Berita

Raja Mohammed VI/Net

Dunia

Green March ke-46, Raja Mohammed VI: Sahara adalah Bagian Terpenting Persatuan Kerajaan Maroko

MINGGU, 07 NOVEMBER 2021 | 10:44 WIB | LAPORAN: SARAH MEILIANA GUNAWAN

Sahara merupakan bagian terpenting dalam hal persatuan nasional Kerajaan Maroko. Untuk itu, Sahara tidak akan pernah berada di meja perundingan.

Begitu yang ditegaskan oleh Raja Mohammed VI ketika menyampaikan pidato untuk memperingati Green March ke-46 pada Sabtu (6/11).

"Maroko tidak bernegosiasi tentang Saharanya. Maroko di Sahara tidak pernah, dan tidak akan pernah, ada di meja perundingan," tegas raja, seperti dikutip MAP News.

Sebaliknya, ia mengatakan, Maroko saat ini sedang bernegosiasi untuk mencapai solusi damai demi mengakhiri perselisihan di kawasan.

Dalam hal ini, ia mengajak setiap orang di setiap bidang untuk tetap bergerak dan waspada demi mempertahankan kesatuan dan keutusan wilayah bangsa, termasuk melalui pembangunan serta pencapaian politik di wilayah selatan.

"Maroko di Sahara adalah fakta yang tidak dapat diubah dan tak terbantahkan, baik itu karena sejarah, legitimasi, kemauan yang kuat dari orang-orang Maroko atau pengakuan luas oleh masyarakat internasional," kata Raja Mohammed VI.

Lewat kesempatan tersebut, raja juga menyoroti berbagai perkembangan pengakuan dunia terhadap kedaulatan Maroko atas Sahara.

Salah satu pencapaian terbesar adalah keputusan Amerika Serikat (AS) yang mengakui kedaulatan penuh Maroko atas Sahara. Pengakuan tersebut menjadi dukungan besar bagi kekuatan dunia seperti AS dalam menyelesaikan masalah di kawasan.

Selain itu, Raja Mohammed VI juga mengapresiasi pembukaan konsulat di kota Laayun dan Dakhla oleh lebih dari 24 negara, terutama dari dunia Arab dan Afrika, menegaskan dukungan luas terhadap posisi Maroko.

"Kami percaya kami memiliki hak, hari ini, untuk mengharapkan sikap yang lebih berani dan lebih jelas dari mitra kami mengenai integritas teritorial negara kami," lanjut Raja.

Lebih lanjut, ia juga menekankan siap untuk mematuhi aturan internasional di bawah naungan Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB) untuk menyelesaikan isu Sahara.

Maroko juga menegaskan kembali komitmen untuk solusi damai, termasuk gencatan senjata.

Populer

Pendapatan Telkom Rp9 T dari "Telepon Tidur" Patut Dicurigai

Rabu, 24 April 2024 | 02:12

Polemik Jam Buka Toko Kelontong Madura di Bali

Sabtu, 27 April 2024 | 17:17

Pj Gubernur Ingin Sumedang Kembali jadi Paradijs van Java

Selasa, 23 April 2024 | 12:42

Jurus Anies dan Prabowo Mengunci Kelicikan Jokowi

Rabu, 24 April 2024 | 19:46

Tim Hukum PDIP Minta Penetapan Prabowo-Gibran Ditunda

Selasa, 23 April 2024 | 19:52

Pj Gubernur Jabar Minta Pemkab Garut Perbaiki Rumah Rusak Terdampak Gempa

Senin, 29 April 2024 | 01:56

Bocah Open BO Jadi Eksperimen

Sabtu, 27 April 2024 | 14:54

UPDATE

Bentuk Unit Khusus Pidana Ketenagakerjaan, Lemkapi sebut Kapolri Visioner

Kamis, 02 Mei 2024 | 22:05

KPK Sita Bakal Pabrik Sawit Diduga Milik Bupati Labuhanbatu

Kamis, 02 Mei 2024 | 21:24

Rakor POM TNI-Polri

Kamis, 02 Mei 2024 | 20:57

Semarak Hari Kartini, Srikandi BUMN Gelar Edukasi Investasi Properti

Kamis, 02 Mei 2024 | 20:50

KPK Sita Kantor Nasdem Imbas Kasus Bupati Labuhanbatu

Kamis, 02 Mei 2024 | 20:46

Sesuai UU Otsus, OAP adalah Pribumi Pemilik Pulau Papua

Kamis, 02 Mei 2024 | 20:33

Danone Indonesia Raih 3 Penghargaan pada Global CSR dan ESG Summit 2024

Kamis, 02 Mei 2024 | 20:21

Pabrik Narkoba di Bogor Terungkap, Polisi Tetapkan 5 Tersangka

Kamis, 02 Mei 2024 | 20:15

Ahmed Zaki Harap Bisa Bermitra dengan PKB di Pilgub Jakarta

Kamis, 02 Mei 2024 | 19:50

PP Pemuda Muhammadiyah Gelar Tasyakuran Milad Songsong Indonesia Emas

Kamis, 02 Mei 2024 | 19:36

Selengkapnya