Berita

Utusan Khusus AS untuk Iran Robert Malley/Net

Dunia

Utusan: Fokus AS Saat Ini tentang Pencegahan Pasokan Senjata Iran ke Rusia, Bukan Kesepakatan Nuklir

SENIN, 05 DESEMBER 2022 | 06:51 WIB | LAPORAN: RENI ERINA

Amerika Serikat menanggapi klaim yang mengatakan bahwa Washington sengaja mengulur pembicaraan negosiasi nuklir.

Utusan Khusus AS untuk Iran Robert Malley mengatakan, Washington akan fokus pada pencegahan pasokan senjata Iran ke Rusia dan mendukung aksi protes yang menggema di Iran, daripada melanjutkan pembicaraan kesepakatan nuklir yang menemukan jalan buntu.

“Iran tidak tertarik dengan kesepakatan, maka kami fokus pada hal lain,” terang Malley dalam sebuah wawancara dengan media selama akhir pekan.

"AS akan berupaya menghalangi Iran untuk memasok senjata ke Rusia dan mendukung aspirasi fundamental rakyat Iran," tambahnya, seperti dikutip dari .Bloomberg, Minggu (4/12).

Ia juga menekankan, keengganan pihak Iran melanjutkan kesepakatan  Rencana Aksi Komprehensif Bersama (JCPOA) membuat AS meragukan kesungguhan Iran.

Pada 2015, lima anggota tetap Dewan Keamanan PBB dan Jerman menandatangani Rencana Aksi Komprehensif Bersama (JCPOA) dengan Iran untuk mengatasi krisis seputar program nuklir. Pada 2018, Presiden AS saat itu, Donald Trump, memutuskan untuk menarik diri dari kesepakatan tersebut, dan Washington memberikan sanksi paling keras yang pernah ada di Teheran.

Presiden Joe Biden telah berulang kali menunjukkan dukungannya untuk memasuki kembali perjanjian nuklir. Sejak April lalu, Rusia, Inggris, Jerman, China, AS, dan Prancis, telah melakukan diskusi dengan Iran di Wina untuk menghidupkan kembali JCPOA dalam bentuk aslinya.

Pada November, Iran menyatakan akan mempertimbangkan kembali perjanjiannya dengan IAEA sehubungan dengan penerapan resolusi yang mendesak Teheran untuk menjelaskan asal bahan nuklir yang ditemukan sebelumnya di fasilitas negara tersebut dan memberikan dokumen yang relevan serta akses ke lokasi tersebut.

Dokumen tersebut disusun oleh Amerika Serikat dan tiga negara Eropa (Inggris Raya, Prancis, dan Jerman). Iran menganggapnya sebagai instrumen untuk memberikan tekanan politik pada republik Islam itu. Setelah itu, Iran mulai memperkaya uranium hingga 60 persen di fasilitas nuklir Fordow.

Kegiatan pengayaan uranium dan membatasi pemantauan internasional di situs itu,  dikecam pada pertemuan Badan Energi Atom Internasional bulan lalu. Kemudian Iran menuntut diakhirinya penyelidikan IAEA sebagai bagian dari dimulainya kembali kesepakatan nuklir, suatu syarat yang ditolak oleh Malley dan sekutu AS.

"Apa gunanya? Mengapa kita harus fokus terkait pembicaraan itu jika Iran kembali dengan tuntutan yang tidak dapat diterima? Pada titik ini kami tidak akan fokus pada kesepakatan nuklir karena kami tidak dapat terus mundur dan dipermainkan," tandas Malley.

Populer

Pendapatan Telkom Rp9 T dari "Telepon Tidur" Patut Dicurigai

Rabu, 24 April 2024 | 02:12

Polemik Jam Buka Toko Kelontong Madura di Bali

Sabtu, 27 April 2024 | 17:17

Kaki Kanan Aktor Senior Dorman Borisman Dikubur di Halaman Rumah

Kamis, 02 Mei 2024 | 13:53

Bey Pastikan Kesiapan Pelaksanaan Haji Jawa Barat

Rabu, 01 Mei 2024 | 08:43

Jurus Anies dan Prabowo Mengunci Kelicikan Jokowi

Rabu, 24 April 2024 | 19:46

Pj Gubernur Jabar Minta Pemkab Garut Perbaiki Rumah Rusak Terdampak Gempa

Senin, 29 April 2024 | 01:56

Bocah Open BO Jadi Eksperimen

Sabtu, 27 April 2024 | 14:54

UPDATE

2.700 Calon Jemaah Haji Jember Mulai Berangkat 20 Mei 2024

Sabtu, 04 Mei 2024 | 13:49

Bertahun Tertunda, Starliner Boeing Akhirnya Siap Untuk Misi Awak Pertama

Sabtu, 04 Mei 2024 | 13:39

Pidato di OECD, Airlangga: Indonesia Punya Leadership di ASEAN dan G20

Sabtu, 04 Mei 2024 | 13:27

Jokowi: Pabrik Baterai Listrik Pertama di RI akan Beroperasi Bulan Depan

Sabtu, 04 Mei 2024 | 13:09

Keputusan PDIP Koalisi atau Oposisi Tergantung Megawati

Sabtu, 04 Mei 2024 | 12:49

Sri Mulyani Jamin Sistem Keuangan Indonesia Tetap Stabil di Tengah Konflik Geopolitik Global

Sabtu, 04 Mei 2024 | 12:40

PKB Lagi Proses Masuk Koalisi Prabowo-Gibran

Sabtu, 04 Mei 2024 | 12:26

Menko Airlangga Bahas 3 Isu saat Wakili Indonesia Bicara di OECD

Sabtu, 04 Mei 2024 | 12:11

LPS: Orang yang Punya Tabungan di Atas Rp5 Miliar Meningkat 9,14 Persen pada Maret 2024

Sabtu, 04 Mei 2024 | 11:58

PKS Sulit Gabung Prabowo-Gibran kalau Ngarep Kursi Menteri

Sabtu, 04 Mei 2024 | 11:51

Selengkapnya