Berita

Mantan Presiden Rusia Dmitry Medvedev/Net

Dunia

Medvedev: Barat Sedang Menikmati Konsekuesi Manis Berupa Krisis atas Sanksinya kepada Rusia

JUMAT, 27 MEI 2022 | 08:37 WIB | LAPORAN: RENI ERINA

Sindiran keras disampaikan mantan Presiden Rusia Dmitry Medvedev atas konsekuensi yang harus ditanggung Barat terkait keputusan mereka menghukum Moskow dengan berbagai sanksi yang kini mengakibatkan kerugian untuk mereka sendiri.

AS dan Uni Eropa, dan sekutu-sekutunya, telah memberlakukan pembatasan keras terhadap Moskow.

Berbicara di forum kewirausahaan partai Rusia Bersatu, Medvedev, yang saat ini menjabat sebagai wakil ketua Dewan Keamanan Rusia, mengatakan tindakan sanksi jelas melanggar hukum dan tidak dapat dibenarkan, dan bahwa dunia Barat sedang mendorong dirinya sendiri ke dalam krisis global dengan tangannya sendiri.


“Pada kenyataannya, Eropa telah merasakan semua 'konsekuensi manis' dari sanksi anti-Rusia – inflasi, hiperinflasi, kenaikan harga bahan bakar, perumahan, utilitas, makanan, barang sehari-hari, dan PHK,” ujar Medvedev, seperti dikutip dari RT, Jumat (27/5).

Rusia, katanya, harus siap untuk sanksi yang akan tetap berlaku untuk waktu yang lama.

“Kami menyadari, sanksi ini akan menjadi salah satu cara sistemik untuk memperjuangkan kepemimpinan dunia dan melawan pembangunan negara ini. Dan ini akan berlanjut untuk waktu yang sangat, sangat lama,” tegasnya.

Medvedev mengambil contoh pembatasan yang sudah berlangsung lama dengan merujuk pada Amandemen Jackson-Vanik 1974, yang terkenal. Itu adalah ketentuan dalam undang-undang federal AS yang membatasi perdagangan negara dengan ekonomi non-pasar. Pembatasan itu bertahan selama empat dekade dan baru dicabut pada 2012, tetapi kemudian digantikan oleh putaran sanksi lain.

“Kita dapat membayangkan tingkat hiruk-pikuk, kekakuan, dan keteguhan di mana pembatasan ini akan diterapkan,” kata Medvedev.

"Rusia harus hidup dalam kondisi seperti itu untuk waktu yang sangat, sangat lama, terlepas dari pemerintahan mana yang berkuasa, baik itu di Amerika Serikat, maupun di Eropa," tambahnya.

Sanksi yang dijatuhkan kepada Rusia merupakan tantangan yang jauh lebih sulit daripada pandemi. Dia menjelaskan bahwa sementara seluruh dunia memerangi Covid tidak ada perbedaan ideologis yang begitu jelas.

“Dan apa yang terjadi sekarang adalah cerita yang sama sekali berbeda,' ujarnya.

Pernyataan Medvedev muncul setelah pemimpin Rusia Vladimir Putin, memperingatkan bahwa "obsesi sanksi" dari Barat pasti akan mengarah pada "konsekuensi keras" baik untuk UE dan negara-negara termiskin di dunia yang sudah menghadapi risiko kelaparan.

Sejak invasinya di Ukraina, Rusia telah mengalami pembatasan ekonomi yang belum pernah terjadi sebelumnya. AS telah memberlakukan embargo terhadap minyak Rusia, salah satu komoditas ekspor utama negara itu, sementara UE saat ini sedang mempersiapkan paket sanksi keenamnya, dan juga mempertimbangkan larangan minyak.

Bukan hanya itu, Rusia bahkan telah terputus dari sistem pesan antar bank SWIFT. Bank, organisasi, dan individu, juga tak lepas dari sanksi Barat di mana aset mereka, termasuk setengah dari cadangan devisa negara tersebut, telah dibekukan.

Populer

Mantan Jubir KPK Tessa Mahardhika Lolos Tiga Besar Calon Direktur Penyelidikan KPK

Rabu, 24 Desember 2025 | 07:26

Kejagung Copot Kajari Kabupaten Tangerang Afrillyanna Purba, Diganti Fajar Gurindro

Kamis, 25 Desember 2025 | 21:48

Sarjan Diduga Terima Proyek Ratusan Miliar dari Bupati Bekasi Sebelum Ade Kuswara

Jumat, 26 Desember 2025 | 14:06

Mantan Wamenaker Noel Ebenezer Rayakan Natal Bersama Istri di Rutan KPK

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:01

8 Jenderal TNI AD Pensiun Jelang Pergantian Tahun 2026, Ini Daftarnya

Rabu, 24 Desember 2025 | 21:17

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

UPDATE

Kades Diminta Tetap Tenang Sikapi Penyesuaian Dana Desa

Rabu, 31 Desember 2025 | 12:10

Demokrat Bongkar Operasi Fitnah SBY Tentang Isu Ijazah Palsu Jokowi

Rabu, 31 Desember 2025 | 12:08

KPK Dalami Dugaan Pemerasan dan Penyalahgunaan Anggaran Mantan Kajari HSU

Rabu, 31 Desember 2025 | 12:01

INDEF: MBG sebuah Revolusi Haluan Ekonomi dari Infrastruktur ke Manusia

Rabu, 31 Desember 2025 | 11:48

Pesan Tahun Baru Kanselir Friedrich Merz: Jerman Siap Bangkit Hadapi Perang dan Krisis Global

Rabu, 31 Desember 2025 | 11:40

Prabowo Dijadwalkan Kunjungi Aceh Tamiang 1 Januari 2026

Rabu, 31 Desember 2025 | 11:38

Emas Antam Mandek di Akhir Tahun, Termurah Rp1,3 Juta

Rabu, 31 Desember 2025 | 11:26

Harga Minyak Datar saat Tensi Timteng Naik

Rabu, 31 Desember 2025 | 11:21

Keuangan Solid, Rukun Raharja (RAJA) Putuskan Bagi Dividen Rp105,68 Miliar

Rabu, 31 Desember 2025 | 11:16

Wacana Pilkada Lewat DPRD Salah Sasaran dan Ancam Hak Rakyat

Rabu, 31 Desember 2025 | 11:02

Selengkapnya