Berita

Anggota Komisi VII DPR RI, Rudi Hartono Bangun/Net

Politik

Kebijakan Minyak Goreng Mendag Kurang Efektif Akibat Tekanan Pasar, Wajar Jika Disalahkan

SABTU, 19 MARET 2022 | 09:21 WIB | LAPORAN: DIKI TRIANTO

Ada posisi dilematis yang sedang dihadapi Menteri Perdagangan Muhammad Lutfi terkait persoalan minyak goreng.

Dikatakan Anggota Komisi VII DPR Rudi Hartono Bangun, pemerintah sejauh ini terus berupaya menangani permasalahan lonjakan harga minyak goreng dalam negeri. Tapi di sisi lain, banyak negara membutuhkan pasokan minyak goreng dari Indonesia.

“Saya bukan bermaksud membela Pak Menteri (Mendag Lutfi). Tapi saya realistis bahwa minyak goreng adalah kebutuhan masyarakat dunia, bukan hanya Indonesia. Masyarakat dunia demand atau permintaannya juga ke Indonesia,” kata Rudi dalam keterangan tertulisnya, Sabtu (19/3).

Rudi berujar, tingginya permintaan minyak goreng Indonesia diperparah dengan dampak perang Rusia dengan Ukraina. Dua negara yang selama ini memproduksi minyak dari bunga matahari itu tidak bisa melakukan ekspor karena konflik yang masih terus berlangsung.

Karena tingginya permintaan dalam negeri, kebijakan yang diambil Kemendag RI pun menjadi kurang efektif akibat tekanan pasar.

“Jadi kalau misalnya Mendag disalahkan soal minyak goreng ini, ya terima saja,” lanjut politisi Nasdem ini.

Di sisi lain, ia mengkritisi kebijakan Mendag Lutfi yang mencabut kebijakan wajib memenuhi kebutuhan dalam negeri (domestic market obligation/DMO) minyak sawit mentah (crude palm oil/CPO) dan turunannya.

“Kami ingatkan Kementerian Perdagangan dan Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS) jangan asal-asalan dalam menerapkan kebijakan ini,” tegas Rudi.

Kebijakan tersebut diketahui tindaklanjut dari keputusan pemerintah melepaskan harga minyak goreng ke pasar. Dalam salah satu ketentuannya, disebutkan pengajuan izin ekspor kini tidak lagi harus meminta izin dari Kemendag.

Populer

KPK Ancam Pidana Dokter RSUD Sidoarjo Barat kalau Halangi Penyidikan Gus Muhdlor

Jumat, 19 April 2024 | 19:58

Pendapatan Telkom Rp9 T dari "Telepon Tidur" Patut Dicurigai

Rabu, 24 April 2024 | 02:12

Megawati Bermanuver Menipu Rakyat soal Amicus Curiae

Kamis, 18 April 2024 | 05:35

Diungkap Pj Gubernur, Persoalan di Masjid Al Jabbar Bukan cuma Pungli

Jumat, 19 April 2024 | 05:01

Bey Machmudin: Prioritas Penjabat Adalah Kepentingan Rakyat

Sabtu, 20 April 2024 | 19:53

Pj Gubernur Ingin Sumedang Kembali jadi Paradijs van Java

Selasa, 23 April 2024 | 12:42

Polemik Jam Buka Toko Kelontong Madura di Bali

Sabtu, 27 April 2024 | 17:17

UPDATE

Kini Jokowi Sapa Prabowo dengan Sebutan Mas Bowo

Minggu, 28 April 2024 | 18:03

Lagi, Prabowo Blak-blakan Didukung Jokowi

Minggu, 28 April 2024 | 17:34

Prabowo: Kami Butuh NU

Minggu, 28 April 2024 | 17:15

Yahya Staquf: Prabowo dan Gibran Keluarga NU

Minggu, 28 April 2024 | 17:01

Houthi Tembak Jatuh Drone Reaper Milik AS

Minggu, 28 April 2024 | 16:35

Besok, MK Mulai Gelar Sidang Sengketa Pileg

Minggu, 28 April 2024 | 16:30

Netanyahu: Keputusan ICC Tak Membuat Israel Berhenti Perang

Minggu, 28 April 2024 | 16:26

5.000 Peserta MTQ Jabar Meriahkan Pawai Taaruf

Minggu, 28 April 2024 | 16:20

Kepala Staf Angkatan Darat Israel Diperkirakan Mundur dalam Waktu Dekat

Minggu, 28 April 2024 | 16:12

Istri Rafael Alun Trisambodo Berpeluang Ditersangkakan

Minggu, 28 April 2024 | 16:05

Selengkapnya