Berita

Surplus perdagangan Taiwan dengan Amerika Serikat diduga disebabkan oleh perang dagang antara China dan Amerika Serikat serta pandemi Covid-19/Net

Dunia

Perang Dagang dan Covid-19, Alasan Ketidakseimbangan Perdagangan AS dan Taiwan?

JUMAT, 03 DESEMBER 2021 | 22:44 WIB | LAPORAN: AMELIA FITRIANI

Surplus perdagangan Taiwan dengan Amerika Serikat disebabkan oleh perang dagang antara China dan Amerika Serikat serta pandemi Covid-19.

Begitu kata seorang pejabat Bank Sentral Taiwan yang tidak disebutkan namanya kepada Reuters jelang akhir pekan ini. Komentar itu muncul tidak lama setelah Departemen Keuangan Amerika Serikat dalam laporan terbaru mengatakan bahwa Taiwan terus melampaui ambang manipulasi mata uangnya.

Dalam laporan mata uang semi-tahunannya, Departemen Keuangan Amerika Serikat mengatakan bahwa Taiwan, bersama dengan Vietnam, melampaui surplus perdagangan dan transaksi berjalan serta ambang intervensi valuta asing.

Menanggapi laporan itu, Pejabat Bank Sentral Taiwan anonim mengatakan bahwa pihaknya akan terus berkomunikasi dengan Amerika Serikat dan bahwa kedua belah pihak selalu berkomunikasi.

Surplus perdagangan Taiwan dengan Amerika Serikat sendiri melebihi 20 miliar dolar AS tahun lalu karena China dan Amerika Serikat terlibat perang dagang. Selain itu, pandemi Covid-19 juga membuat permintaan perangkat komunikasi buatan Taiwan yang melonjak.

Perang dagang telah membuat perusahaan teknologi secara khusus mengalihkan beberapa manufaktur dari China untuk menghindari tarif Amerika Serikat dan masalah politik. Sementara Pandemi Covid-19 memicu tren bekerja dan belajar dari rumah. Hal itu mendorong permintaan untuk laptop, tablet, dan ponsel pintar.

Sedangkan Taiwan adalah pusat global untuk produksi semikonduktor dan pemasok utama Apple Inc dan raksasa teknologi lainnya.

Penguatan 5,6 persen dolar Taiwan terhadap dolar AS tahun lalu adalah salah satu yang terkuat di Asia. Angka ini naik lebih dari 2,5 persen terhadap dolar AS tahun ini dan di antara mata uang Asia dengan kinerja terbaik.

Populer

Fenomena Seragam Militer di Ormas

Minggu, 16 Februari 2025 | 04:50

Asian Paints Hengkang dari Indonesia dengan Kerugian Rp158 Miliar

Sabtu, 15 Februari 2025 | 09:54

PT Lumbung Kencana Sakti Diduga Tunggangi Demo Warga Kapuk Muara

Selasa, 18 Februari 2025 | 03:39

Temuan Gemah: Pengembang PIK 2 Beli Tanah Warga Jauh di Atas NJOP

Jumat, 14 Februari 2025 | 21:40

Pengiriman 13 Tabung Raksasa dari Semarang ke Banjarnegara Bikin Heboh Pengendara

Senin, 17 Februari 2025 | 06:32

Dugaan Tunggangi Aksi Warga Kapuk Muara, Mabes Polri Diminta Periksa PT Lumbung Kencana Sakti

Selasa, 18 Februari 2025 | 17:59

Makan Bergizi Gratis Ibarat Es Teh

Jumat, 14 Februari 2025 | 07:44

UPDATE

Jejak Digital Ungkap PDIP Dalang Revisi UU KPK

Selasa, 25 Februari 2025 | 03:34

OMC di Jakarta Kurangi Curah Hujan hingga 60 Persen

Selasa, 25 Februari 2025 | 03:16

Lagu "Bayar Bayar Bayar" Dilarang Semakin Terkenal

Selasa, 25 Februari 2025 | 03:05

Bareng Ronny Talapessy, Ahmad Basarah Siap Jalani Tugas Jubir PDIP

Selasa, 25 Februari 2025 | 02:44

Politikus Senayan Ramaikan Turnamen Golf HPN 2025

Selasa, 25 Februari 2025 | 02:35

Tarif Tol Diskon 20 Persen Selama Mudik Lebaran

Selasa, 25 Februari 2025 | 02:09

Kejati Sumsel Tak Serius Tangani Kasus Pemalsuan Dokumen RUPSLB BSB

Selasa, 25 Februari 2025 | 01:40

Pramono Anung Dipuji Berani Bergabung di Retret

Selasa, 25 Februari 2025 | 01:19

Wamenko Polkam Imbau THR Cair H-7 Lebaran, Termasuk Ojol

Selasa, 25 Februari 2025 | 01:02

Operasi Pasar Digeber di 4 Ribu Titik

Selasa, 25 Februari 2025 | 00:36

Selengkapnya