295,58  triliun pada akhir November 2022.

Secara keseluruhan pendapatan bunga bersih (NII) BTN melesat 28,84 persen menjadi Rp 13,84 triliun. Bukan cuma NII, Bank yang dikomandoi Direktur Utama Haru Koesmahargyo ini mencatatkan pendapatan Komisi/provisi/fee dan administrasi sebesar Rp1,1 triliun, melesat 13,7 persen dibandingkan setahun sebelumnya. Hingga akhir November 2022, aset BTN nyaris menembus Rp400 triliun, tepatnya Rp397,51 triliun.

Diketahui saat ini, BTN masih dalam proses rights issue dengan target dana Rp 4,13 triliun, termasuk penyertaan modal negara (PMN) senilai Rp 2,48 triliun. Terkait dengan PMN tersebut, Presiden Joko Widodo telah meneken Peraturan Pemerintah (PP) No 48/2022 tentang PMN kepada BTN, beberapa hari lalu.

"Untuk memperbaiki struktur permodalan dan meningkatkan kapasitas usaha BTN dalam rangka mendukung pencapaian target pemerintah di bidang perumahan melalui penerbitan saham baru guna mempertahankan komposisi kepemilikan saham negara,"  tulis salah satu pertimbangan PP tersebut.

Chief Economist The Indonesia Economic Intelligence (IEI), Sunarsip mengatakan Right issue penting bagi BTN untuk memperkuat permodalannya, sekaligus untuk meningkatkan komposisi sumber dana murah BTN bagi penyediaan KPR yang terjangkau, terutama yang bersubsidi.

Menurutnya, rasio kecukupan modal (CAR) BTN saat ini yang berada pada level 13 persen membatasi ruang gerak BTN terutama dalam memperkuat bisnis KPR komersial agar  seimbang dengan KPR bersubsidi.

“BTN setidaknya membutuhkan CAR tier-1 sebesar 18-20 persen. Dengan CAR tier-1 sebesar 18-20 persen maka gerak BTN menjadi lebih leluasa dalam mengatur dan menyimbangkan antara upaya BTN memenuhi target perumahan KPR bersubsidi dengan pengembangan KPR Komersialnya,” ujar Sunarsip sambil menambahkan CAR tier-1 BTN akan naik menjadi 19-20 persen pasca rights issue Rp4,13 triliun selesai.

Sunarsip juga menyoroti bahwa saat ini adalah waktu yang tepat bagi BTN untuk melakukan rights issue. Hal ini didorong oleh sejumlah data yang menunjukan dana asing kembali masuk ke Indonesia.

“Jadi, ini adalah peluang bagi right issue BTN untuk menangkap dana-dana asing yang masuk tersebut. Dan kalau dana asing yang masuk tersebut dapat diserap lebih lama melalui instrumen pasar modal, ini akan jadi amunisi untuk memperkuat devisa nasional dan sekaligus dapat menjadi sinyal untuk mengarah pada penguatan nilai tukar Rupiah,” ujarnya.

Sunarsip pun meyakini bahwa sektor properti yang menjadi bisnis utama BTN, masih akan tumbuh positif di 2023. Hal ini ditopang oleh berbagai indikator makro ekonomi dan indeks bisnis serta manufaktur memperlihatkan kinerjanya yang cukup solid. ‘

“Jadi, tahun 2023 bisa menjadi momentum bagi BTN pasca right issue. Right issue akan meningkatkan permodalan BTN sekaligus memperkuat sumber pendanaan murahnya. Dengan kekuatan ini maka BTN memiliki peluang yang semakin besar untuk mengembangkan bisnis perumahan dan propertinya secara lebih agresif sekaligus memenuhi target pemerintah,” tutupnya.

Populer

Aduan Kebohongan sebagai Gugatan Perdata

Selasa, 08 Oktober 2024 | 10:03

Pernah Bertugas di KPK, Kapolres Boyolali Jebolan Akpol 2003

Senin, 07 Oktober 2024 | 04:21

Warganet Beberkan Kejanggalan Kampus Raffi Ahmad Peroleh Gelar Doktor Kehormatan

Senin, 30 September 2024 | 05:26

Laksdya Irvansyah Dianggap Gagal Bangun Jati Diri Coast Guard

Sabtu, 05 Oktober 2024 | 03:45

WNI Kepoin Kampus Pemberi Gelar Raffi Ahmad di Thailand, Hasilnya Mengagetkan

Minggu, 29 September 2024 | 23:46

Selebgram Korban Penganiayaan Ketum Parpol Ternyata Mantan Kekasih Atta Halilintar

Senin, 07 Oktober 2024 | 14:01

Jokowi Harus Minta Maaf kepada Try Sutrisno dan Keluarga

Senin, 07 Oktober 2024 | 16:58

UPDATE

Realisasi Belanja Produk Dalam Negeri Masih 41,7 Persen, Ini PR Buat Kemenperin

Rabu, 09 Oktober 2024 | 12:01

Gibran Puji Makan Bergizi Gratis di Jakarta Paling Mewah

Rabu, 09 Oktober 2024 | 11:56

Netanyahu: Israel Sukses Bunuh Dua Calon Penerus Hizbullah

Rabu, 09 Oktober 2024 | 11:50

Gibran Ngaku Ikut Nyusun Kabinet: Hampir 100 Persen Rampung

Rabu, 09 Oktober 2024 | 11:47

Jokowi Dipastikan Hadiri Acara Pisah Sambut di Istana

Rabu, 09 Oktober 2024 | 11:39

Mampu Merawat Kerukunan, Warga Kota Bekasi Puas dengan Kerja Tri Adhianto

Rabu, 09 Oktober 2024 | 11:33

Turki Kenakan Tarif Tambahan 40 Persen untuk Kendaraan Tiongkok, Beijing Ngadu ke WTO

Rabu, 09 Oktober 2024 | 11:33

Dasco Kasih Bocoran Maman Abdurrahman Calon Menteri UMKM

Rabu, 09 Oktober 2024 | 11:31

Maroko Dianugerahi World Book Capital UNESCO 2026

Rabu, 09 Oktober 2024 | 11:27

Heru Budi Bareng Gibran Tinjau Uji Coba Makan Bergizi Gratis di SMAN 70

Rabu, 09 Oktober 2024 | 11:20

Selengkapnya