Berita

Direktur Eksekutif Oversight of Indonesia's Democratic Policy, Satyo Purwanto/Net

Politik

Lukai Hati Rakyat, Saatnya Jokowi Tendang Menteri dan Pengpeng Bisnis PCR

KAMIS, 04 NOVEMBER 2021 | 11:19 WIB | LAPORAN: JAMALUDIN AKMAL

Presiden Joko Widodo melalui aparat penegak hukum diminta tegas untuk memproses hukum para menteri dan penguasa sekaligus pengusaha (pengpeng) yang diduga berbisnis PCR selama pandemi Covid-19.

Direktur Eksekutif Oversight of Indonesia's Democratic Policy, Satyo Purwanto mengatakan, praktik bisnis PCR demi keuntungan pribadi tidak bisa dibenarkan. Apalagi jika melibatkan menteri menggunakan pengaruh dan jabatannya untuk cawe-cawe.

"Yang bikin miris justru memperdagangkan obat dan peralatan yang sangat urgent seperti PCR, mestinya mereka semua khususnya para menteri yang terlibat harus segera mundur," ujar Satyo kepada Kantor Berita Politik RMOL, Kamis (4/11).


Selain itu, Satyo juga menyarankan agar dilakukan audit investigatif oleh lembaga semacam "joint task force" agar independen dan memiliki kekuatan untuk penyelidikan.

"Sebab para terduganya adalah pejabat tinggi dan memiliki pengaruh kuat, audit investigatif perlu untuk membongkar modus, motif, dan siapa saja yang berperan mengatur pengadaan barang dan jasa Covid-19, termasuk kemungkinan pelanggaran aturan persaingan usaha yang tidak sehat," kata Satyo.

Satyo juga menyoroti kasus korupsi bantuan sosial (bansos) di tahun pertama pandemi Covid-19 yang juga mirip dengan kasus bisnis PCR saat ini, yakni merugikan rakyat Indonesia.

"Namun untuk langkah awal perlu ada hukuman sosial dan politik bagi para pejabat tersebut, tentunya kejadian ini akan sangat membuat seluruh rakyat marah, karena sudah kebangetan. Mereka yang membuat aturan, mereka pula yang berdagang dan mengeruk untung dari negara," jelas Satyo.

Oleh karenanya, saat ini rakyat menunggu tindakan aparat penegak hukum untuk memproses hukum menteri yang berbisnis PCR.

"Kapolri, Jaksa Agung atau KPK di antara mereka mana yang lebih dulu akan menangkap para pejabat terduga tersebut dan Presiden Jokowi ditunggu ketegasannya untuk memecat para menteri yang terlibat," pungkas Satyo.

Populer

Masih Sibuk di Jogja, Pimpinan KPK Belum Tahu OTT di Lampung Tengah

Selasa, 09 Desember 2025 | 14:21

Pura Jadi Latar Film Porno, Hey Bali: Respons Aparat Dingin

Selasa, 09 Desember 2025 | 21:58

Kebun Sawit Milik POSCO Lebih dari Dua Kali Luas Singapura

Senin, 08 Desember 2025 | 19:12

Mahfud MD soal Bencana Sumatera: Menyuruh Pejabat Mundur Tidak Relevan

Rabu, 10 Desember 2025 | 05:53

Bangun Jembatan Harapan

Minggu, 07 Desember 2025 | 02:46

Distribusi Bantuan di Teluk Bayur

Minggu, 07 Desember 2025 | 04:25

Bahlil Minta Maaf Usai Prank Presiden Prabowo

Selasa, 09 Desember 2025 | 18:00

UPDATE

RUU Koperasi Diusulkan Jadi UU Sistem Perkoperasian Nasional

Rabu, 17 Desember 2025 | 18:08

Rosan Update Pembangunan Kampung Haji ke Prabowo

Rabu, 17 Desember 2025 | 17:54

Tak Perlu Reaktif Soal Surat Gubernur Aceh ke PBB

Rabu, 17 Desember 2025 | 17:45

Taubat Ekologis Jalan Keluar Benahi Kerusakan Lingkungan

Rabu, 17 Desember 2025 | 17:34

Adimas Resbob Resmi Tersangka, Terancam 10 Tahun Penjara

Rabu, 17 Desember 2025 | 17:25

Bos Maktour Travel dan Gus Alex Siap-siap Diperiksa KPK Lagi

Rabu, 17 Desember 2025 | 17:24

Satgas Kemanusiaan Unhan Kirim Dokter ke Daerah Bencana

Rabu, 17 Desember 2025 | 17:08

Pimpinan MPR Berharap Ada Solusi Tenteramkan Warga Aceh

Rabu, 17 Desember 2025 | 16:49

Kolaborasi UNSIA-LLDikti Tingkatkan Partisipasi Universitas dalam WURI

Rabu, 17 Desember 2025 | 16:45

Kapolri Pimpin Penutupan Pendidikan Sespim Polri Tahun Ajaran 2025

Rabu, 17 Desember 2025 | 16:42

Selengkapnya