Berita

Roket HIMARS/Net

Dunia

Ukraina Janji Tidak Gunakan HIMARS untuk Menyerang, Rusia: Kami Tidak Percaya pada Zelensky

KAMIS, 02 JUNI 2022 | 12:01 WIB | LAPORAN: RENI ERINA

Kekhawatiran Rusia bahwa pengiriman senjata dalam paket terbaru AS untuk Ukraina bisa meningkatkan eskalasi, ditepis oleh Menteri Luar Negeri Amerika Serikat Antony Blinken.

Berbicara kepada wartawan setelah pertemuan dengan Sekretaris Jenderal NATO Jens Stoltenberg, Rabu (1/6), Blinken ditanya tentang sistem peluncuran roket berganda HIMARS, senjata berteknologi tinggi terbaru yang telah dijanjikan AS untuk dikirim ke Ukraina.

“Ukraina telah memberi kami jaminan bahwa mereka tidak akan menggunakan sistem ini terhadap target di wilayah Rusia,” kata Blinken, seperti dikutip dari AFP, Kamis (2/6).


“Ada ikatan kepercayaan yang kuat antara Ukraina dan AS, serta dengan sekutu dan mitra kami," tambahnya.

Dia juga menepis peringatan dan kekhawatiran Moskow bahwa pengiriman senjata Washington ke Kiev berisiko meningkatkan konflik lebih lanjut.

“Cara terbaik untuk menghindari eskalasi adalah bagi Rusia untuk menghentikan agresi dan perang yang dimulainya,” kata Blinken, dengan alasan bahwa itu bisa berakhir dengan segera jika Moskow memilih demikian.

Presiden AS Joe Biden secara resmi mengumumkan pengiriman sistem HIMARS ke Ukraina, bersama dengan peralatan militer lainnya senilai 700 juta dolar AS, pada Rabu sore.

Menurut Wakil Menteri Pertahanan Colin Kahl, peluncur-peluncur itu "diposisikan sebelumnya" di Eropa sambil menunggu pengumuman, dan gelombang pertama dari empat akan diserahkan minggu ini - meskipun mungkin diperlukan waktu tiga minggu untuk melatih pasukan Ukraina dalam penggunaannya.

HIMARS mampu menembakkan roket bertubi-tubi dengan jangkauan efektif sekitar 30 kilometer, tetapi juga dapat mengerahkan rudal balistik taktis dengan jangkauan hingga 300 kilometer. Rusia telah menyuarakan keprihatinan dengan AS atas kemungkinan yang terakhir.

Sementara itu Rusia menyayangkan janji AS untuk tetap memasok senjaa ke AS, sambil mengingatkan bahwa janji Ukraina tidak dapat dipercaya.

"Rusia tidak dapat mempercayai Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky dan pemerintahnya untuk menepati janji mereka tentang masalah ini, mengingat rekor mereka sebelumnya," kata juru bicara Kremlin Dmitry Peskov sebelumnya pada Rabu.

Populer

Mantan Jubir KPK Tessa Mahardhika Lolos Tiga Besar Calon Direktur Penyelidikan KPK

Rabu, 24 Desember 2025 | 07:26

Kejagung Copot Kajari Kabupaten Tangerang Afrillyanna Purba, Diganti Fajar Gurindro

Kamis, 25 Desember 2025 | 21:48

Sarjan Diduga Terima Proyek Ratusan Miliar dari Bupati Bekasi Sebelum Ade Kuswara

Jumat, 26 Desember 2025 | 14:06

Mantan Wamenaker Noel Ebenezer Rayakan Natal Bersama Istri di Rutan KPK

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:01

8 Jenderal TNI AD Pensiun Jelang Pergantian Tahun 2026, Ini Daftarnya

Rabu, 24 Desember 2025 | 21:17

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

UPDATE

Demokrat: Tidak Benar SBY Terlibat Isu Ijazah Palsu Jokowi

Rabu, 31 Desember 2025 | 22:08

Hidayat Humaid Daftar Caketum KONI DKI Setelah Kantongi 85 Persen Dukungan

Rabu, 31 Desember 2025 | 21:57

Redesain Otonomi Daerah Perlu Dilakukan untuk Indonesia Maju

Rabu, 31 Desember 2025 | 21:55

Zelensky Berharap Rencana Perdamaian Bisa Rampung Bulan Depan

Rabu, 31 Desember 2025 | 21:46

Demokrasi di Titik Nadir, Logika "Grosir" Pilkada

Rabu, 31 Desember 2025 | 21:37

Demokrat: Mari Fokus Bantu Korban Bencana, Setop Pengalihan Isu!

Rabu, 31 Desember 2025 | 21:35

Setoran Pajak Jeblok, Purbaya Singgung Perlambatan Ekonomi Era Sri Mulyani

Rabu, 31 Desember 2025 | 21:14

Pencabutan Subsidi Mobil Listrik Dinilai Rugikan Konsumen

Rabu, 31 Desember 2025 | 21:02

DPRD Pastikan Pemerintahan Kota Bogor Berjalan

Rabu, 31 Desember 2025 | 20:53

Refleksi Tahun 2025, DPR: Kita Harus Jaga Lingkungan!

Rabu, 31 Desember 2025 | 20:50

Selengkapnya