Berita

Kepala WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus /Net

Dunia

WHO: Zero-Covid China Bersifat Tidak Berkelanjutan, Cari Strategi Lain yang Lebih Manusiawi

SELASA, 10 MEI 2022 | 22:38 WIB | LAPORAN: SULTHAN NABIL HERDIATMOKO

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) telah menyatakan strategi Zero-Covid China untuk mengalahkan pandemi disana bersifat tidak berkelanjutan dan perlu diganti.

Pernyataan itu datang setelah beberapa tindakan keras yang menjebak sebagian besar dari 25 juta orang Shanghai di rumah selama berminggu-minggu akibat kebijakan Covid-19 tersebut.

Kini lockdown Shanghai justru makin meningkat, yang pada akhirnya menyebabkan kemarahan dan protes yang jarang terjadi disana.


"Ketika kami berbicara tentang strategi nol-Covid, kami tidak berpikir itu berkelanjutan, mengingat perilaku virus sekarang dan apa yang kami antisipasi di masa depan," kata Tedros Adhanom Ghebreyesus Kepala WHO dalam konferensi pers, dikutip oleh AFP, Selasa (10/5).

"Kami telah membahas masalah ini dengan para ahli China dan kami mengindikasikan bahwa pendekatannya tidak akan berkelanjutan dan mempertimbangkan perilaku virus, saya pikir perubahan akan sangat penting," pungkasnya.

Di sisi WHO, ada yang lebih frontal daripada Tedros. Direktur Kedaruratan WHO Michael Ryan menyatakan sudah waktunya bagi China untuk menekan tombol reset.

Ia mengatakan tindakan apa pun untuk memerangi pandemi Covid-19 harus menunjukkan "penghormatan terhadap individu dan hak asasi manusia".

"Kita perlu menyeimbangkan langkah-langkah pengendalian terhadap dampak pada masyarakat, dampaknya terhadap ekonomi, dan itu tidak selalu merupakan kalibrasi yang mudah," katanya.

Maria Van Kerkhove, technical lead WHO untuk Covid-19, mengatakan bahwa tidak mungkin untuk menghentikan semua penularan virus di seluruh dunia, dan tentunya di China.

"Tujuan kami, di tingkat global, bukan untuk menemukan semua kasus dan menghentikan semua penularan. Itu benar-benar tidak mungkin saat ini," katanya.

"Tetapi yang perlu kita lakukan adalah menurunkan transmisi karena virus beredar pada tingkat yang begitu intens," demikian Maria.

Populer

Bobby dan Raja Juli Paling Bertanggung Jawab terhadap Bencana di Sumut

Senin, 01 Desember 2025 | 02:29

NU dan Muhammadiyah Dikutuk Tambang

Minggu, 30 November 2025 | 02:12

Padang Diterjang Banjir Bandang

Jumat, 28 November 2025 | 00:32

Sergap Kapal Nikel

Kamis, 27 November 2025 | 05:59

Peluncuran Tiga Pusat Studi Baru

Jumat, 28 November 2025 | 02:08

Bersihkan Sisa Bencana

Jumat, 28 November 2025 | 04:14

Evakuasi Banjir Tapsel

Kamis, 27 November 2025 | 03:45

UPDATE

Hukum Bisa Direkayasa tapi Alam Tak Pernah Bohong

Sabtu, 06 Desember 2025 | 22:06

Presiden Prabowo Gelar Ratas Percepatan Pemulihan Bencana Sumatera

Sabtu, 06 Desember 2025 | 22:04

Pesantren Ekologi Al-Mizan Tanam 1.000 Pohon Lawan Banjir hingga Cuaca Ekstrem

Sabtu, 06 Desember 2025 | 21:58

Taiwan Tuduh China Gelar Operasi Militer di LCS

Sabtu, 06 Desember 2025 | 21:52

ASG-PIK2 Salurkan Permodalan Rp21,4 Miliar untuk 214 Koperasi

Sabtu, 06 Desember 2025 | 21:41

Aksi Bersama Bangun Ribuan Meter Jembatan Diganjar Penghargaan Sasaka

Sabtu, 06 Desember 2025 | 21:29

Dua Jembatan Bailey Dipasang, Medan–Banda Aceh akan Terhubung Kembali

Sabtu, 06 Desember 2025 | 21:29

Saling Buka Rahasia, Konflik Elite PBNU Sulit Dipulihkan

Sabtu, 06 Desember 2025 | 20:48

Isu 1,6 Juta Hektare Hutan Riau Fitnah Politik terhadap Zulhas

Sabtu, 06 Desember 2025 | 20:29

Kemensos Dirikan Dapur Produksi 164 Ribu Porsi Makanan di Tiga WIlayah Sumatera

Sabtu, 06 Desember 2025 | 19:55

Selengkapnya