Ketua Umum Partai Golkar dan juga Menko Perekonomian Airlangga Hartarto/RMOL
Pemerintah telah resmi mencabut kewajiban menggunakan masker bagi seluruh masyarakat Indonesia. Kebijakan ini diapresiasi dengan baik oleh sejumlah elemen masyarakat, lantaran Indonesia telah berhasil menangani Covid-19 secara baik.
"Dan ini menunjukkan masa transisi menuju endemi, “ ucap Menko Perekonomian Airlangga Hartarto dalam pidatonya di acara halalbihalal Partai Golkar, DPP Partai Golkar, Jalan Anggrek Neli, Slipi, Jakarta Barat, Rabu (18/5).
Airlangga menambahkan, dari hasil survei ahli imunologi yang dilakukan sebelum bulan puasa kemarin, tercatat Pulau Jawa memiliki tingkat imunitas tinggi terhadap pandemi Covid-19 yakni sebesar 99,9 persen. Akibatnya, pemerintah membuka pintu mudik lebaran dan membangkitkan ekonomi daerah.
"Sehingga tentu ini membuat lebaran kita terasa berbeda dan hampir 80 juta ikut mudik, dan dari 80 juta ikut mudik itu tentu rakyat dapat melepaskan kerinduannya untuk pulang kampung halaman,†katanya.
"Dan alhamdulllah sudah kembali ke tempat kerja masing-masing dalam keadaan sehat dan dalam monitoring kami kita harus menjaga dalam 23 hari ke depan dan mudah-mudahan tidak ada kenaikan lagi akibat mudik lebaran kemarin,†imbuhnya.
Terlebih, kata Airlangga, saat ini tercatat 400 juta dosis telah disuntikkan kepada masyarakat dan sudah sampai dalam tahap booster.
Atas capaian ini, Airlangga menjelaskan bahwa pemerintah mendapatkan apresiasi dari masyarakat yang merasa puas dengan kinerja pemerintah dalam menangani pandemi Covid-19 selama dua tahun ini.
“Dari survei dari Saiful Mujani yang baru saja terbit tingkat kepuasan terhadap Bapak Presiden Joko Widodo akibat pengelolaan mudik yang baik ini meningkat dari 65,5 persen menjadi 76,7 persen,†katanya.
Dengan adanya capaian tersebut, kata Airlangga, pihaknya mengingatkan anak buahnya untuk tidak berbesar hati dan tetap mewaspadai ancaman selanjutnya setelah pandemi Covid-19 ini berakhir.
“Ini tentu kita berterimakasih, dan juga kita tidak boleh berpuas diri kita harus tetap waspada, karena situasi tnatangan berikut adalah tantangan dari harga-harga komuditas yang meningkat baik energi maupun pangan,†tutupnya.
