Berita

Para pengungsi ilegal mencoba menaiki sampan untuk menyeberang ke Inggris/Net

Dunia

Kalah Jumlah, Polisi Prancis Tak Kuasa Hadapi Arus Migran yang Ingin Menyeberang ke Inggris

JUMAT, 17 DESEMBER 2021 | 06:21 WIB | LAPORAN: RENI ERINA

Krisis migran di perbatasan Prancis-Inggris masih terus berlanjut.

Pada Kamis dini hari (16/12), puluhan migran tiba di pantai Prancis utara dengan sampan abu-abu. Mereka bergerak menuju laut hendak menyeberang ke Inggris. Beberapa polisi Prancis yang membawa obor dan berusaha menghalau kedatangan mereka, nampak tidak bisa berbuat banyak.  
Mulanya, ada sedikit ketegangan di mana polisi berusaha keras menghalau langkah mereka ke arah sampan yang akan membawa mereka pergi. Sayangnya, jumlah migran jauh lebih banyak dan mereka adalah orang-orang yang nekat. Polisi pun tak berdaya. Terutama ketika para wanita yang menggendong anak-anaknya yang terbungkus selimut berteriak histeria saat polisi mencegatnya.  


"Terima kasih," kata beberapa wanita saat polisi terpaksa membiarkan mereka lewat.

Di tepi pantai di wilayah Wimereux, dekat Calais, polisi yang berjumlah sekitar 10 orang hanya bisa berdiri pasrah.

"Kami hanya ingin pergi ke Inggris," ujar salah seorang migran. Kebanyakan, mereka adalah migran Kurdi yang ingin melarikan diri dari kemiskinan dan konflik yang melanda negara mereka.

Arus migran dengan perahu reyot yang menyeberang selat Prancis-Inggris telah menjadi sumber ketegangan antara Paris dan London, terutama setelah tragedi 27 migran tenggelam bulan lalu.

Arus migran yang tak henti sejak beberapa tahun lalu mendorong Inggris mengeluarkan tuduhannya bahwa Prancis tidak berbuat cukup untuk mengawasi pantainya. Sebaliknya, Prancis menuduh Inggris memiliki undang-undang perburuhan yang longgar yang menarik imigran ilegal.

"Tolong kami, kami ingin pergi ke Inggris, tolong! Kami hanya punya mimpi," selalu itu yang diteriakkan para migran setiap kali berusaha menyeberang.

Kenekatan para migran yang hendak menyeberang memicu kekhawatiran aparat dari kedua negara. Sampan yang mereka gunakan untuk menyeberang tidak ada yang layak. Rusak dan kecil, tidak sesuai dengan jumlah muatan.

Ada banyak kejadian sampan migran terbalik saat menghadang ombak dan menelan banyak korban.

Populer

Polemik Jam Buka Toko Kelontong Madura di Bali

Sabtu, 27 April 2024 | 17:17

Kaki Kanan Aktor Senior Dorman Borisman Dikubur di Halaman Rumah

Kamis, 02 Mei 2024 | 13:53

Bey Pastikan Kesiapan Pelaksanaan Haji Jawa Barat

Rabu, 01 Mei 2024 | 08:43

Pj Gubernur Jabar Ingin Persiapan Penyelenggaraan Ibadah Haji Sempurna

Kamis, 02 Mei 2024 | 03:58

Bocah Open BO Jadi Eksperimen

Sabtu, 27 April 2024 | 14:54

Kantongi Sertifikasi NBTC, Poco F6 Segera Diluncurkan

Sabtu, 04 Mei 2024 | 08:24

Pj Gubernur Jabar Minta Pemkab Garut Perbaiki Rumah Rusak Terdampak Gempa

Senin, 29 April 2024 | 01:56

UPDATE

Eko Darmanto Bakal Didakwa Terima Gratifikasi dan TPPU Rp37,7 M

Senin, 06 Mei 2024 | 16:06

Fahri Hamzah: Akademisi Mau Terjun Politik Harus Ganti Baju Dulu

Senin, 06 Mei 2024 | 15:56

Pileg di Intan Jaya Molor Karena Ulah OPM

Senin, 06 Mei 2024 | 15:56

Gaduh Investasi Bodong, Pengamat: Jangan Cuma Nasabah, Bank Juga Perlu Perlindungan

Senin, 06 Mei 2024 | 15:46

Tertinggi dalam Lima Tahun, Ekonomi RI di Kuartal I 2024 Tumbuh 5,11 Persen

Senin, 06 Mei 2024 | 15:46

Parnas Tak Punya Keberanian Usung Kader Internal jadi Cagub/Cawagub Aceh

Senin, 06 Mei 2024 | 15:45

PDIP Buka Pendaftaran Cagub-Cawagub Jakarta 8 Mei 2024

Senin, 06 Mei 2024 | 15:35

Dirut Pertamina: Kita Harus Gerak Bersama

Senin, 06 Mei 2024 | 15:35

Banyak Pelanggan Masih Pakai Ponsel Jadul, Telstra Tunda Penutupan Jaringan 3G di Australia

Senin, 06 Mei 2024 | 15:31

Maju sebagai Cagub Jateng, Sudaryono Dapat Perintah Khusus Prabowo

Senin, 06 Mei 2024 | 15:24

Selengkapnya