Berita

China mengesahkan Undang-Undang Pendidikan yang bertujuan mengurangi tekanan pekerjaan rumah yang berlebihan dan bimbingan belajar intensif setelah jam sekolah/Net

Dunia

China Sahkan UU Untuk Kurangi Beban Pekerjaan Rumah Pada Siswa

MINGGU, 24 OKTOBER 2021 | 22:39 WIB | LAPORAN: AMELIA FITRIANI

China mengesahkan Undang-Undang Pendidikan yang bertujuan mengurangi tekanan pekerjaan rumah yang berlebihan dan bimbingan belajar intensif setelah jam sekolah.

Langkah terbaru disahkan pada hari Sabtu (23/10) oleh Komite Tetap Kongres Rakyat Nasional yang merupakan badan legislatif permanen negara itu.

Rincian lengkap dari undang-undang tersebut belum dipublikasikan, tetapi laporan media menunjukkan bahwa undang-undang tersebut mendorong orang tua untuk memelihara moral, perkembangan intelektual, dan kebiasaan sosial anak-anak mereka.

Dengan UU tersebut, maka pemerintah daerah akan bertanggung jawab untuk pelaksanaannya, seperti menyediakan dana untuk pengayaan kegiatan ekstra kurikuler.

Bukan hanya itu, orangtua juga akan diminta untuk memastikan anak-anak mereka memiliki waktu yang wajar untuk istirahat dan berolahraga, dan tidak menghabiskan terlalu banyak waktu online.

Undang-undang tersebut mendapat reaksi beragam di situs media sosial Weibo. Sebagian warga net di China memuji upaya untuk mengasuh anak dengan baik, sementara itu sebagian lainnya mempertanyakan apakah pihak berwenang setempat atau orang tua itu sendiri yang akan melakukan tugas itu.

"Saya bekerja 996 (dari jam 9 pagi sampai jam 9 malam, enam hari seminggu), dan ketika saya pulang malam saya masih harus melakukan pendidikan keluarga?" tanya seorang warga net di Weibo, sebagaimana dikutip oleh surat kabar South China Morning Post.

"Anda tidak dapat mengeksploitasi para pekerja dan masih meminta mereka untuk memiliki anak," sambungnya.

Kebijakan terbaru ini dibuat menyusul sejumlah kebijakan lainnya yang telah dibuat sebelumnya, seperti pada Agustus lalu, China melarang ujian tertulis untuk anak usia enam dan tujuh tahun.

Pejabat memperingatkan pada saat itu bahwa kesehatan fisik dan mental siswa sedang dirugikan.

Selain itu, pada tahun lalu negara bagian juga telah memperkenalkan sejumlah tindakan yang bertujuan untuk memoderasi "kecanduan" anak-anak terhadap internet dan budaya populer.

Populer

Fenomena Seragam Militer di Ormas

Minggu, 16 Februari 2025 | 04:50

Asian Paints Hengkang dari Indonesia dengan Kerugian Rp158 Miliar

Sabtu, 15 Februari 2025 | 09:54

PT Lumbung Kencana Sakti Diduga Tunggangi Demo Warga Kapuk Muara

Selasa, 18 Februari 2025 | 03:39

Temuan Gemah: Pengembang PIK 2 Beli Tanah Warga Jauh di Atas NJOP

Jumat, 14 Februari 2025 | 21:40

Pengiriman 13 Tabung Raksasa dari Semarang ke Banjarnegara Bikin Heboh Pengendara

Senin, 17 Februari 2025 | 06:32

Dugaan Tunggangi Aksi Warga Kapuk Muara, Mabes Polri Diminta Periksa PT Lumbung Kencana Sakti

Selasa, 18 Februari 2025 | 17:59

Makan Bergizi Gratis Ibarat Es Teh

Jumat, 14 Februari 2025 | 07:44

UPDATE

Jejak Digital Ungkap PDIP Dalang Revisi UU KPK

Selasa, 25 Februari 2025 | 03:34

OMC di Jakarta Kurangi Curah Hujan hingga 60 Persen

Selasa, 25 Februari 2025 | 03:16

Lagu "Bayar Bayar Bayar" Dilarang Semakin Terkenal

Selasa, 25 Februari 2025 | 03:05

Bareng Ronny Talapessy, Ahmad Basarah Siap Jalani Tugas Jubir PDIP

Selasa, 25 Februari 2025 | 02:44

Politikus Senayan Ramaikan Turnamen Golf HPN 2025

Selasa, 25 Februari 2025 | 02:35

Tarif Tol Diskon 20 Persen Selama Mudik Lebaran

Selasa, 25 Februari 2025 | 02:09

Kejati Sumsel Tak Serius Tangani Kasus Pemalsuan Dokumen RUPSLB BSB

Selasa, 25 Februari 2025 | 01:40

Pramono Anung Dipuji Berani Bergabung di Retret

Selasa, 25 Februari 2025 | 01:19

Wamenko Polkam Imbau THR Cair H-7 Lebaran, Termasuk Ojol

Selasa, 25 Februari 2025 | 01:02

Operasi Pasar Digeber di 4 Ribu Titik

Selasa, 25 Februari 2025 | 00:36

Selengkapnya