Berita

Wakil Presiden RI, Maruf Amin/Net

Politik

Wapres Diimbau Segera Mobilisasi Tim Koordinasi Pembangunan Kesejahteraan Papua

SABTU, 23 APRIL 2022 | 09:35 WIB | LAPORAN: AGUS DWI

Persoalan di Papua harus dituntaskan melalui peningkatan  kesejahteraan seluruh warga Papua. Karena itu sejumlah aturan harus segera diimplementasikan untuk mewujudkan kesejahteraan rakyat Papua.

Disampaikan Wakil Kepala Staf Angkatan Darat 2000-2002, Letjen TNI (Purn) Kiki Syahnakri, Keppres No 20/2020 tentang Tim Koordinasi Terpadu Percepatan Pembangunan Kesejahteraan di Provinsi Papua dan Papua Barat, serta Inpres No.9/2020 Tentang Percepatan Pembangunan Kesejahteraan di Provinsi Papua, memang perlu segera diimplementasikan sepenuhnya.

Kiki menjelaskan lebih lanjut, guna melaksanakan Keppres dan Inpres tersebut, Presiden sudah menunjuk Wakil Presiden (Wapres) sebagai Ketua Tim Koordinasi Terpadu Percepatan Pembangunan Kesejahteraan (TKTPPK) di Provinsi Papua dan Papua Barat. Sementara Ketua Hariannya adalah Menteri PPN/Kepala Bappenas.


"Tapi yang saya telusuri, Wapres belum membuat pengorganisasian selanjutnya, untuk mengambil langkah-langkah pengimplementasian Keppres dan Inpres tersebut," ujar Kiki dalam Webinar Moya Institute yang bertajuk “Teror Menyergap Papua", yang digelar secara hybrid di Jakarta, Jumat (22/4).

Ia pun meminta Wapres segera menginstruksikan Ketua Harian untuk melaksanakan Keppres dan Inpres tersebut semaksimal-mungkin.

Kiki mengingatkan bahwa memang tugas memimpin pelaksanaan Keppres dan Inpres itu tidak bisa dilakukan oleh Wapres sendiri, selaku Ketua Tim. Ketua Harian yang ditunjuk dan diberi amanatlah yang seharusnya menjalankan tugas tersebut secara fokus, sehingga mencapai sasaran yang diinginkan.

"Dan Ketua Harian juga harus dilengkapi oleh Staf Ahli, Staf Khusus, dan Staf Organik, untuk efektivitas pencapaian target," tambah Kiki.

Mengimplementasikan Keppres dan Inpres itu, ujar Kiki, merupakan bagian dari upaya untuk memenangkan hati dan pikiran rakyat Papua.

Dengan begitu, Kelompok Kriminal bersenjata (KKB) Papua yang terus bergerilya melawan Pemerintah Republik Indonesia bisa dipatahkan. Sebab mereka akan kehilangan dukungan rakyat.

"Ini yang disebut sebagai Operasi Anti-Gerilya, dengan cara konstruktif memenangkan hati rakyat, guna menjauhkan mereka dari kelompok kriminal bersenjata," terang Kiki.

Sementara itu, aktivis Mahasiswa Papua, Charles Kossay menegaskan, Papua adalah bagian integral NKRI. Dan, untuk menyelesaikan masalah Papua, Pemerintah Republik Indonesia tidak dapat semata-mata menerapkan pendekatan keamanan.

Hal itu justru membuat konflik Papua melebar ke mana-mana, serta membuat 'luka' di hati rakyat Papua dan di hati para korban non-Papua.

Charles pun meminta Pemerintah Pusat tak hanya melakukan pendekatan keamanan, tapi juga melakukan pendekatan dengan menggunakan hati, untuk merebut simpati orang Papua.

"Di Papua itu khan ada Kepala-kepala Daerah, ada Ketua MRP, dan Ketua-ketua Adat. Pendekatan harus dilakukan kepada mereka, sehingga memberikan kenyamanan bagi orang Papua secara luas," ujar Charles.

Charles melanjutkan, dana otonomi khusus dan dana-dana lain sudah banyak dialirkan pemerintah ke Papua.

Tapi, ujar Charles, hal itu tidak meningkatkan kesejahteraan warga Papua secara signifikan, karena dikorupsi oleh elite politik setempat.

"Jadi selama sekitar 20 tahun Otonomi khusus dilaksanakan, belum ada hasil yang signifikan bagi kesejahteraan rakyat Papua. Semoga pemekaran wilayah yang akan dilakukan di Papua memberikan harapan positif  dan juga jawaban bagi orang Papua," ujar Charles.

"Tapi ingat, konflik itu juga harus diselesaikan tuntas. Karena bila tidak, akan menimbulkan luka lebih dalam baik bagi rakyat Papua, maupun para Prajurit TNI dan Polri beserta keluarga mereka, yang kerap jadi korban di Papua," sambungnya.

Hal yang juga perlu dilakukan adalah menangkap para pejabat Papua yang terlibat korupsi, yang menyengsarakan rakyat. Adalah aneh sampai saat ini KPK seakan tidak berfungsi di Papua, pungkas Charles di akhir pernyataannya.

Populer

Mantan Jubir KPK Tessa Mahardhika Lolos Tiga Besar Calon Direktur Penyelidikan KPK

Rabu, 24 Desember 2025 | 07:26

Kejagung Copot Kajari Kabupaten Tangerang Afrillyanna Purba, Diganti Fajar Gurindro

Kamis, 25 Desember 2025 | 21:48

Sarjan Diduga Terima Proyek Ratusan Miliar dari Bupati Bekasi Sebelum Ade Kuswara

Jumat, 26 Desember 2025 | 14:06

Mantan Wamenaker Noel Ebenezer Rayakan Natal Bersama Istri di Rutan KPK

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:01

8 Jenderal TNI AD Pensiun Jelang Pergantian Tahun 2026, Ini Daftarnya

Rabu, 24 Desember 2025 | 21:17

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

UPDATE

Bangunan di Jakarta Bakal Diaudit Cegah Kebakaran Maut Terulang

Senin, 29 Desember 2025 | 20:13

Drama Tunggal Ika Teater Lencana Suguhkan Kisah-kisah Reflektif

Senin, 29 Desember 2025 | 19:53

Ribuan Petugas Diturunkan Jaga Kebersihan saat Malam Tahun Baru

Senin, 29 Desember 2025 | 19:43

Markus di Kejari Kabupaten Bekasi Mangkir Panggilan KPK

Senin, 29 Desember 2025 | 19:35

DPP Golkar Ungkap Pertemuan Bahlil, Zulhas, Cak Imin, dan Dasco

Senin, 29 Desember 2025 | 19:25

Romo Mudji Tutup Usia, PDIP Kehilangan Pemikir Kritis

Senin, 29 Desember 2025 | 19:22

Kemenkop Perkuat Peran BA dalam Sukseskan Kopdes Merah Putih

Senin, 29 Desember 2025 | 19:15

Menu MBG untuk Ibu dan Balita Harus Utamakan Pangan Lokal

Senin, 29 Desember 2025 | 19:08

Wakapolri Groundbreaking 436 SPPG Serentak di Seluruh Indonesia

Senin, 29 Desember 2025 | 19:04

Program Sekolah Rakyat Harus Terus Dikawal Agar Tepat Sasaran

Senin, 29 Desember 2025 | 18:57

Selengkapnya