Berita

Presiden Joko Widodo (Jokowi)/Repro

Politik

Katanya Berbeda dengan Pemimpin Penipu, Profesor Singapura Ini Umbar Kehebatan Jokowi Bagai Dewa

JUMAT, 08 OKTOBER 2021 | 01:54 WIB | LAPORAN: AHMAD SATRYO

Sosok Presiden Joko Widodo dielu-elukan seorang profesor dari luar negeri, tepatnya dari National University of Singapore bernama Kishore Mahbubani.

Kishore mendewakan sosok Jokowi setinggi langit lantaran menganggap telah berhasil menjadi pemimpin jenius dan paling efektif di dunia.

Dalam tulisannya yang berjudul The Genius of Jokowi yang diterbitkan Project Syndicate, Kishore mengumbar kehebatan Jokowi dari sudut pandangnya, yang dia klaim juga diakui dunia.

"Keberhasilan Presiden Indonesia Joko Widodo layak mendapat pengakuan dan penghargaan yang lebih luas. Dia memberikan model pemerintahan yang baik yang dapat dipelajari oleh seluruh dunia," tulis Kishore sebagaimana dilansir Project Syndicate dan dikutip Jumat dini hari (8/10).

Menurut Kishore, Jokowi merupakan pemimpin yang lahir dari proses demokrasi yang baik. Berbeda dengan negara lain yang memakai sistem demokrasi tapi cenderung memilih pemimpin penipu.

Sebagai contoh, Kishore menyinggung soal keruntuhan pemerintahan Afghanistan baru-baru ini, yang ditumbangkan Thaliban dan disaksikan seluruh dunia.

"Tetapi ketika Indonesia, negara berpenduduk mayoritas muslim terbesar, menghasilkan pemimpin yang dipilih secara demokratis paling efektif di dunia saat ini,  yang dikenal sebagai Jokowi," katanya.

Menurutnya, tidak ada orang di luar Indonesia yang mengetahui cerita kesuksesan Jokowi menjadi pemimpin Indonesia yang merupakan negara paling sulit di dunia untuk diperintah.

Karena dalam pandangannya, Indonesia membentang 5.125 kilometer dari timur ke barat, dan memiliki beragam etnis, suku serta budaya. Bahkan ia mengira, luasan pemerintah Jokowi lebih besar dari benua Amerika Serikat karena terdiri dari 17.508 pulau.

Melihat segi geografis pemerintahan negara Republik Indonesia (RI), Kishore menilai Jokowi bukan hanya sekadar telah memimpin dengan baik, tapi juga telah menetapkan standar pemerintahan baru yang seharusnya membuat iri negara-negara demokrasi besar lainnya.

Di matanya, Jokowi telah menjembatani kesenjangan politik Indonesia. Berbeda dengan Joe Biden, Presiden Amerika Serikat terpilih pada 2020 lalu, yang juga pernah menjabat sebagai senator selama 36 tahun namun belum bisa menyelesaikan masalah perpecahan di negeri Paman Sam.

Sementara, Jokowi dalam periode keduanya menunjukkan hal yang berbeda. Karena berhasil merangkul lawan politikya di Pilpres 2019 silam, yaitu Prabowo Subianto dan Sandiaga Salahuddin Uno, ke dalam Kabinet Indonesia Maju.

Selain itu, dia juga melihat peran Jokowi yang mampu membalikkan keadaan demokrasi politik Indonesia. Di mana, partai-partai paling Islamis menjadi inklusif. Keberhasilan ini, menurutnya, berbeda dengan Presiden Jair Bolsonaro yang justru memperkuat perpecahan di Brasil.

Dari situ, Kishore mengingat pernyataan Jokowi saat dirinya bertemu dalam sebuah wawancara belum lama ini, yang menekankan soal persatuan dan kesatuan bangsa dan negara Indonesia di dalam konstitusi.

"Pilar ketiga ideologi Indonesia, Pancasila, menekankan persatuan dalam keragaman. Untuk itu, pembangunan koalisinya yang terampil menyebabkan disahkannya Omnibus Law tahun lalu, yang bertujuan untuk meningkatkan investasi dan menciptakan lapangan kerja baru," demikian Kishore menyampaikan pernyataan Jokowi.

Populer

Polemik Jam Buka Toko Kelontong Madura di Bali

Sabtu, 27 April 2024 | 17:17

Kaki Kanan Aktor Senior Dorman Borisman Dikubur di Halaman Rumah

Kamis, 02 Mei 2024 | 13:53

Bey Pastikan Kesiapan Pelaksanaan Haji Jawa Barat

Rabu, 01 Mei 2024 | 08:43

Pj Gubernur Jabar Ingin Persiapan Penyelenggaraan Ibadah Haji Sempurna

Kamis, 02 Mei 2024 | 03:58

Kantongi Sertifikasi NBTC, Poco F6 Segera Diluncurkan

Sabtu, 04 Mei 2024 | 08:24

Bocah Open BO Jadi Eksperimen

Sabtu, 27 April 2024 | 14:54

Ketua Alumni Akpol 91 Lepas Purna Bhakti 13 Anggota

Minggu, 05 Mei 2024 | 17:52

UPDATE

Menag Cek Persiapan Akhir Layanan Jemaah Haji di Arab Saudi

Selasa, 07 Mei 2024 | 02:05

Baru Kantongi 100 Ribu KTP, Noer Fajriensyah Ngebet Maju Pilgub Jakarta

Selasa, 07 Mei 2024 | 02:02

Politikus Perempuan di DPR Diprediksi Bertambah 10 Orang

Selasa, 07 Mei 2024 | 01:29

PDIP Tancap Gas Godok Nama-Nama Calon di Pilkada 2024

Selasa, 07 Mei 2024 | 01:26

Pemprov DKI Tak Serius Sediakan TPU di Kepulauan Seribu

Selasa, 07 Mei 2024 | 01:00

Subholding Pelindo Siap Kelola Area Pengembangan I Bali Maritime Tourism Hub

Selasa, 07 Mei 2024 | 00:40

Ridwan Kamil-Bima Arya Berpeluang Dipromosikan 3 Parpol Besar di Pilgub Jakarta

Selasa, 07 Mei 2024 | 00:32

DPRD DKI Terus Dorong Program Sekolah Gratis Direalisasikan

Selasa, 07 Mei 2024 | 00:24

Buku "Peta Jalan Petani Cerdas" Panduan Petani Sukses Dunia Akhirat

Senin, 06 Mei 2024 | 23:59

Popularitas Jokowi dan Gibran Tetap Tinggi Tanpa PDIP

Senin, 06 Mei 2024 | 23:11

Selengkapnya