Berita

Ilustrasi/Net

Dunia

Kecewa Taliban Ingkar Janji Buka Kembali Sekolah untuk Perempuan, AS Batalkan Pertemuan Ekonomi di Doha

SABTU, 26 MARET 2022 | 15:27 WIB | LAPORAN: RENI ERINA

Penundaan pembukaan kembali kelas untuk anak-anak perempuan usia sekolah menengah Afghanistan oleh Taliban membuat Amerika Serikat kecewa.

Kekecewaan itu dibuktikan dengan pembatalan tiba-tiba pertemuan AS dengan Taliban di Doha, Qatar yang semula direncanakan untuk membahas masalah ekonomi utama.

Pembatalan pembicaraan mejadi tanda nyata pertama bahwa langkah Taliban baru-baru ini tentang hak asasi manusia dan inklusivitas dapat secara langsung berdampak pada kesediaan masyarakat internasional untuk membantu kelompok itu, yang beberapa di antaranya pemimpinnya berada di bawah sanksi AS.

"Keputusan mereka sangat mengecewakan dan merupakan pembalikan komitmen yang tidak dapat dijelaskan kepada rakyat Afghanistan, pertama dan terutama, dan juga kepada masyarakat internasional," kata juru bicara Departemen Luar Negeri AS, seperti dikutip dari Reuters, Sabtu (26/3).

“Kami telah membatalkan beberapa pertemuan kami, termasuk pertemuan yang direncanakan di Doha, dan memperjelas bahwa kami melihat keputusan ini sebagai titik balik potensial dalam pertunangan kami," ujarnya.

Tiga sumber yang mengetahui masalah tersebut mengatakan kepada Reuters bahwa serangkaian pertemuan antara pejabat pemerintah AS dan Taliban seharusnya berlangsung di sela-sela pertemuan puncak di ibu kota Qatar pada Sabtu dan Minggu.

Beberapa pertemuan akan melibatkan perwakilan PBB dan Bank Dunia, tambah sumber tersebut.

Taliban pada hari Rabu mundur dari komitmen mereka sebelumnya untuk membuka sekolah menengah untuk anak perempuan, dengan mengatakan bahwa mereka akan tetap tutup sampai sebuah rencana dibuat bagi mereka untuk dibuka kembali.

Putar balik mengejutkan banyak orang, membuat para siswa menangis dan memicu protes kecil dari para gadis di Kabul. Itu juga mendapat kecaman dari lembaga kemanusiaan dan pemerintah asing.

"Mereka pasti menembak diri mereka sendiri di kaki," kata Graeme Smith, konsultan senior di International Crisis Group, tentang keputusan pendidikan anak perempuan.

Populer

Pendapatan Telkom Rp9 T dari "Telepon Tidur" Patut Dicurigai

Rabu, 24 April 2024 | 02:12

Polemik Jam Buka Toko Kelontong Madura di Bali

Sabtu, 27 April 2024 | 17:17

Pj Gubernur Ingin Sumedang Kembali jadi Paradijs van Java

Selasa, 23 April 2024 | 12:42

Bey Pastikan Kesiapan Pelaksanaan Haji Jawa Barat

Rabu, 01 Mei 2024 | 08:43

Jurus Anies dan Prabowo Mengunci Kelicikan Jokowi

Rabu, 24 April 2024 | 19:46

Kaki Kanan Aktor Senior Dorman Borisman Dikubur di Halaman Rumah

Kamis, 02 Mei 2024 | 13:53

Tim Hukum PDIP Minta Penetapan Prabowo-Gibran Ditunda

Selasa, 23 April 2024 | 19:52

UPDATE

Pengukuhan Petugas Haji

Sabtu, 04 Mei 2024 | 04:04

Chili Siap Jadi Mitra Ekonomi Strategis Indonesia di Amerika Selatan

Sabtu, 04 Mei 2024 | 04:02

Basri Baco: Sekolah Gratis Bisa Jadi Kado Indah Heru Budi

Sabtu, 04 Mei 2024 | 03:42

Pemprov DKI Tak Ingin Polusi Udara Buruk 2023 Terulang

Sabtu, 04 Mei 2024 | 03:24

Catat, Ganjil Genap di Jakarta Ditiadakan 9-10 Mei

Sabtu, 04 Mei 2024 | 03:22

BMKG Prediksi Juni Puncak Musim Kemarau di Jakarta

Sabtu, 04 Mei 2024 | 02:27

Patuhi Telegram Kabareskrim, Rio Reifan Tak akan Direhabilitasi

Sabtu, 04 Mei 2024 | 02:05

Airlangga dan Menteri Ekonomi Jepang Sepakat Jalankan 3 Proyek Prioritas Transisi Energi

Sabtu, 04 Mei 2024 | 02:00

Zaki Tolak Bocorkan soal Koalisi Pilkada Jakarta

Sabtu, 04 Mei 2024 | 01:35

Bertemu Wakil PM Belanda, Airlangga Bicara soal Kerja Sama Giant Sea Wall

Sabtu, 04 Mei 2024 | 01:22

Selengkapnya