Berita

Mantan Ketua Mahkamah Konstitusi, Jimly Asshiddiqie/Net

Politik

Jimly Asshiddiqie: Negara yang Memperpanjang Jabatan Presiden, Demokrasinya Tak Bermutu

SELASA, 29 MARET 2022 | 13:47 WIB | LAPORAN: AHMAD SATRYO

Gejala memperpanjang masa jabatan presiden menjadi 3 periode tak hanya terjadi di Indonesia, tetapi di banyak belahan dunia yang dikenal dengan istilah third termism.

Mantan Ketua Mahkamah Konstitusi, Jimly Asshiddiqie menyatakan, ide penundaan pemilu dan atau perpanjangan masa jabatan presiden tidak boleh terjadi, tidak mungkin terjadi dan tidak akan terjadi di Indonesia.

Sebabnya, dia melihat negara-negara lain di dunia yang berhasil memperpanjang periodesasi presidennya justru bagian dari negara yang indeks demokrasinya rendah.

"Dalam upaya itu, ada yang berhasil tapi juga ada yang berdarah-darah. Namun satu catatan pentingnya adalah, tidak satupun negara-negara yang mencoba third termism, diketahui bukanlah negara dengan demokrasi yang bermutu," ujar Jimly dalam Dialog virtual LP3ES pada Senin (28/3).

Menurut Ketua Umum Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia (ICMI) ini, regresi demokrasi yang terjadi akibat pergolakan di sejumlah belahan dunia ditambah pandemi Covid-19 yang tak usai mesti diantisipasi mengarah pada pemanfaatan melanggengkan kekuasaan.

"Hal itu dimanfaatkan untuk membuat keputusan-keputusan yang kontra produktif terhadap peningkatan kualitas dan integritas demokrasi itu sendiri," katanya.

Maka dari itu,Jimly mengajak seluruh pihak untuk menolak secara tegas isu penundaan pemilu dan atau perpanjangan masa jabatan presiden.

"Hal itu karena amanat reformasi konstitusi Indonesia, ide pertamanya adalah Pembatasan Kekuasaan. Pada pasal 7 UUD 1945 perubahan pertama, tercantum presiden menjalani jabatan untuk 5 tahun dan dapat dipilih kembali dalam jabatan presiden hanya untuk satu kali jabatan berikutnya," ucapnya.

"Presiden juga telah bersumpah tidak akan mengkhianati bunyi konstitusi tersebut. Pada pasal 22 E disebutkan lebih tegas, bahwa Pemilu diadakan 5 tahun sekali," tandas Jimly.

Populer

Pendapatan Telkom Rp9 T dari "Telepon Tidur" Patut Dicurigai

Rabu, 24 April 2024 | 02:12

Polemik Jam Buka Toko Kelontong Madura di Bali

Sabtu, 27 April 2024 | 17:17

Pj Gubernur Ingin Sumedang Kembali jadi Paradijs van Java

Selasa, 23 April 2024 | 12:42

Jurus Anies dan Prabowo Mengunci Kelicikan Jokowi

Rabu, 24 April 2024 | 19:46

Tim Hukum PDIP Minta Penetapan Prabowo-Gibran Ditunda

Selasa, 23 April 2024 | 19:52

Pj Gubernur Jabar Minta Pemkab Garut Perbaiki Rumah Rusak Terdampak Gempa

Senin, 29 April 2024 | 01:56

Bocah Open BO Jadi Eksperimen

Sabtu, 27 April 2024 | 14:54

UPDATE

Bentuk Unit Khusus Pidana Ketenagakerjaan, Lemkapi sebut Kapolri Visioner

Kamis, 02 Mei 2024 | 22:05

KPK Sita Bakal Pabrik Sawit Diduga Milik Bupati Labuhanbatu

Kamis, 02 Mei 2024 | 21:24

Rakor POM TNI-Polri

Kamis, 02 Mei 2024 | 20:57

Semarak Hari Kartini, Srikandi BUMN Gelar Edukasi Investasi Properti

Kamis, 02 Mei 2024 | 20:50

KPK Sita Kantor Nasdem Imbas Kasus Bupati Labuhanbatu

Kamis, 02 Mei 2024 | 20:46

Sesuai UU Otsus, OAP adalah Pribumi Pemilik Pulau Papua

Kamis, 02 Mei 2024 | 20:33

Danone Indonesia Raih 3 Penghargaan pada Global CSR dan ESG Summit 2024

Kamis, 02 Mei 2024 | 20:21

Pabrik Narkoba di Bogor Terungkap, Polisi Tetapkan 5 Tersangka

Kamis, 02 Mei 2024 | 20:15

Ahmed Zaki Harap Bisa Bermitra dengan PKB di Pilgub Jakarta

Kamis, 02 Mei 2024 | 19:50

PP Pemuda Muhammadiyah Gelar Tasyakuran Milad Songsong Indonesia Emas

Kamis, 02 Mei 2024 | 19:36

Selengkapnya