Berita

Sekretaris IV MES Teguh Santosa (kiri) dan mantan Dubes Indonesia untuk Korea Selatan, Umar Hadi./RMOL

Dunia

Indonesia Pasar Produk Halal Terbesar, Program MES Disandingkan dengan Saemaul Undong

SELASA, 09 NOVEMBER 2021 | 18:10 WIB | LAPORAN: YELAS KAPARINO

Hanya masalah waktu, Indonesia akan menempati posisi pertama dalam Global Islamic Economy Rank. Dalam daftar yang diumumkan di bulan Desember 2020, Indonesia berada di posisi keempat setelah Malaysia, Arab Saudi, dan Persatuan Emirat Arab.

Setahun sebelumnya Indonesia berada di posisi kelima, dan di posisi kesepuluh pada 2018.

Demikian disampaikan Sekretaris Bidang IV Masyarakat Ekonomi Syariah (MES) Teguh Santosa dalam webinar internasional bertema “Indonesia-Korea: Enhancing Special Strategic Partnership and Co-prosperity” yang diselenggarakan Korean Center Kantor Berita Politik RMOL di Roemah Djan, Jalan Talang No. 3, Jakarta Pusat, Selasa (9/11).

“Peningkatan yang cukup signifikan ini terjadi karena Indonesia merupakan negara berpenduduk Muslim terbanyak di dunia, dan ini juga mengindikasikan kepercayaan pada sistem ekonomi syariah semakin tinggi,” ujar Teguh yang juga merupakan CEO RMOL Network.

Teguh membandingkan Malaysia yang saat ini berada di posisi pertama “hanya” memiliki penduduk Muslim sebanyak 20 juta jiwa. Lalu Saudi Arabia di posisi kedua memiliki 33 juta jiwa penduduk Muslim dan Persatuan Arab Emirat memiliki 7,2 juta jiwa umat Muslim.  

Dengan penduduk beragama Islam sebanyak 231 juta jiwa plus animo yang semakin tinggi pada sistem ekonomi dan keuangan syariah, Teguh yakin, dalam waktu tidak terlalu lama Indonesia akan menempati posisi pertama.

Di sisi lain, walau disebut berada pada posisi keempat ternyata di tahun 2020 tercatat pengeluaran konsumen untuk produk halal di Indonesia sebesar 184 miliar dolar AS. Fakta ini memperlihatkan Indonesia sesungguhnya telah menjadi pasar halal terbesar di dunia.

“Lihat saja nanti, tinggal menunggu waktu kita akan berada di posisi pertama,” kata Teguh lagi.

Pembicara lain dalam diskusi itu adalah mantan Duta Besar Republik Indonesia untuk Republik Korea, Umar Hadi, dan peneliti dari Korea Institute for Industrial Economics & Trade, Dr. Shin Yoonshung. Tidak seperti Teguh dan Umar Hadi yang hadir di lokasi kegiatan, Shin Yoonshung hadir secara virtual dari Seoul.

Sementara sambutan secara virtual disampaikan Menteri BUMN Erick Thohir yang sedang menjalani masa karantina setelah kembali dari perjalanan luar negeri, Ketua Komisi I DPR RI Meutya Hafid, dan Ketua Grup Kerjasama Bilateral (GKSB) Korea-Indonesia Edward Tannur yang juga baru kembali dari Seoul.

Dubes Republik Korea untuk Republik Indonesia Park Taesung hadir langsung di lokasi webinar. Begitu juga tamu kehormatan Dubes Republik Bolivarian Venezuela Radames Gomez.

Kepada Dubes Park, Teguh memperkenalkan MES sebagai forum inklusif yang didirikan pada 26 Maret 2001 untuk membangun sinergi di antara pemangku kepentingan dalam rangka mengembangkan sistem ekonomi dan keuangan syariah di Indonesia.

Sejumlah tokoh penting di pucuk pimpinan MES yang diperkenalkan Teguh adalah Wakil Presiden KH Maruf Amin sebagai Ketua Dewan Pembina, Gubernur BI Perry Warjiyo sebagai Ketua Dewan Pakar, Menko Polhukam Mahfud MD sebagai Ketua Dewan Penggerak, dan Ketua KADIN M. Arsjad Rasjid sebagai Ketua Dewan Penyantun.

