Berita

Penyair besar Indonesia Chairil Anwar/Net

Nusantara

Rumah Puisi Teguh Santosa Gelar Lomba Baca Puisi Chairil Anwar

MINGGU, 24 JULI 2022 | 09:45 WIB | LAPORAN: JAMALUDIN AKMAL

Selain berperan penting dalam khazanah sastra tanah air, kisah hidup penyair besar Indonesia Chairil Anwar serba eksentrik. Bukan cuma tergambar dari sajak-sajaknya yang mencerminkan ia sosok manusia yang hidup di dalam keindahan bahasa.
 
Tema-tema sajaknya juga bukan cinta belaka, tapi ia seniman yang mewakili zamannya. Melalui sajak-sajaknya ia mencatat elan romantik perjuangan kemerdekaan. Salah satunya yang terkenal, sajak Karawang-Bekasi.

Jiwa Chairil sebagai penyair selalu gelisah. Seperti tak pernah puas dengan pencapaiannya dalam berkarya.


Suatu hari pada permulaan bulan September 1948 sambil menelusuri rel kereta api di Pegangsaan, Cikini, bersama sahabat dekatnya, Yazir Marzuki, Chairil Anwar menyatakan niat ingin terjun ke dunia film.

Chairil ingin membuat cerita dan Yazir ingin menerjemahkannya ke dalam bahasa film. Untuk itu kedua seniman muda ini merencanakan pergi ke Paris untuk mencari pengalaman.

Namun nasib berkata lain,  kebetulan Yazir yang mendapatkan kesempatan pergi ke Paris.

Waktu ia mengabarkan hal ini, Chairil dalam bahasa Belanda dengan optimis berkata akan menyusul pada musim semi.

Sayang niat keduanya untuk membuat film tidak terkabul. Ternyata pertemuan di rel kereta api Pegangsaan itu pun merupakan pertemuan terakhir. Umur Chairil tidak panjang. Setelah didera berbagai penyakit Chairil wafat pada 28 April 1949.

Chairil Anwar lahir di Medan, Sumatera Utara, 26 Juli 1922, sebagai anak semata wayang dari pasangan Toeloes Bin Haji Manan dan Saleha. Tahun ini tepat 100 tahun kelahirannya. Untuk mengenang sumbangsihnya terhadap dunia sastra tanah air Rumah Puisi Teguh Santosa menyelenggarakan
“Lomba Baca Puisi 100 Tahun Chairil Anwar” untuk mahasiswa, lelajar SMA/Sederajat, dan umum.

Babak Penyisihan:
1. Peserta Kategori Mahasiswa dan Umum merekam diri membacakan salah satu puisi karya Chairil Anwar.
2. Rekaman memperlihatkan seluruh atau setengah tubuh peserta.
3. Video direkam dengan format horizontal.
4. Video tidak diedit, baik visual maupun voice.
5. Video diunggah di akun media sosial peserta dengan tagar #100TahunChairilAnwar #RumahPuisiTeguhSantosa
6. Video diunggah paling lambat hari Selasa, 26 Juli 2022, pukul 23.59 WIB.

Babak Final:
1. Dewan Juri akan memilih 10 (sepuluh) pembaca puisi terbaik dari Kategori Mahasiswa dan Pelajar SMA.
2. Peserta finalis merekam diri membacakan puisi karya Chairil Anwar yang telah ditentukan Dewan Juri.
3. Rekaman memperlihatkan seluruh atau setengah tubuh peserta.
4. Video direkam dengan format horizontal.
5. Video tidak diedit, baik visual maupun voice.
6. Video diunggah di akun media sosial peserta dengan tagar #100TahunChairilAnwar #RumahPuisiTeguhSantosa #BabakFinal
7. Video diunggah paling lambat hari Sabtu, 30 Juli 2022, pukul 23.59 WIB.

