TIM BPBD Kota Palembang saat mengevakuasi terdampak banjir/Ist
Bencana hidrometeorologi basah melanda dua wilayah administrasi di Provinsi Sumatera Selatan. Banjir melanda Kota Palembang, meskipun pantauan hingga berita ini diturunkan banjir sudah berangsur surut.
Di wilayah lain, tanah longsor teridentifikasi di Kabupaten Lahat. Dua peristiwa tersebut tidak mengakibatkan terjadinya korban jiwa.
Plt. Kepala Pusat Data Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Abdul Muhari mengatakan, berdasarkan laporan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Palembang, banjir di wilayahnya terjadi setelah hujan lebat menguyur beberapa kecamatan.
Hujan dengan intensitas tinggi ini ata Muhari, menyebabkan debit air anak Sungai Musi meluap.
"Kondisi tersebut diperburuk oleh faktor drainase kota yang kurang optimal. Banjir yang berlangsung pada Sabtu dini hari (25/12), pukul 04.00 WIB, terpantau 60 hingga 100 cm," demikian penjelasan Muhari.
BPBD Kota Palembang mencatat lima kecamatan terdampak banjir tersebut, yaitu Kecamatan Seberang Hulu I, Seberang Hulu II, Sukarame, Kemuning dan Ilir Barat I.
Sementara itu Muhari juga mengungkapkan, tanah longsor di Kabupaten Lahat terjadi pada Jumat (24/12), pukul 19.36 WIB.
Dijelaskan Muhari, gerakan tanah dipicu oleh hujan deras dan kondisi tanah labil sehingga material longsor terjadi di jalur lalu lintas antara Lahat dan Pagar Alam.
Peristiwa ini terjadi di wilayah administrasi Desa Jati, Kecamatan Pulau Pinang.
Dikatakan Muhari, BPBD Kabupaten Lahat dan Dinas Pekerjaan Umum melakukan pembersihan material dengan alat berat. Sedangkan TNI dan Polri membantu pengamanan di sekitar lokasi. Material longsor tersebut menutup beberapa titik ruas jalan sepanjang 100 meter.
"Berdasarkan analisis Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG), wilayah Pulau Pinang memiliki potensi gerakan tanah menengah hingga tinggi," jelas Muhari.
Sebanyak 11 kecamatan lainnya di Kabupaten Lahan teridentifikasi berpotensi gerakan tanah menengah hingga tinggi, sedangkan Kecamatan Tanjung Sakti Pumi dan Tanjung Sakti Pumu memiliki potensi tinggi.
BNPB mengimbau pemerintah daerah dan warga untuk selalu waspada dan siap siaga terhadap potensi bahaya hidrometeorologi basah, seperti banjir, banjir bandang, tanah longsor dan angin kencang, khususnya jelang puncak musim hujan pada Januari 2021 hingga Februari 2022.