Berita

Para menteri Kabinet Indonesia Maju bersama Presiden Joko Widodo dan Wakil Presiden Maruf Amiin/Net

Politik

Banyak Menteri Kabinet Masuk Bursa Capres 2024, Politik Gentong Babi Harus Diawasi!

SELASA, 19 OKTOBER 2021 | 13:27 WIB | LAPORAN: FAISAL ARISTAMA

Tidak sedikit nama menteri Kabinet Indonesia Maju masuk dalam bursa calon presiden untuk Pemilu tahun 2024. Hal itu terungkap dalam Survei terbaru Saiful Mudjani Research and Consulting (SMRC).

Dari survei tersebut, terungkap nama-nama menteri yang kemungkinan besar memicu "politik gentong babi" yang bisa menyebabkan ketidakadilan hingga mengorbankan kualitas demokrasi.

Nama-nama menteri tersebut antara lain Prabowo Subianto yang menjabat sebagai Menhan, Sandiaga Salahuddin Uno Menparekraf, Tri Rismaharini Mensos, Mahfud MD Menkopolhukam, Airlangga Hartarto Menko Perekonomian, hingga M. Tito Karnavian Mendagri.

Fenomena ini ditanggapi pengamat komunikasi politik dari Universitas Esa Unggul, M. Jamiluddin Ritonga, yang mengimbau masyarakat untuk mewaspadai adanya tindakan memanfaatkan kebijakan untuk pencalonan para menteri di Pemilu, yang mana ini disebut sebagai "Politik Gentong Babi".

"Politik gentong babi kembali mencuat setelah ada indikasi banyak menteri yang potensial nyapres," ujar Jamiluddin dalam keterangan tertulisnya, Selasa (19/10).

Jamiluddin mengaku khawatir para menteri secara diam-diam menggunakan dana publik untuk mempengaruhi masyarakat agar memilihnya pada Pilpres 2024 nanti.

Sebab menurutnya, peluang ke arah itu memang sangat terbuka, terutama menteri yang tugas dan fungsinya (tupoksinya) bersentuhan langsung dengan masyarakat.

"Para menteri itu bisa saja mengkonversi beberapa program untuk digunakan kampanye secara indirect," tuturnya.

Salah satu cara yang disulap para menteri untuk memanfaatkan kebijakan menjadi pendulang suara adalah dengan membawa program kementerian kepada masyarakat yang sebenarnya tidak untuk kepentingan kementerian yang dipimpinnya.

"Tapi diarahkan untuk kepentingan nyapres," imbuh Dekan FIKOM IISIP Jakarta 1996-1999 ini.

Kampanye indirect (terselubung), kata Jamiluddin, dengan menggunakan dana negara memang berpeluang mempengaruhi masyarakat. Apalagi, saat ini sebagian masyarakat mengalami kesulitan untuk memenuhi kebutuhan hidup.

"Kelompok masyarakat seperti ini tentu potensial dipengaruhi politik gentong babi," katanya.

Hanya saja dia menilai, besar kecil pengaruhnya sangat ditentukan oleh nilai jual dari menteri yang melakukan politik gentong babi. Bagi menteri yang nilai jualnya tinggi, yang terlihat dari elektabilitasnya, tentu pengaruh politik gentong babi akan sangat besar kepada masyarakat.

"Politik gentong babi justru akan menimbulkan efek penguatan bagi masyarakat untuk memilih sang menteri," pungkasnya.

Populer

KPK Ancam Pidana Dokter RSUD Sidoarjo Barat kalau Halangi Penyidikan Gus Muhdlor

Jumat, 19 April 2024 | 19:58

Pendapatan Telkom Rp9 T dari "Telepon Tidur" Patut Dicurigai

Rabu, 24 April 2024 | 02:12

Megawati Bermanuver Menipu Rakyat soal Amicus Curiae

Kamis, 18 April 2024 | 05:35

Diungkap Pj Gubernur, Persoalan di Masjid Al Jabbar Bukan cuma Pungli

Jumat, 19 April 2024 | 05:01

Bey Machmudin: Prioritas Penjabat Adalah Kepentingan Rakyat

Sabtu, 20 April 2024 | 19:53

Pj Gubernur Ingin Sumedang Kembali jadi Paradijs van Java

Selasa, 23 April 2024 | 12:42

Viral Video Mesum Warga Binaan, Kadiv Pemasyarakatan Jateng: Itu Video Lama

Jumat, 19 April 2024 | 21:35

UPDATE

Satgas Judi Online Jangan Hanya Fokus Penegakkan Hukum

Minggu, 28 April 2024 | 08:06

Pekerja Asal Jakarta di Luar Negeri Was-was Kebijakan Penonaktifan NIK

Minggu, 28 April 2024 | 08:01

PSI Yakini Ekonomi Indonesia Stabil di Tengah Keriuhan Pilkada

Minggu, 28 April 2024 | 07:41

Ganjil Genap di Jakarta Tak Berlaku saat Hari Buruh

Minggu, 28 April 2024 | 07:21

Cuaca Jakarta Hari Ini Berawan dan Cerah Cerawan

Minggu, 28 April 2024 | 07:11

UU DKJ Beri Wewenang Bamus Betawi Sertifikasi Kebudayaan

Minggu, 28 April 2024 | 07:05

Latihan Evakuasi Medis Udara

Minggu, 28 April 2024 | 06:56

Akibat Amandemen UUD 1945, Kedaulatan Hanya Milik Parpol

Minggu, 28 April 2024 | 06:26

Pangkoarmada I Kunjungi Prajurit Penjaga Pulau Terluar

Minggu, 28 April 2024 | 05:55

Potret Bangsa Pasca-Amandemen UUD 1945

Minggu, 28 April 2024 | 05:35

Selengkapnya