Berita

Arief Poyuono (kedua dari kiri) saat jadi narasumber di diskusi Total Politik bertemakan Haruskah Presiden Indonesia Orang Jawa?, Jakarta Pusat, Minggu (19/12)./RMOL

Politik

Arief Poyuono: Capres dari Jawa Hanya Bisa Dikalahkan Orang Tionghoa

MINGGU, 19 DESEMBER 2021 | 14:56 WIB | LAPORAN: RAIZA ANDINI

Mantan politisi Partai Gerindra Arief Poyuono menyampaikan bahwa selama ini Indonesia kerap dipimpin oleh orang dari etnis Jawa. Pasalnya, orang di luar etnis Jawa tidak akan sanggup mengalahkan etnis Jawa yang mayoritas memimpin negeri ini sejak Indonesia berdiri.

Demikian dikatakan Arief dalam acara diskusi Total Politik bertemakan Haruskah Presiden Indonesia Orang Jawa?, Jakarta Pusat, Minggu (19/12).

Menurutnya, calon presiden dari luar Jawa akan kesulitan untuk maju menjadi calon presiden. Namun demikian, Arief meyakini, calon presiden dari Jawa mampu dikalahkan oleh orang dari etnis Tionghoa.

"Dari awal mana ada orang di luar Jawa kecuali memang misalnya Mas Anies yang setengah timur tengah dia masuklah dalam kontestasi presiden, nah yang bisa kalahkan Jawa itu hanya Tionghoa,” kata Arief.

Dia menambahkan, jika ada calon presiden dari etnis Tionghoa dan beragama muslim, maka pasti akan didukung dan mampu memenangkan kontestasi pemilihan presiden (Pilpres) mendatang.

"Tapi sayangnya tidak ada (orang) Tionghoa yang mau maju. Kalau dia mau maju, gagal. Apalagi Tionghoanya muslim wah itu tidak ada yang ngalahin itu,” ucapnya.

Arief mengatakan, pemimpin Indonesia harus dari kalangan etnis Jawa. Pendapat Arief,  pemimpin dari kalangan Jawa merupakan bagian dari tradisi kepemimpinan Indonesia. Jikapun ada dari luar Jawa maka dipastikan tidak akan menang.

"Presiden harus dan pasti orang Jawa. Yang lain boleh mencalonkan tapi percuma habis nanti karena ada 20 persen threshold-nya, karena akan kalah. Pak JK sendiri kan sudah ngakuin kan, ngakuin yang menang pasti matoritas Jawa, karena dulu dia lawan siapa itu wakilnya itu Wiranto 12 presen kan,” tutupnya.

Populer

Rocky Gerung Ucapkan Terima Kasih kepada Jokowi

Minggu, 19 Mei 2024 | 03:46

Pengamat: Jangan Semua Putusan MK Dikaitkan Unsur Politis

Senin, 20 Mei 2024 | 22:19

Dulu Berjaya Kini Terancam Bangkrut, Saham Taxi Hanya Rp2 Perak

Sabtu, 18 Mei 2024 | 08:05

Produksi Film Porno, Siskaeee Cs Segera Disidang

Rabu, 22 Mei 2024 | 13:49

Topeng Mega-Hasto, Rakus dan Berbohong

Kamis, 23 Mei 2024 | 18:03

IAW Desak KPK Periksa Gubernur Jakarta, Sumbar, Banten, dan Jateng

Senin, 20 Mei 2024 | 15:17

Pj Gubernur Jabar Optimistis Polisi Mampu Usut Kasus Pembunuhan Vina Cirebon

Kamis, 23 Mei 2024 | 06:48

UPDATE

Hukuman Fahim Mawardi Dikorting MA hingga 6 Tahun

Rabu, 29 Mei 2024 | 04:00

Stafsus Jokowi Rekomendasikan 7 Poin ke Nadiem

Rabu, 29 Mei 2024 | 03:53

Warga Jakarta Puas dengan Kinerja Heru soal Transportasi

Rabu, 29 Mei 2024 | 03:31

Jemaah Tak Pakai Visa Resmi Haji Didenda Rp42 Juta

Rabu, 29 Mei 2024 | 03:09

Iduladha Tahun Ini Diperkirakan Serentak

Rabu, 29 Mei 2024 | 02:17

Pilkada Jakarta Tetap Jadi Sorotan Meski Ibukota Pindah

Rabu, 29 Mei 2024 | 02:12

Asisten Sandra Dewi Diperiksa Kejagung

Rabu, 29 Mei 2024 | 02:00

Cegah Terorisme, Imigrasi Awasi Ketat WNA Masuk Indonesia

Rabu, 29 Mei 2024 | 01:42

Call Center PPDB DKI Lemot Bisa Bikin Emosi Masyarakat Meluap-luap

Rabu, 29 Mei 2024 | 01:19

Mayoritas Pelaku Terorisme Akibat Pengaruh Internet

Rabu, 29 Mei 2024 | 01:02

Selengkapnya