Presiden Joko Widodo/Repro
Kinerja Badan Usaha Milik Negara (BUMN), dipatok Presiden Joko Widodo, bisa merealisasikan transformasi di sejumlah lini bisnis perseroan yang tidak hanya dengan penggabungan dan restrukturisasi, tetapi juga kontribusinya terhadap perekonomian nasional.
Hal itu disampaikan Jokowi saat memberi arahan para direktur utama BUMN, di Kabupaten Manggarai Barat, Nusa Tenggara Timur, Jumat kemarin (14/10).
Dalam pidatonya, Jokowi meminta Menteri BUMN Erick Thohir, agar memaksimalkan waktu yang tersisa untuk merealisasikan agenda transformasi perusahaan-perusahaan plat merah.
"Kita hanya punya waktu dua tahun. Bukan karena 2024, tidak. Memang kita hanya diberi waktu dua tahun kalau mau negara ini melompat," ujar Jokowi dikutip kanal Youtube Sekretariat Presiden, Minggu dini hari (17/10).
Selain itu, mantan Gubernur DKI Jakarta ini juga meminta agar bisa dilakukan transformasi ke bisnis digital sembari mengembangkan SDM. Dia meyakini, dua hal ini mampu mendongkrak kontribusi BUMN terhadap perekonomian negara lebih besar dari yang sekarang, yaitu sebesar Rp 3.290 triliun.
"Bagaimana menyiapkan SDM-nya, ekosistemnya, masuk ke adaptasi teknologinya, baru negara kita bisa melompat. Dan kita harus pontang-panting untuk itu," tuturnya.
Dalam kesempatan yang sama, Jokowi juga menyampaikan kekurangan perusahaan plat merah yang selama ini masih saja disuntik Penyertaan Modal Negara (PMN) jika kondisi keuangannya sakit.
Maka dari itu, Jokowi menegaskan kepada Erick Thohir agar lebih berani memutus kebijakan, jika ada perusahaan-perusahaan yang sering diproteksi PMN lantas masih saja sakit untuk segera dibubarkan.
"Kalau Pak Menteri sampaikan pada saya ada perusahaan seperti ini, kalau saya langsung tutup saja. Enggak ada selamat-selamatin," tegas Jokowi.