Adapun Dewan Pengurus Harian dipimpin duet Ketua Umum Erick Thohir yang juga Menteri Negara BUMN dan Sekretaris Jenderal Iggi Haruman Achsien yang juga Komisaris PT Pertamina.

Teguh sendiri merupakan Sekretaris Bidang IV yang mengurusi hubungan luar negeri dan investasi. Bidang IV MES ini diketuai Friderica Widyasari Dewi.

Hal lain yang disampaikan dosen hubungan internasional Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah, Jakartam itu adalah empat program utama yang diumumkan Erick Thohir tak lama setelah terpilih sebagai Ketua Umum MES.

Keempat program itu adalah, pertama,  pembangunan industri halal di dalam dan luar negeri, dan kedua, melanjutkan pembangunan industri keuangan syariah dengan mengikuti trend masyarakat digital.

Lalu program ketiga adalah penciptaan iklim investasi yang bersahabat yang memungkinkan kelahiran perusahaan-perusahaan lokal yang menjadi juara di daerah masing-masing, yang pada gilirannya akan menjadi praltform yang menarik perusahaan-perusahaan skala kecil dan menengah.

Adapun program keempat adalah membangun ekonomi syariah dari kawasan pedesaan yang dipandang sebagai titik nol pertumbuhan.

Teguh mengatakan, empat program yang pada intinya adalah pemberdayaan umat ini mengingatkannya pada program Saemaul Undong di Korea Selatan yang diperkenalkan Presiden Park Chung Hee di era 1960an.

Program yang berarti membangun masyarakat baru dari pedesaan itu pada kenyataannya menjadi pondasi kokoh yang melahirkan perusahaan-perusahaan skala raksasa yang sekarang dimiliki Korea Selatan.

Populer

Pendapatan Telkom Rp9 T dari "Telepon Tidur" Patut Dicurigai

Rabu, 24 April 2024 | 02:12

Polemik Jam Buka Toko Kelontong Madura di Bali

Sabtu, 27 April 2024 | 17:17

Pj Gubernur Ingin Sumedang Kembali jadi Paradijs van Java

Selasa, 23 April 2024 | 12:42

Jurus Anies dan Prabowo Mengunci Kelicikan Jokowi

Rabu, 24 April 2024 | 19:46

Tim Hukum PDIP Minta Penetapan Prabowo-Gibran Ditunda

Selasa, 23 April 2024 | 19:52

Pj Gubernur Jabar Minta Pemkab Garut Perbaiki Rumah Rusak Terdampak Gempa

Senin, 29 April 2024 | 01:56

Bey Pastikan Kesiapan Pelaksanaan Haji Jawa Barat

Rabu, 01 Mei 2024 | 08:43

UPDATE

Hadiri Halal Bihalal Ansor, Kapolda Jateng Tegaskan Punya Darah NU

Jumat, 03 Mei 2024 | 06:19

Bursa Bacalon Wali Kota Palembang Diramaikan Pengusaha Cantik

Jumat, 03 Mei 2024 | 06:04

KPU Medan Tunda Penetapan Calon Terpilih Pileg 2024

Jumat, 03 Mei 2024 | 05:50

Pensiunan PNS di Lubuklinggau Bingung Statusnya Berubah jadi Warga Negara Malaysia

Jumat, 03 Mei 2024 | 05:35

Partai KIM di Kota Bogor Kembali Rapatkan Barisan Jelang Pilkada

Jumat, 03 Mei 2024 | 05:17

PAN Jaring 17 Kandidat Bakal Calon Wali Kota dan Wakil Wali Kota Bengkulu

Jumat, 03 Mei 2024 | 04:58

Benny Raharjo Tegaskan Golkar Utamakan Kader untuk Pilkada Lamsel

Jumat, 03 Mei 2024 | 04:41

Pria di Aceh Nekat Langsir 300 Kg Ganja Demi Upah Rp50 Ribu

Jumat, 03 Mei 2024 | 04:21

Alasan Gerindra Pagar Alam Tak Buka Pendaftaran Bacawako

Jumat, 03 Mei 2024 | 03:57

KPU Tubaba Tegaskan Caleg Terpilih Tidak Dilantik Tanpa Serahkan LHKPN

Jumat, 03 Mei 2024 | 03:26

Selengkapnya