Berita

Raffi Ahmad mengajak masyarakat membaca buku “Demokrasi di Era Post Truth” agar bisa lebih bijak dalam bermedia sosial/Ist

Politik

Raffi Ahmad: Buku "Demokrasi di Era Post Truth", Bukti Adaptasi Budi Gunawan pada Era Media Sosial

SABTU, 11 DESEMBER 2021 | 23:51 WIB | LAPORAN: AHMAD KIFLAN WAKIK

Kalangan influencer menyambut hangat terbitnya buku karya Kepala Badan Intelijen Negara (BIN), Prof Jenderal Pol (Purn) Budi Gunawan, berjudul “Demokrasi di Era Post Truth”, yang baru saja diterbitkan.

Menurut influencer dan artis muda Raffi Ahmad, sosok Budi Gunawan sangat hebat karena bisa terus beradaptasi pada setiap generasi dan mengikuti era-era baru. Salah satunya dengan meluncurkan buku yang berisi edukasi untuk bijak di era media sosial

“Hebatnya Pak Budi Gunawan ini bisa terus bergenerasi. Buku ini sangat penting banget dibaca untuk anak muda, karena kalau mau sukses harus bisa beradaptasi dengan keadaan, lingkungan, dan perkembangan zaman,” ujar Raffi Ahmad dalam keterangan tertulis, Sabtu (11/12).


Raffi mengatakan, belakangan ini berita hoax sudah sangat sering ditemukan di media sosial dan hal tersebut bukan hanya menjadi musuh personal, namun menjadi musuh negara. Sehingga, edukasi untuk menyaring berita hoax sudah menjadi kebutuhan.

“Era sekarang itu, dengan menyebarkan hoax melalui media digital dalam hitungan detik gampang saja. Jadi kita yang harus pintar-pintar di era sekarang ini,” jelasnya.

Untuk itu, Raffi mengajak semua golongan masyarakat terutama kalangan muda untuk membaca buku “Demokrasi di Era Post Truth”. Karena di dalamnya terdapat banyak ilmu bermedia sosial di era sekarang ini.

“Saya Raffi Ahmad, mengajak kepada semua golongan dan kalangan muda. Sangat penting buku “Demokrasi di Era Post Truth”, untuk membimbing kita di era digital ini,” pungkasnya.

Adapun buku tersebut membahas tentang disinformasi di era post-truth sebagai ancaman kesehatan demokrasi elektoral.

Buku ini juga menyoroti pasal keyakinan personal yang lebih penting daripada fakta objektif dalam membangun opini publik, sehingga antara kebohongan dan kebenaran sulit diidentifikasi.

Populer

Mantan Jubir KPK Tessa Mahardhika Lolos Tiga Besar Calon Direktur Penyelidikan KPK

Rabu, 24 Desember 2025 | 07:26

Kejagung Copot Kajari Kabupaten Tangerang Afrillyanna Purba, Diganti Fajar Gurindro

Kamis, 25 Desember 2025 | 21:48

Sarjan Diduga Terima Proyek Ratusan Miliar dari Bupati Bekasi Sebelum Ade Kuswara

Jumat, 26 Desember 2025 | 14:06

Mantan Wamenaker Noel Ebenezer Rayakan Natal Bersama Istri di Rutan KPK

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:01

8 Jenderal TNI AD Pensiun Jelang Pergantian Tahun 2026, Ini Daftarnya

Rabu, 24 Desember 2025 | 21:17

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

UPDATE

KPK Usut Pemberian Rp3 Miliar dari Satori ke Rajiv Nasdem

Selasa, 30 Desember 2025 | 16:08

Rasio Polisi dan Masyarakat Tahun 2025 1:606

Selasa, 30 Desember 2025 | 16:02

Tilang Elektronik Efektif Tekan Pelanggaran dan Pungli Sepanjang 2025

Selasa, 30 Desember 2025 | 15:58

Pimpinan DPR Bakal Bergantian Ngantor di Aceh Kawal Pemulihan

Selasa, 30 Desember 2025 | 15:47

Menag dan Menko PMK Soroti Peran Strategis Pendidikan Islam

Selasa, 30 Desember 2025 | 15:45

Jubir KPK: Tambang Dikelola Swasta Tak Masuk Lingkup Keuangan Negara

Selasa, 30 Desember 2025 | 15:37

Posko Kesehatan BNI Hadir Mendukung Pemulihan Warga Terdampak Banjir Bandang Aceh

Selasa, 30 Desember 2025 | 15:32

Berikut Kesimpulan Rakor Pemulihan Pascabencana DPR dan Pemerintah

Selasa, 30 Desember 2025 | 15:27

SP3 Korupsi IUP Nikel di Konawe Utara Diterbitkan di Era Nawawi Pomolango

Selasa, 30 Desember 2025 | 15:10

Trump ancam Hamas dan Iran usai Bertemu Netanyahu

Selasa, 30 Desember 2025 | 15:04

Selengkapnya