Khusus Kategori Umum:
1. Peserta menulis puisi tentang Chairil Anwar.
2. Peserta merekam diri membacakan puisi tersebut.
3. Rekaman memperlihatkan seluruh atau setengah tubuh peserta.
4. Video direkam dengan format horizontal.
5. Video tidak diedit, baik visual maupun voice.
6. Video diunggah di akun media sosial peserta dengan tagar #100TahunChairilAnwar #RumahPuisiTeguhSantosa #KategoriUmum
7. Video diunggah paling lambat hari Sabtu, 30 Juli 2022, pukul 23.59 WIB.

Syarat Kepesertaan:
Lomba ini terbuka untuk Mahasiswa, Pelajar SMA, dan Umum (Non-Mahasiswa dan Pelajar SMA) di Jakarta.
Peserta wajib memiliki bukti domisili DKI Jakarta, KTP dan NIK.
Kemenangan peserta yang ternyata tidak berdomisili di Jakarta akan dibatalkan.
 
Hadiah untuk Pemenang setiap Kategori Peserta:
Juara Pertama mendapatkan uang tunai Rp 3.000.000 dan sertifikat.
Juara Kedua mendapatkan uang tunai Rp 2.000.000 dan sertifikat.
Juara Ketiga mendapatkan uang tunai Rp 1.000.000 dan sertifikat.
Juara Harapan 1, 2, dan 3 masing-masing mendapatkan Rp 500.000 dan sertifikat.

Dewan Juri:
1. Ramon Damora, penyair dari Kepulauan Riau
2. Dheni Kurnia, penyair dari Riau
3. Arief Gunawan, wartawan senior.

Populer

Masih Sibuk di Jogja, Pimpinan KPK Belum Tahu OTT di Lampung Tengah

Selasa, 09 Desember 2025 | 14:21

Pura Jadi Latar Film Porno, Hey Bali: Respons Aparat Dingin

Selasa, 09 Desember 2025 | 21:58

Kebun Sawit Milik POSCO Lebih dari Dua Kali Luas Singapura

Senin, 08 Desember 2025 | 19:12

Mahfud MD soal Bencana Sumatera: Menyuruh Pejabat Mundur Tidak Relevan

Rabu, 10 Desember 2025 | 05:53

Aliran Bantuan ke Aceh

Sabtu, 06 Desember 2025 | 04:08

Korban Bencana di Jabar Lebih Butuh Perhatian Dedi Mulyadi

Sabtu, 06 Desember 2025 | 04:44

Bangun Jembatan Harapan

Minggu, 07 Desember 2025 | 02:46

UPDATE

Kapolda Metro Buka UKW: Lawan Hoaks, Jaga Jakarta

Selasa, 16 Desember 2025 | 22:11

Aktivis 98 Gandeng PB IDI Salurkan Donasi untuk Korban Banjir Sumatera

Selasa, 16 Desember 2025 | 21:53

BPK Bongkar Pemborosan Rp12,59 Triliun di Pupuk Indonesia, Penegak Hukum Diminta Usut

Selasa, 16 Desember 2025 | 21:51

Legislator PDIP: Cerita Revolusi Tidak Hanya Tentang Peluru dan Mesiu

Selasa, 16 Desember 2025 | 21:40

Mobil Mitra SPPG Kini Hanya Boleh Sampai Luar Pagar Sekolah

Selasa, 16 Desember 2025 | 21:22

Jangan Jadikan Bencana Alam Ajang Rivalitas dan Bullying Politik

Selasa, 16 Desember 2025 | 21:19

Prabowo Janji Tuntaskan Trans Papua hingga Hadirkan 2.500 SPPG

Selasa, 16 Desember 2025 | 20:54

Trio RRT Harus Berani Masuk Penjara sebagai Risiko Perjuangan

Selasa, 16 Desember 2025 | 20:54

Yaqut Cholil Qoumas Bungkam Usai 8,5 Jam Dicecar KPK

Selasa, 16 Desember 2025 | 20:47

Prabowo Prediksi Indonesia Duduki Ekonomi ke-4 Dunia dalam 15 Tahun

Selasa, 16 Desember 2025 | 20:45

Selengkapnya