Berita

Vladimir Putin dan Dmitry Medvedev/Net

Dunia

Medvedev: Mata Uang Euro Melemah karena Washington Bersama dengan London Menipu Orang-orang Eropa

RABU, 13 JULI 2022 | 08:10 WIB | LAPORAN: RENI ERINA

. Melemahnya euro saat ini tidak lepas dari pengaruh Inggris dan Amerika Serikat. Begitu menurut mantan Presiden Rusia Dmitry Medvedev dalam pernyataannya pada Selasa (12/7).

Pada hari Selasa, untuk pertama kalinya dalam 20 tahun, nilai tukar dolar AS dan euro mencapai paritas - suatu kondisi ketika suku bunga domestik sama dengan suku bunga negara lain setelah mengalami penyesuaian ekspektasi nilai tukar - di Bursa Moskow.

Pergantian peristiwa ini, menurut Medvedev, yang sekarang menjabat sebagai wakil ketua Dewan Keamanan Rusia, berarti bahwa prediksi tentang timbulnya krisis sistemik di zona euro mulai menjadi kenyataan.

“Washington bersama-sama dengan London menipu orang-orang Eropa seperti beberapa penipu dalam permainan shell game dengan menarik mereka ke dalam perang ekonomi melawan Moskow," tulis mantan presiden itu di Telegram, seperti dikutip dari RT.

"Sebelum memberlakukan 'pembatasan gila' terhadap Rusia, negara-negara Eropa seharusnya menghitung masalah moneter dan ekonomi mereka sendiri," klaim Medvedev, menambahkan bahwa Gedung Putih biasanya menimbang risikonya jauh lebih baik.

"Tetapi 'orang-orang bodoh Eropa yang berguna' lebih menderita karena belas kasihan Amerika," ujarnya.

Mantan kepala negara itu mengatakan bahwa transisi ke metode pembayaran perdagangan baru, termasuk penggunaan mata uang nasional – rubel Rusia, yuan China, rupee India, dan lainnya – akan menjadi perlindungan terbaik terhadap euro yang membusuk. Dia juga tidak menutup kemungkinan bahwa di masa depan negara-negara BRICS akan memiliki mata uang cadangan baru.

"Dunia modern jelas membutuhkan lebih dari dolar, euro, dan poundsterling. Untuk saat ini, 1 dolar = 1 euro. Simpan tabungan dalam rubel!," tulis Medvedev.

Dalam sebuah pernyataan Medvedev pernah mengatakan bahwa para pemimpin Eropa melakukan "bunuh diri" ekonomi di bawah tekanan AS.

Uni Eropa, bagaimanapun, menegaskan bahwa anggotanya menyadari konsekuensi serius dari sanksi anti-Rusia untuk ekonomi mereka sendiri.

Perwakilan Tinggi Uni Eropa untuk Urusan Luar Negeri dan Kebijakan Keamanan Joseph Borell juga sudah menyadari risiko tersebut.

"Tapi ini adalah harga yang harus dibayar untuk melindungi demokrasi dan hukum internasional, dan kami mengambil langkah-langkah yang diperlukan untuk mengatasi masalah ini dalam solidaritas penuh," kata Borrell awal bulan ini.

Populer

Pendapatan Telkom Rp9 T dari "Telepon Tidur" Patut Dicurigai

Rabu, 24 April 2024 | 02:12

Polemik Jam Buka Toko Kelontong Madura di Bali

Sabtu, 27 April 2024 | 17:17

Pj Gubernur Ingin Sumedang Kembali jadi Paradijs van Java

Selasa, 23 April 2024 | 12:42

Jurus Anies dan Prabowo Mengunci Kelicikan Jokowi

Rabu, 24 April 2024 | 19:46

Tim Hukum PDIP Minta Penetapan Prabowo-Gibran Ditunda

Selasa, 23 April 2024 | 19:52

Pj Gubernur Jabar Minta Pemkab Garut Perbaiki Rumah Rusak Terdampak Gempa

Senin, 29 April 2024 | 01:56

Bey Pastikan Kesiapan Pelaksanaan Haji Jawa Barat

Rabu, 01 Mei 2024 | 08:43

UPDATE

Hadiri Halal Bihalal Ansor, Kapolda Jateng Tegaskan Punya Darah NU

Jumat, 03 Mei 2024 | 06:19

Bursa Bacalon Wali Kota Palembang Diramaikan Pengusaha Cantik

Jumat, 03 Mei 2024 | 06:04

KPU Medan Tunda Penetapan Calon Terpilih Pileg 2024

Jumat, 03 Mei 2024 | 05:50

Pensiunan PNS di Lubuklinggau Bingung Statusnya Berubah jadi Warga Negara Malaysia

Jumat, 03 Mei 2024 | 05:35

Partai KIM di Kota Bogor Kembali Rapatkan Barisan Jelang Pilkada

Jumat, 03 Mei 2024 | 05:17

PAN Jaring 17 Kandidat Bakal Calon Wali Kota dan Wakil Wali Kota Bengkulu

Jumat, 03 Mei 2024 | 04:58

Benny Raharjo Tegaskan Golkar Utamakan Kader untuk Pilkada Lamsel

Jumat, 03 Mei 2024 | 04:41

Pria di Aceh Nekat Langsir 300 Kg Ganja Demi Upah Rp50 Ribu

Jumat, 03 Mei 2024 | 04:21

Alasan Gerindra Pagar Alam Tak Buka Pendaftaran Bacawako

Jumat, 03 Mei 2024 | 03:57

KPU Tubaba Tegaskan Caleg Terpilih Tidak Dilantik Tanpa Serahkan LHKPN

Jumat, 03 Mei 2024 | 03:26

Selengkapnya