Berita

Perwakilan pemerintah Ethiopia dan delegasi Tigray dalam penandatanganan kesepakatan damai di Pretoria, Afrika Selatan, 2 November 2022/Net

Dunia

Uni Afrika Sambut Baik Kesepakatan Damai Ethiopia sebagai Fajar Baru

JUMAT, 04 NOVEMBER 2022 | 07:11 WIB | LAPORAN: RENI ERINA

Kesepakatan damai dan gencatan senjata antara pihak-pihak yang berperang di wilayah Tigray, Ethiopia Utara, mendapat reaksi positif . Uni Afrika (AU) bahkan menyebutnya sebagai "fajar baru".

Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken dalam cuitannya mengatakan bahwa ia dan AS menyambut baik penandatanganan penghentian permusuhan. Ia juga memuji Uni Afrika atas upayanya dalam mewujudkan perdamaian ke Ethiopia Utara.

"Berbicara kepada @StateHouseKenya Presiden Ruto hari ini untuk mengucapkan selamat kepadanya atas peran pemerintahnya dalam memajukan perdamaian di Ethiopia utara. Saya juga mencatat penghargaan atas upaya yang dipimpin Komunitas Afrika Timur untuk menstabilkan DRC timur," cuit Blinken pada Jumat (4.11).


Konflik antara pemerintah Ethiopia dan pasukan pemberontak Tigray yang telah berlangsung selama dua tahun, berakhir setelah kedua pihak sepakat untuk menghentikan permusuhan yang telah menewaskan ratusan ribu orang di utara negara itu.

Kesepakatan itu diumumkan pada Rabu (2/11) oleh utusan Perwakilan Tinggi Uni Afrika untuk Tanduk Afrika, Olesegun Obasanjo, dalam briefing pertama tentang pembicaraan yang dimulai minggu lalu.

"Kedua belah pihak telah secara resmi menyetujui pelucutan senjata yang tertib, lancar dan terkoordinasi bersama dengan pemulihan hukum dan ketertiban, pemulihan layanan dan akses tanpa hambatan ke pasokan kemanusiaan," kata Obasanjo, seperti dikutip dari AFP, Kamis (3/11), menambahkan bahwa itu sebagian dari awal proses perdamaian, di mana ke depannya akan ada hal yang jauh lebih positif lagi.

Perdana Menteri Ethiopia Abiy Ahmed menggambarkan perjanjian itu sebagai "monumental" dan berkomitmen untuk mengimplementasikannya.

Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres juga menyambut baik langkah itu.

"Ini langkah pertama yang disambut baik, yang kami harap dapat mulai membawa penghiburan bagi jutaan warga sipil Ethiopia yang benar-benar menderita selama konflik ini," katanya dalam sebuah pernyataan, dikutip dari BBC.

Kesepakatan tersebut seharusnya memungkinkan pengiriman bantuan dilanjutkan. Saat ini, 90 persen orang di wilayah Tigray utara membutuhkan bantuan makanan, seperti yang dilaporkan Organisasi Kesehatan Dunia. Sekitar sepertiga dari anak-anak di wilayah itu menderita kekurangan gizi.

Tigray telah terputus dari dunia luar selama hampir dua tahun terakhir - rumah sakit kehabisan obat-obatan, sementara listrik, telepon dan layanan perbankan telah terputus, bersama dengan internet.

Kedua belah pihak telah dituduh melakukan kekejaman, termasuk pembersihan etnis.  

Perang dimulai hampir dua tahun yang lalu ketika pasukan yang setia kepada TPLF, partai yang berkuasa di Tigray, merebut sebuah barak militer, mendorong tentara Ethiopia untuk merebut wilayah tersebut, sebelum kemudian diusir dari sebagian besar wilayah. itu.

“Dua tahun dalam perang di Ethiopia Utara, pemerintah Ethiopia dan Front Pembebasan Rakyat Tigray baru saja menyepakati penghentian permusuhan, sementara jutaan orang masih terputus dari bantuan kemanusiaan, menyusul kematian dan kekejaman yang tak terhitung lagi jumlahnya,” kata Senator Jim Risch, tokoh partai Republik di Komite Hubungan Luar Negeri Senat, dalam sebuah pernyataan.

Ada kekhawatiran bahwa konflik bisa saja kembali muncul, mengingat ini bukan gencatan senjata yang pertama. Gencatan senjata sebelumnya dilanggar pada Agustus, hanya beberapa bulan setelah kedua belah pihak berkomitmen.

Namun, kali ini kesepakatan telah melangkah lebih jauh dengan pejabat pemerintah Ethiopia dan perwakilan dari Front Pembebasan Rakyat Tigray (TPLF) menandatangani rencana perlucutan senjata dan pemulihan layanan penting, termasuk pasokan bantuan.

"Ethiopia hanya memiliki satu kekuatan pertahanan nasional," bunyi pernyataan bersama itu. TPLF telah membuat konsesi besar - untuk melucuti senjata, mendemobilisasi dan mengintegrasikan kembali para pejuang ke dalam tentara federal, seperti dilaporkan BBC.

Populer

Mantan Jubir KPK Tessa Mahardhika Lolos Tiga Besar Calon Direktur Penyelidikan KPK

Rabu, 24 Desember 2025 | 07:26

Kejagung Copot Kajari Kabupaten Tangerang Afrillyanna Purba, Diganti Fajar Gurindro

Kamis, 25 Desember 2025 | 21:48

Sarjan Diduga Terima Proyek Ratusan Miliar dari Bupati Bekasi Sebelum Ade Kuswara

Jumat, 26 Desember 2025 | 14:06

Mantan Wamenaker Noel Ebenezer Rayakan Natal Bersama Istri di Rutan KPK

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:01

8 Jenderal TNI AD Pensiun Jelang Pergantian Tahun 2026, Ini Daftarnya

Rabu, 24 Desember 2025 | 21:17

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

UPDATE

Slank Siuman dari Jokowi

Selasa, 30 Desember 2025 | 06:02

Setengah Juta Wisatawan Serbu Surabaya

Selasa, 30 Desember 2025 | 05:30

Pilkada Mau Ditarik, Rakyat Mau Diparkir

Selasa, 30 Desember 2025 | 05:19

Bukan Jokowi Jika Tak Playing Victim dalam Kasus Ijazah

Selasa, 30 Desember 2025 | 05:00

Sekolah di Aceh Kembali Aktif 5 Januari

Selasa, 30 Desember 2025 | 04:50

Buruh Menjerit Minta Gaji Rp6 Juta

Selasa, 30 Desember 2025 | 04:07

Gegara Minta Duit Tak Diberi, Kekasih Bunuh Remaja Putri

Selasa, 30 Desember 2025 | 04:01

Jokowi-Gibran Harusnya Malu Dikritik Slank

Selasa, 30 Desember 2025 | 03:45

Pemprov DKI Hibahkan 14 Mobil Pemadam ke Bekasi hingga Karo

Selasa, 30 Desember 2025 | 03:05

Rakyat Tak Boleh Terpecah Sikapi Pilkada Lewat DPRD

Selasa, 30 Desember 2025 | 03:02

Selengkapnya