Berita

Seorang pendukung ulama Syiah Irak Moqtada Sadr membawa selongsong peluru di ibu kota Baghdad, pada 29 Agustus 2022 di tengah kerusuhan yang berlangsung berhari-hari/Net

Dunia

Agar Kekerasan di Irak Terhenti, Muqtada al-Sadr Umumkan Mogok Makan

SELASA, 30 AGUSTUS 2022 | 07:10 WIB | LAPORAN: RENI ERINA

Demi menghentikan kerusuhan yang terus meluas, ulama Syiah Irak Muqtada al-Sadr mengumumkan mogok makan pada Senin malam (29/8) waktu setempat, menyerukan diakhirinya kekerasan politik.

Lebih dari selusin orang tewas dalam bentrokan antara pengikut Sadr dan milisi saingannya di Baghdad yang terjadi selama beberapa hari belakangan. Bentrokan terjadi karena dipicu akibat tidak ada kesepakatan yang dicapai mengenai pemerintah baru Irak, yang kemudian membuat ulama Syiah itu mengatakan dia pensiun dari politik.

"Al-Sadr bermaksud untuk melanjutkan mogok makan sampai kekerasan dan penggunaan senjata di negara itu berhenti,” kata Hassan al-Adari, kepala blok parlemen Sadrist, seperti dikutip dari AFP, Selasa (30/8).


Bagaimana pun, perjuangannya tidak berarti harus disertai dengan kekerasan, menurutnya.

Al-Sadr, ulama Syiah berusia 48 tahun, mengatakan dia pensiun dari politik pada Senin pagi, mengutip kebuntuan parlemen yang sedang berlangsung dan kurangnya reformasi. Tak lama setelah pengumumannya itu, para pengikutnya bereaksi dengan menyerbu istana presiden.

Pemerintah sementara Perdana Menteri Irak Mustafa al-Kadhimi menanggapi serangan dengan mengerahkan tank dan kendaraan lapis baja di sekitar "Zona Hijau" Baghdad dan menyatakan jam malam efektif pada pukul 15:30 waktu setempat.

Saat malam tiba di Baghdad, tembakan terus berlanjut. Sedikitnya 12 orang dipastikan tewas dalam kerusuhan tersebut.

Ada laporan yang belum dikonfirmasi tentang tembakan artileri di "Zona Hijau" dan aktivasi sistem pertahanan titik kedutaan AS.

Negara tetangganya, Kuwait bahkan telah meminta semua warganya untuk meninggalkan Irak, dengan alasan situasi keamanan.

Milisi Kurdi di utara Irak juga dilaporkan dalam siaga tinggi untuk kemungkinan serangan oleh sisa-sisa kelompok teroris Negara Islam (ISIS).

Populer

Masih Sibuk di Jogja, Pimpinan KPK Belum Tahu OTT di Lampung Tengah

Selasa, 09 Desember 2025 | 14:21

Pura Jadi Latar Film Porno, Hey Bali: Respons Aparat Dingin

Selasa, 09 Desember 2025 | 21:58

Kebun Sawit Milik POSCO Lebih dari Dua Kali Luas Singapura

Senin, 08 Desember 2025 | 19:12

Mahfud MD soal Bencana Sumatera: Menyuruh Pejabat Mundur Tidak Relevan

Rabu, 10 Desember 2025 | 05:53

Aliran Bantuan ke Aceh

Sabtu, 06 Desember 2025 | 04:08

Korban Bencana di Jabar Lebih Butuh Perhatian Dedi Mulyadi

Sabtu, 06 Desember 2025 | 04:44

Bangun Jembatan Harapan

Minggu, 07 Desember 2025 | 02:46

UPDATE

Kapolda Metro Buka UKW: Lawan Hoaks, Jaga Jakarta

Selasa, 16 Desember 2025 | 22:11

Aktivis 98 Gandeng PB IDI Salurkan Donasi untuk Korban Banjir Sumatera

Selasa, 16 Desember 2025 | 21:53

BPK Bongkar Pemborosan Rp12,59 Triliun di Pupuk Indonesia, Penegak Hukum Diminta Usut

Selasa, 16 Desember 2025 | 21:51

Legislator PDIP: Cerita Revolusi Tidak Hanya Tentang Peluru dan Mesiu

Selasa, 16 Desember 2025 | 21:40

Mobil Mitra SPPG Kini Hanya Boleh Sampai Luar Pagar Sekolah

Selasa, 16 Desember 2025 | 21:22

Jangan Jadikan Bencana Alam Ajang Rivalitas dan Bullying Politik

Selasa, 16 Desember 2025 | 21:19

Prabowo Janji Tuntaskan Trans Papua hingga Hadirkan 2.500 SPPG

Selasa, 16 Desember 2025 | 20:54

Trio RRT Harus Berani Masuk Penjara sebagai Risiko Perjuangan

Selasa, 16 Desember 2025 | 20:54

Yaqut Cholil Qoumas Bungkam Usai 8,5 Jam Dicecar KPK

Selasa, 16 Desember 2025 | 20:47

Prabowo Prediksi Indonesia Duduki Ekonomi ke-4 Dunia dalam 15 Tahun

Selasa, 16 Desember 2025 | 20:45

Selengkapnya