Berita

Presiden AS Joe Biden/Net

Dunia

Tak Terima Disebut Negara Paling Berbahaya oleh Biden, Pakistan Panggil Dubes AS

MINGGU, 16 OKTOBER 2022 | 11:34 WIB | LAPORAN: ALIFIA DWI RAMANDHITA

Setelah Presiden Joe Biden menyebut Pakistan sebagai salah satu negara paling berbahaya di dunia, Islamabad kemudian memanggil duta besar Amerika Serikat (AS) itu untuk meminta penjelasan lebih lanjut.

Dimuat Malay Mail pada Sabtu (15/10), Biden membuat pernyataan pada Kamis malam (13/10) dalam acara penggalangan dana pribadi Partai Demokrat di California. Menurutnya, Pakistan memiliki persenjataan nuklir yang berbahaya. Biden juga mempertanyakan protokol keamanan dari senjata nuklir milik Pakistan.

Beberapa jam setelah transkrip pidatonya diunggah oleh Gedung Putih, Pakistan memanggil Duta Besar AS Donald Blome ke kantor luar negeri di Islamabad.  

“Saya telah mendiskusikannya dengan perdana menteri, dan kami telah memanggil Duta Besar Amerika Serikat, untuk demarche (pandangan diplomatik) resmi. Saya terkejut dengan pernyataan Presiden Biden. Saya yakin ini adalah bentuk kesalahpahaman yang dibuat ketika lemahnya hubungan," kata Menteri Luar Negeri Pakistan Bilawal Bhutto Zardari.

Hubungan Washington dengan Islamabad diketahui memang telah memburuk sejak tahun lalu, ketika AS mengakhiri perang dua dekade di Afghanistan.

Meski demikian, Zardari memaklumi pernyataan spontan dari Biden tersebut, sebab pernyataannya itu disampaikan bukan dalam acara resmi, seperti pidato kenegaraan atau di parlemen.

“Kita harus memberi mereka kesempatan untuk menjelaskan sikap ini. Saya tidak yakin bahwa ini akan berdampak negatif pada hubungan Pakistan dan Amerika Serikat," tuturnya.

AS sering mewaspadai hubungan dekat Pakistan dengan China terkait dengan koridor ekonomi senilai 54 miliar dolar (Rp 835 triliun) untuk membangun infrastruktur. Koridor itu disebut AS akan memberi jalan bagi China untuk menguasai Samudera Hindia.

Gedung Putih telah berulang kali memperingatkan Pakistan bahwa China akan diuntungkan dengan proyek tersebut, dan akan meninggalkan Pakistan dengan banyak utang. Namun Pakistan menepis pandangan AS itu, dengan mengatakan China merupakan teman dekatnya.

Selain itu AS juga menyoroti kedekatan Pakistan dengan Rusia. Lantaran negara nuklir itu memilih abstain saat pemungutan suara di Majelis Umum PBB yang mengutuk pencaplokan Rusia atas empat wilayah Ukraina.

Populer

Kaki Kanan Aktor Senior Dorman Borisman Dikubur di Halaman Rumah

Kamis, 02 Mei 2024 | 13:53

Ketua Alumni Akpol 91 Lepas Purna Bhakti 13 Anggota

Minggu, 05 Mei 2024 | 17:52

Bey Pastikan Kesiapan Pelaksanaan Haji Jawa Barat

Rabu, 01 Mei 2024 | 08:43

Kantongi Sertifikasi NBTC, Poco F6 Segera Diluncurkan

Sabtu, 04 Mei 2024 | 08:24

Pj Gubernur Jabar Ingin Persiapan Penyelenggaraan Ibadah Haji Sempurna

Kamis, 02 Mei 2024 | 03:58

Pj Gubernur Jabar Minta Pemkab Garut Perbaiki Rumah Rusak Terdampak Gempa

Senin, 29 April 2024 | 01:56

Dandim Pinrang Raih Juara 2 Lomba Karya Jurnalistik yang Digelar Mabesad

Selasa, 30 April 2024 | 18:43

UPDATE

Jelang Laga Play-off, Shin Tae-yong Fokus Kebugaran Pemain

Rabu, 08 Mei 2024 | 07:54

Preseden Buruk, 3 Calon Anggota DPRD Kota Bandung Berstatus Tersangka

Rabu, 08 Mei 2024 | 07:40

Prof Romli: KPK Gagal Sejak Era Antasari, Diperburuk Kinerja Dewas

Rabu, 08 Mei 2024 | 07:15

Waspada Hujan Disertai Petir di Jakarta pada Malam Hari

Rabu, 08 Mei 2024 | 06:28

Kemenag Minta Umat Tak Terprovokasi Keributan di Tangsel

Rabu, 08 Mei 2024 | 06:23

Barikade 98: Indonesia Lawyers Club Lebih Menghibur daripada Presidential Club

Rabu, 08 Mei 2024 | 06:20

Baznas Ungkap Kiat Sukses Pengumpulan ZIS-DSKL Ramadan 2024

Rabu, 08 Mei 2024 | 06:01

Walkot Jakpus Ingatkan Warga Jaga Kerukunan Jelang Pilgub

Rabu, 08 Mei 2024 | 05:35

Banyak Fasos Fasum di Jakarta Rawan Diserobot

Rabu, 08 Mei 2024 | 05:19

Sopir Taksi Online Dianiaya Pengendara Mobil di Palembang

Rabu, 08 Mei 2024 | 05:15

Selengkapnya