Berita

Manta Menhan Ryamizard Ryacudu saat hadiri dialog kebangsaan yang dilakukan DPP PS/RMOL

Politik

Mantan Menhan Kecewa dengan Nadiem Makarim, Ini Penyebabnya

RABU, 10 NOVEMBER 2021 | 14:16 WIB | LAPORAN: FAISAL ARISTAMA

Pendidikan moral dan kebangsaan sedianya harus ditanamkan sejak dini atau di bangku Sekolah Dasar (SD) sebagaimana ditanamkan sejak dulu.

Gaya ala milenial yang menjadi dogma di era modern tidak semestinya menggerus moralitas, agama, dalam berbangsa dan bernegara.

Begitu disampaikan mantan Menteri Pertahanan (Menhan) Ryamizard Ryacudu saat dialog kebangsaan bersama Ketua Majelis Syuro PKS Salim Segaf Al-Jufri bertajuk "Bela Negara Tanggungjawab Bersama" yang bertepatan dengan Hari Pahlawan Nasional, di kantor DPP PKS, Jakarta, Rabu siang (10/11).

"Saya juga agak kecewa itu pada Mendikbud," sesalnya.

"Karena kenapa? Kalau menurut saya, kalau menjadikan anak itu hebat artinya dia itu bermoral dan kebangsaan mulai dari kelas 1 SD, mungkin bapak-bapak dulu saya juga begitu," sambungnya.

Ryamizard menilai, kondisi saat ini seolah semua harus milenial dan modern, jika tidak maka akan dianggap ketinggalan zaman.

Mantan KSAD itu menilai, cara pandang seperti itu justru bisa menggerus wawasan kebangsaan, apalagi jika mengesampingkan moralitas hingga agama.

"Sekarang milenial saja dia tidak mengerti agama lebih banyak rusak moral. Wawasan kebangsaan apalagi," katanya.

Ryamizard memberikan contoh konkret betapa wawasan kebangsaan sudah tergerus belakangan ini. Tiga tahun lalu, kata Ryamizard, ia menonton televisi ada lomba cerdas cermat.

"Pertanyaannya, ada di mana letak candi Borobudur? A itu di Madewa, B Indonesia, tapi tidak ada yang milih Indonesia," keluhnya.

"Ini salah satu ketidakadaan wawasan (kebangsaan)," demikian Ryamizard.

Dalam acara Dialog Kebangsaan yang diselenggarakan DPP PKS ini turut dihadiri oleh Presiden PKS Ahmad Syaikhu, Ketua DPP PKS Mardani Ali Sera, Wakil Ketua Komisi I Abdul Kharis, Ustadz Haikal Hasan, dan para petinggi serta kader PKS yang lainnya.

Populer

Pendapatan Telkom Rp9 T dari "Telepon Tidur" Patut Dicurigai

Rabu, 24 April 2024 | 02:12

Polemik Jam Buka Toko Kelontong Madura di Bali

Sabtu, 27 April 2024 | 17:17

Pj Gubernur Ingin Sumedang Kembali jadi Paradijs van Java

Selasa, 23 April 2024 | 12:42

Bey Pastikan Kesiapan Pelaksanaan Haji Jawa Barat

Rabu, 01 Mei 2024 | 08:43

Jurus Anies dan Prabowo Mengunci Kelicikan Jokowi

Rabu, 24 April 2024 | 19:46

Tim Hukum PDIP Minta Penetapan Prabowo-Gibran Ditunda

Selasa, 23 April 2024 | 19:52

Pj Gubernur Jabar Minta Pemkab Garut Perbaiki Rumah Rusak Terdampak Gempa

Senin, 29 April 2024 | 01:56

UPDATE

Prabowo-Gibran Perlu Buat Kabinet Zaken

Jumat, 03 Mei 2024 | 18:00

Dahnil Jamin Pemerintahan Prabowo Jaga Kebebasan Pers

Jumat, 03 Mei 2024 | 17:57

Dibantu China, Pakistan Sukses Luncurkan Misi Bulan Pertama

Jumat, 03 Mei 2024 | 17:46

Prajurit Marinir Bersama Warga di Sebatik Gotong Royong Renovasi Gereja

Jumat, 03 Mei 2024 | 17:36

Sakit Hati Usai Berkencan Jadi Motif Pembunuhan Wanita Dalam Koper

Jumat, 03 Mei 2024 | 17:26

Pemerintah: Internet Garapan Elon Musk Menjangkau Titik Buta

Jumat, 03 Mei 2024 | 17:26

Bamsoet Minta Pemerintah Transparan Soal Vaksin AstraZeneca

Jumat, 03 Mei 2024 | 17:16

DPR Imbau Masyarakat Tak Tergiur Investasi Bunga Besar

Jumat, 03 Mei 2024 | 17:06

Hakim MK Singgung Kekalahan Timnas U-23 dalam Sidang Sengketa Pileg

Jumat, 03 Mei 2024 | 16:53

Polisi Tangkap 2.100 Demonstran Pro-Palestina di Kampus-kampus AS

Jumat, 03 Mei 2024 | 16:19

Selengkapnya