Berita

Massa aksi unjuk rasa dari perusahaan produksi alat swab test Covid-19 saat menyampaikan tuntutannya di depan Istana Merdeka, Jalan Medan Merdeka Utara, Gambir, Jakarta Pusat, Senin, 13 Desember/Repro

Politik

Banjir Alkes Penanganan Covid-19 Dari Impor, Ratusan Pekerja Pabrik Produksi Alat Swab Antigen Demo di Istana

SENIN, 13 DESEMBER 2021 | 20:56 WIB | LAPORAN: AHMAD SATRYO

Ratusan karyawan dari Bogor, Depok dan Jakarta yang berasal dari lima perusahaan produsen alat Swab Antigen dalam negeri menggelar aksi demonstrasi di depan Istana Merdeka, Jalan Medan Merdeka Utara, Gambir, Jakarta Pusat, Senin (13/12).

Dalam aksinya, mereka mengajak segenap rakyat Indonesia mendukung kebijakan Presiden Joko Widodo melalui Gerakan Nasional Bangga Buatan Indonesia (GERNAS BBI) dengan cara memiliki jiwa bangga dengan produk buatan lokal terutama produk-produk berupa alat kesehatan untuk penanganan Covid-19.

"Saya kira, ini bentuk nyata dukungan pemerintah menciptakan lapangan kerja dengan memakai barang lokal seperti alkes ini," ujar Koordinator Aksi, Luthfi Wicaksono.

Luthfi mengatakan, ada lima perusahaan yang menggelar aksi di antaranya PT Taishan alkes Indonesia, PT Sri Tita Medika, PT Tjahaya Inti Gemilang, PT Intertekno Grafika Sejati serta PT Penjalindo Nusantara.

Tak hanya itu, aksi yang menyuarakan mencintai produk alkes dalam negeri tersebut juga didukung oleh Koalisi Masyarakat Pekerja alkes lokal.

Selain mendukung GERNAS BBI, para demonstran juga menyerukan agar pemerintah memberantas mafia alkes dan mafia impor, dengan cara menolak memakai barang impor-impor yang didatangkan dari negara luar.

"Kalau pemerintah memiliki political will yang kuat, seharusnya alkes seperti alat swab antigen ini tidak perlu impor, mengingat alkes impor itu harganya sangat mahal," tuturnya.

Mengingat alkes dapat diproduksi di dalam negeri, atas dasar hal tersebut para pengunjuk rasa meminta agar Jokowi juga lebih tegas kepada para pembantunya untuk mendukung, sehingga lebih mengutamakan penggunaan alat swab antigen lokal ketimbang impor.

Luthfi juga memandang, menjaga roda industri dalam negeri sangat penting demi keberlangsungan hidup masyarakat pekerja di Indonesia. Karena dengan begitu akan banyak tenaga kerja lokal yang terserap sehingga pengangguran terkurangi.

Maka dari itu, Luthfi menegaskan bahwa dampak ketidakberpihakan pemerintah terhadap industri di dalam negeri bisa berimbas kepada banyaknya perusahaan yang akan gulung tikar, mengingat pasar alkes Indonesia akan dibanjiri produk impor.

"Jujur kami sampaikan, masa depan perusahaan tempat kami bekerja terancam akibat masih banyaknya alat swab antigen impor yang digunakan dan beredar di pasaran. Kami karyawanpun terancam di PHK," Luthfi.

Ditempat yang sama, salah seorang orator, Sahala Pohan menegaskan, keberpihakan pemerintah kepada barang import alkes jelas akan merugikan industri nasional.

"Untuk itu, kami meminta perhatian Presiden Jokowi agar benar-benar memperhatikan nasib industri lokal ini," pinta Sahala Pohan.

Sahala memandang, momentum pandemi Covid-19 harus dijadikan untuk meningkatkan kemampuan dan kapasitas alkes nasional oleh pemerintah.

Hal tersebut menurutnya, menjadi bukti yang bisa ditunjukkan kepada dunia bahwa Indonesia bangga dengan produk buatan sendiri. Namun dia merasa aneh jika pemerintah sibuk impor barang alkes yang justru sebenarnya bisa diproduksi dalam negeri.

"Ini akhirnya kita akan mundur 25 tahun ke belakang," sesal Sahala.

Populer

UPDATE

Selengkapnya