Berita

Ilustrasi kekalahan Inggris dalam Pertempuran Yorktown 1781/Net

Histoire

Kekalahan Inggris yang Pahit dalam Pengepungan Yorktown 1781: Jenderal Cornwallis Menyerah kepada Amerika

SELASA, 19 OKTOBER 2021 | 06:20 WIB | LAPORAN: RENI ERINA

Ini adalah kisah tragis kekalahan Inggris dan bagaimana mereka dengan putus asa menyerahkan ribuan tentaranya kepada pasukan lawan.

Inggris, di bawah pimpinan Jenderal Charles Cornwallis, dengan lesu harus mengakui bahwa Amerika dan Prancis telah menjadikan mereka pecundang pada Pertempuran Yorktown 1781. Ini sekaligus menandai berakhirnya Perang Revolusi Amerika.

Amerika dan Inggris telah berperang selama enam tahun. Pada musim gugur 1781, Inggris menduduki Yorktown, di mana Cornwallis bermaksud untuk mereparasi dan memasok 9.000 tentaranya.

Sementara Cornwallis menunggu pasokan dan bala bantuan yang sangat dibutuhkan dari Angkatan Laut Kerajaan, Angkatan Darat Kontinental yang dipimpin Jenderal George Washington pun mengambil kesempatan itu.

Washington menerima kabar bahwa armada Prancis akan tersedia untuk membantu pengepungan AS di selatan New Jersey. Washington dan Rochambeau pun bersatu memindahkan pasukan mereka yang terdiri dari belasab ribu tentara ke selatan ke Virginia. Mereka merembukkan sebuah penyerbuan mematikan di Yorktown yang dikuasai Inggris.

Pasukan Amerika dan Prancis mulai menggali serangkaian parit paralel yang akan menjadi jalan bagi pasukan dan artilerinya untuk berada lebih dekat dengan tentara Inggris, sehingga memudahkan penyerangan.

Bekerja keras siang dan malam, tentara pasukan gabungan itu menggunakan sekop dan kapak untuk membuat garis perimeter parit yang akan menjebak Inggris.

Inggris yang mengetahui rencana itu kemudian melakukan gangguan dan serangan. Cornwallis juga menyuruh anak buahnya membangun garis pertahanan utama di sekitar Yorktown yang terdiri dari sepuluh benteng dan parit penghubung.

Pada awal Oktober 1781, Washington dibantu dengan pasukan dari Rochambeau akhirnya bersatu menggempur tentara Inggris di Yorktown, selama tiga minggu berturut-turut, dengan mengerahkan 17.000 tentara.

Inggris yang kelelahan selama enam tahun menghadapi Amerika Serikat, akhirnya harus keok saat menghadapi belasan ribu tentara selama tiga minggu yang brutal.

Pengepungan Prancis-Amerika telah menghabiskan persediaan makanan dan amunisi tentara Inggris, yang saat itu telah menderita karena penyakit, kekurangan pasokan, cuaca buruk, dan kekurangan sumber daya keuangan untuk meningkatkan tentara baru. Inggris mengalami kerugian besar dan terpaksa menyerah.

Tanpa harapan untuk melarikan diri, Cornwallis mengibarkan bendera gencatan senjata, seperti dikisahkan oleh History.

Ia menyetujui persyaratan Pasal Kapitulasi Washington dengan menandatangani dokumen di Moore House pada 19 Oktober 1781. Cornwalllis juga menyerahkan 8.000 tentaranya kepada Amerika dan Prancis.

Ada pertunjukkan menarik saat penyerahan Inggris kepada Amerika. Dalam sebuah tontonan yang luar biasa bagi semua yang menyaksikannya, anak buah Cornwallis berbaris keluar dari Yorktown di antara dua barisan tentara Amerika dan sekutunya, yang membentang lebih dari satu mil. Tentara Inggris kemudian berbaris ke lapangan dan meletakkan senjata mereka.

Berita kekalahan Inggris di Yorktown menyebar dengan cepat. Perayaan berlangsung di seluruh Amerika Serikat, dan membuat London terkejut.

Bagi London, Cornwallis adalah salah satu jenderal Inggris yang paling cakap. Pada 1776, ia mengusir pasukan Patriot Jenderal George Washington dari New Jersey, dan pada 1780 ia meraih kemenangan yang menakjubkan atas tentara Patriot Jenderal Horatio Gates di Camden, Carolina Selatan.

Kekalahan Cornwallis dianggap sangat 'memalukan'.

Setelah Inggris mengaku kalah, para tahanan Inggris kemudian digiring ke kamp-kamp penjara di Winchester, Virginia dan Frederick, Maryland. Tentara Amerika kembali ke Sungai Hudson, sementara tentara Prancis tetap di Yorktown dan Williamsburg selama musim dingin.

Cornwallis kembali ke Inggris dan dikepung pertanyaan dalam kontroversi publik yang panjang tentang siapa yang harus disalahkan atas kekalahan Inggris di Yorktown. 

Populer

Gempa Megathrust Bisa Bikin Jakarta Lumpuh, Begini Penjelasan BMKG

Jumat, 22 Maret 2024 | 06:27

KPK Lelang 22 iPhone dan Samsung, Harga Mulai Rp575 Ribu

Senin, 25 Maret 2024 | 16:46

Pj Gubernur Jawa Barat Dukung KKL II Pemuda Katolik

Kamis, 21 Maret 2024 | 08:22

KPK Diminta Segera Tangkap Direktur Eksekutif LPEI

Jumat, 22 Maret 2024 | 15:59

Bawaslu Bakal Ungkap Dugaan Pengerahan Bansos Jokowi untuk Menangkan Prabowo-Gibran

Rabu, 27 Maret 2024 | 18:34

Connie Bakrie Resmi Dipolisikan

Sabtu, 23 Maret 2024 | 03:11

KPK Lelang Gedung Lampung Nahdiyin Center

Selasa, 26 Maret 2024 | 10:12

UPDATE

Jelang Piala AFF dan AFC, 36 Pemain Masuk Seleksi Tim U-16 Tahap Dua

Jumat, 29 Maret 2024 | 08:02

Gunung Semeru Kembali Erupsi, Warga DIminta Tak Beraktivitas

Jumat, 29 Maret 2024 | 07:25

Kemnaker Gelar Business Meeting Pengembangan SDM Sektor Pariwisata

Jumat, 29 Maret 2024 | 07:11

2.098 Warga Terjangkit DBD, Pemkot Bandung Siagakan 41 Rumah Sakit

Jumat, 29 Maret 2024 | 07:01

Sebagian Wilayah Jakarta Diprediksi Hujan Ringan

Jumat, 29 Maret 2024 | 06:21

Warga Diimbau Lapor RT sebelum Mudik Lebaran

Jumat, 29 Maret 2024 | 06:11

Generasi Z di Jakarta Bisa Berkontribusi Kendalikan Inflasi

Jumat, 29 Maret 2024 | 06:04

Surat Dr Paristiyanti Nuwardani Diduga jadi Penyebab TPPO Farienjob Jerman

Jumat, 29 Maret 2024 | 06:00

Elektabilitas Cak Thoriq Tak Terkejar Jelang Pilkada Lumajang

Jumat, 29 Maret 2024 | 05:42

Satpol PP Diminta Jaga Perilaku saat Berinteraksi dengan Masyarakat

Jumat, 29 Maret 2024 | 05:31

Selengkapnya